Konsumen makin mencari bahan makan yang dipupuki secara organis. (Foto:sembada/ist)

SUDAH sekitar 10 tahun terakhir ini kalangan konsumen dari kelas ekonomi menengah dan atas sangat mendambakan atau mengidolakan makan yang bersifat organik atau yang diolah maupun dibudidayakan secara organis. Apa itu?

Budidaya tanaman organis adalah yang diperlukan secara khusus di medium yang serba menjauhi bahan kimia pada saat budidaya, pasca panen maupun pada saat pengolahan untuk disantap. Artinya, tanaman hanya tumbuh secara alamiah. Makan hara yang ada di tanah. Kalaupun ada tambahan (asupan) vitamin atau pupuk, maka untuk itu tidak diberikan pupuk kimia, melainkan pupuk organic yang berasal dari pupuk kandang, humus, sampah dan abu.

Begitu pula, apabila ada upaya untuk memerantas organisme pengganggu tanaman (OPT), maka yang dipakai adalah cairan atau butiran organik. Bukan endrin atau sejenis. Nah, menyangkut pupuk organik untuk kedelai akan mempercepat laju tumbuh tanaman karena mendapat unur hara yang cukup secara alamiah.

Karena kondisi inilah, sehingga masyarakat mencari dan menyukai bahan makanan organik. Alasannya, bahan makanan yang bukan diperlakukan dengan organis saat ini banyak mengandung racun yag bisa menimbulkan kanker dan penyakit lain. Inilah yang dihindari, sehingga banyak kalangan mencari dan meyukai bahan makanan yang dipupuk dengan bahan organik.  *sembada/mare