Kongres Gemayomi I: Untuk Toleransi dan Persaudaraan Bangsa Rajut Bhinneka Rajut Padu Jiwa Merdeka
Tuesday, 24th September, 2019 | 760 Views

MENCERMATI FENOMENA KEKERASAN, ancaman intoleransi hingga semangat kebangsaan yang luruh tergerus masih menjadi persoalan seirus yang dihadapi bangsa Indonesia. Atas keadaan dan suasana yang memprihatinkan tersebut Gerakan Masyarakat Indonesia Melawan Intoleransi (GEMAYOMI) menyelenggarakan Kongres Nasional GEMAYOMI I pada 21 September 2019. Acara diadakan di Gedung Perwakilan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Jalan Kusumanegara, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

          Kongres berlangsung dalam dua bagian, yaitu saat pembukaan yang dihadiri para undangan berbagai ormas dan pegiat toleransi di Yogyakarta, seperti Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Pakualam X, tokoh nasional Prof Dr Buya Syafii Maarif, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof Dr Sri Adiningsih, anggota DPR RI, bupati/walikota, Forkominda, tokoh-tokoh lintas iman, hingga perwakilan berbagai organisasi, komunitas, dan pegiat keberagaman di Yogyakarta dan sekitarnya.

        Menurut Sekretaris Nasional Kongres Gemayomi I Roro Pambayun, tujuan pelaksanaan kongres tersebut adalah untuk menata dan menumbuhkan GEMAYOMI sebagai gerakan bersama melawan intoleransi, menyemai nilai-nilai Pancasila serta menyuburkan semangat kebangsaan di seluruh Indonesia.

    “Kemudian menyusun dan mengesahkan Anggaran Dasar Organisasi GEMAYOMI dan membentuk kepengurusan GEMAYOMI 2019-2024 serta menyusun rencana strategis GEMAYOMI 2019-2024 dengan memusatkan perhatian pada empat strategi penting, seperti edukasi nilai-nilai toleransi, Pancasila dan kebangsaan, pengembangan gerakan kebudayaan, pengembangan jaringan kerja melawan intoleransi serta advokasi dan pendampingan korban intoleransi. Tujuan pokok lainnya adalah mneguhkan komitmen akan toleransi, persaudaraan kebangsaan, dan nilai-nilai Pancasila sebagai prinsip dasar hidup bersama di Indonesia,” demikian Pambayun.

Bagi Semua Anak Bangsa

        Bagian kedua adalah peserta anggota GEMAYOMI yang terdiri dari sidang-sidang pleno dan komisi untuk membahas berbagai pokok bahasan internal GEMAYOMI yang mencakup tekad semua pihak untuk menguatkan jiwa toleransi, semangat kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila agar makin menjadi nyata. Hal itu akan menjadi kontribusi semua pihak bagi ibu pertiwi dan semua anak bangsa.

       Organisasi masyarakat GEMAYOMI adalah sebuah forum bersama yang lahir dari peristiwa Penyerangan Gereja St Lidwina Bedog di Kecamatan Gamping, DIY pada  awal 2018. Setelah itu GEMAYOMI dideklarasikan pada 11 Februari 2018 sebagai jawaban masyarakat sipil Yogyakarta atas situasi intoleransi yang semakin memecah belah anak bangsa.

       Dalam keterangan pers yang disampaikan pihak panitia kongres, Ketua Kongres I GEMAYOMI Lilik Krismantoro Putro mengungkapkan bahwa karena disatukan oleh kegelisahan yang sama atas situasi intoleransi, nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan di tengah hidup bersama yang makin melapuk, GEMAYOMI secara proaktif terus-menerus berjuang dengan secara langsung ke tengah masyarakat untuk mengadvokasi, mengampanyekan, mendidik serta memberikan desakan politik kepada berbagai pihak agar berkomitmen pada perlindungan keberagaman dan nilai-nilai Pancasila.

       Dia menambahkan bahwa GEMAYOMI secara konsisten terlibat dalam memelihara situasi keberagaman di Yogyakarta dan sekitarnya. Kasus pelarangan Sedekah Laut di Bantul, kasus penolakan tempat tinggal atas seorang seniman di Plered, kasus pelarangan ibadat Gereja di Sedayu dan penyeangan Gereja St Lidwina Bedog, dan berbagai peristiwa yang lain, telah memanggil GEMAYOMI hadir sebagai kekuatan masyarakat sipil yang dengan cepat merespons dan turut mengadvokasi para korban. *sembada/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang