Digitalisasi Sektor Pertanian, Agree Telkom Dampingi Petani Mulai dari Hulu Ke Hilir
Saturday, 9th April, 2022 | 765 Views

TENTU TAK BISA dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengtehuan di semua bidang telah mempengaruhi secara signifikan pola dan tujuan setiap insani. Memang sektor pertanian termasuk di dalamnya. Diterima pun menerima atau tidak pastilah tidak ada pilihan. Artinya, ikut maju atau tetap mengikuti keadaan yang masih ‘tradisional’ menjadi ukuran kemajuan ke depan. Itulah yang diketahui dan dilihat Agree Telkom—satu unit usaha baru PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom)—digitalisasi sektor pertanian.

   “Ya Agree Telkom menjajagi pola kemitraan dengan pihak Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) untuk mendampingi para petani yang berhimpun di kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Program kami untuk pendampingan itu di seluruh Indonesia. Kami sudah mulai di beberapa daerah dan kebetulan ada panen raya padi di kawasan Komando Strategis Penggilingan Padi (Kostraling) di Indramayu yang dikelola oleh Koperasi Tani Mulus. Kami berpartisipasi,” begini cerita Chief Operating Officer (COO) Agree Telkom Danang Satria Mustari Nugroho kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Desa Mundak Jaya, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramau, Jawa Barat.

      Menurut Danang, sejak akhir 2021 Telkom Indonesia melalui Agree secara bertahap mulai penjajakan digitalisasi pada ekosistem Koperasi Tani Mulus. Kerjasama dengan pihak Koperasi  Tani Mulus berawal dari satu visi bersama terkait implementasi digitalisasi ekosistem pertanian padi di Kabupaten Indramayu. Sebab, Kabupaten Indramayu terkenal dengan potensi pertanian padi dengan luasan keseluruhan Indramayu mencapai 235.316 hektare (ha).

       Kenyataannya digitalisasi lahan yang dikelola Koperasi Tani Mulus sejak awal 2022 telah mencapai luasan 1.218 ha dari total 10.000 ha yang dimiliki. Pada lahan seluas itu diurus oleh 842 petani dan mendapat pendampingan mulai dari pengolahan lahan atau pratanam hingga hilir atau pascapanen.

     Adapun penerapan digitalisasi padi pada ekosistem Koperasi  Tani Mulus itu tidak lepas dari dukungan Muhaimin, Ketua Koperasi Tani Mulus dan para petani anggota koperasi. Keberhasilan panen raya pada ekosistem Koperasi Tani Mulus berbasis digitalisasi ini memang melibatkan field assistant (FA) Agree Telkom dan personal lain yang dinamai Local Champion Agree Hero yang aktif sosialisasi dan edukasi kepada para petani untuk peningkatan  produktivitas petani.

    Melalui digitalisasi bersama Telkom Indonesia, Ketua Koperasi Tani Mulus Muhaimin menjelaskan, pada awalnya produktivitas padi yang ada di kelompoknya sama seperti para petani lainnya, yakni hanya 5 ton per ha. Namun, setelah digitalisasi dan pendampingan, hasil yang didapat petani sudah mencapai 7 ton hingga 8 ton per ha.

   Diyakini bahwa pendampingan petani di lapangan dengan penguatan digitalisasi yang dilakukan oleh Telkom Indonesia melalui Agree Telkom dapat terus meningkatkan produktivitas petani sekaligus meningkatkan pendapatan mereka. Dan pada acara panen raya padi yang dilaksanakan oleh phak Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, kegiatan digitalisasi pada lahan Kelompok Tani Mulus bersama Telkom Indonesia telah memperoleh sambutan baik positif.

Monitoring Tanaman Hulu Ke Hilir

   Danang menyebut bahwa ke depan akan ada kolaborasi bersama antara Agree Telkom Indonesia dengan pihak Kementerian Pertanian untuk membentuk  ekosistem digital dalam memonitoring benih padi dari hulu ke hilir. Tujuannya adalah agar melalui penyelusuran secara digital itu bisa mendapatkan nilai tambah. Penjajagan tersebut telah disampaikan kepada Koordinator Pengawasan Mutu Benih, Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Catur Setiawan,STP,MSi.

   Dari pembicaraan yang berlangsung, Danang menambahkan bahwa pihak Catur Setiawan akan memantau produksi benih petani yang telah mendapat pengakuan sebagai penangkar benih. Selain itu pihak Direktorat Perbenihan juga memantau perkembangan budidaya setelah benih ditanam petani, sementara pihak Agree Telkom akan melakukan pemantauan di sisi hulu.

   Hal ini dilakukan agar Direktorat Pengawasan Mutu Benih, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan tidak hanya memiliki data monitoring produksi benih di penangkar, tetapi juga data produktivitas benih padi yang disalurkan. Data itu diperlukan untuk evaluasi dalam penyaluran benih ke depannya. Di Kabupaten Indramayu lahan produksi benih padi milik petani penangkar mencapai 100 ha dan sudah siap di kolaborasikan secara digital.

   Ke depan, secara konssten pihak Agree Telkom akan mendukung hilirisasi kegiatan petani. Artinya pihak Agree Telkom dapat menjadi marketplace penyalur benih unggul, dan sesuai standar persyaratan mutu. Dengan demikian, para petani dengan mudah mendapatkan benih berkualitas, sehingga benih yang tidak bersertifikat atau tidak jelas asal-usulnya tidak masuk ke lingkungan petani. Melalui digitalisasi pertanian di Koperasi  Tani Mulus, Indramayu dapat dijadikan contoh untuk daerah lainnya. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang