Cimanuk, Legenda Beras Cimanuk Ikon Pandeglang Kini Diidamkan Konsumen Nasional, Sedang Tertata…
Monday, 18th December, 2023 | 401 Views

BERAS CIMANUK ASAL Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten suatu hari di masa silam sangat terkenal di seantero Banten. Bahkan hingga Bumi Siliwangi dan Tanah Priangan. Nasi Cimanuk yang lezat, pulen dan enak menjadi pilihan moyang masyarakat Banten termasuk disaji kepada tamu. Kini status beras Cimanuk di pasaran hanya di kelas medium, padahal ia adalah beras premium idaman kakek-nenek moyang.

                                                                                                                                                                                                                         Perihal beras Cimanuk yang pernah melegenda itu digelorakan kembali oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan (PPHTP), Kementerian Pertanian (Kementan) Batara Siagian,SP,MAB bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Dr Nasir,SP,MP,MBA di Desa Dalem Balar, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang.

   Beras Cimanuk….nasi Cimanuk yang enaknya melegenda itu harus digelorakan mulai sekarang. Beras Cimanuk yang nasinya pulen itu patut kita kibarkan dan bangkitkan mulai penghujung 2023 ini, sehingga pada 2024 berasnya dicari masyarakat luas bukan saja dari Banten, tetapi juga dari kawasan. Kita menggelorakannya agar didengar banyak kalangan. Kita perduli milik kita,” ujar Batara setengah berteriak dengan semangat tak padam untuk memasarkan hasil pertanian Indonesia yang menjadi tugas dan fungsinya.

  Menyambut ujaran Batara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Nasir, mengangguk seraya  mengatakan: “Varietas atau jenis padi yang ada di daerah ini yang merupakan legenda di Pandeglang adalah beras Cimanuk. Malu kita sebagai penyumbang terbesar di Provinsi Banten, tetapi kita tidak bisa menunjukkan beras hasil dari jerih payah kita. Hasil keringat para petani tiap kali menanam padi. Kita harus kembali mengingat dan menggaungkan beras Cimanuk yang enak dan pulennya degemari dan disenangi masyarakat luas.

Potensi Beras Cimanuk

    Menurut Batara, potensi beras Cimanuk perlu ditata ulang dengan cara meningkatkan mutunya, sehingga harganya sesuai dengan kelasnya di premium atau kelas satu. Setelah itu meningkatkan efisiensi teknologi pengolahannya dengan mengganti alat penggilingan yang ada untuk menjangkau standar mutunya. Standar mutu tersebut, katanya, meliputi kebersihan penggilingan, kerapihan sekaligus tingkat kebersihan lantai jemur. Tingkat penerangan yang pencahayaannya menerpa semua peralatan penggilangan, seperti dari penuangan gabah atau padi, pemecahan kulit, penyosohan hingga pengemasan.

   Selanjutnya Batara menekankan agar penumpukan karung berisi gabar dibuat teratur di bagian sudat atau samping, karung kosong agar dilipat teratur dan ditempatkan agar mudah diambil. Kalau ada perangkat-perangkat lain di sekitar mesin penggiling yang tidak dibutuhkan saat proses supaya dijauhkan dan ditempatkan di sekitarnya dengan rapih.

   Nah, katanya melanjutkan: “Saya tekankan lagi. Kotoran dedaunan padi di lantai jemur harus dibersihkan, Kerikil-kerikil bekas karung atau bekas sandal agar disapu. Lantai pabrik penggilingan agar direhab dari tanah ke tegel atau keramik. Kemudian perangkat permesinan dan pendukungnya supaya dibersihkan dari sarang laba-laba kalau ada serta dicat warna cerah. Terakhir, bagian dinding dalam pabrik dan bagian luarnya agar dicat dengan warna terang. Bersih, rapih dan teratur. Jadi, jelaslah kita mendorong peningkatan mutu beras Cimanuk ke tingkat kelas satu bersaing dengan beras dari daerah lainnya.”

   Dia menambahkan, berkaitan dengan hal itu apabila semua bisa berjalan sesuai standar yang berlaku, maka tentu Desa Dalem Balar akan dijadikan saja sebagai KAMPUNG INOVATIF terutama untuk budidaya varietas yang ada dan berkelanjutan. Bahkan tempat itu diharapkan sebagai motor penggerak untuk perubahan menggapai standar mutu produksi. Jadi, nama-nama petani dan kelompoknya, luas lahan serta desanya mulai sekarang agar diidentifikasi secara jelas.

   “Saya berharap dalam pertemuan Sosialisasi Standar Nasional Indonesia Cara Budidaya Tanaman Pangan yang Baik-INDOGAP dan Sistem Informasi Sertifikasi dan Mutu (SI-SEMUT) produk tanaman pangan, apa saja yang dihasilkan akan membawa nilai tambah bagi petani,” kata Batara saat sosialisasi yang diikuti para petani dari beberapa kelompok, penyuluh lapangan pertanian (PPL) dan para pejabat dari Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang di Lantai Jemur Penggilingan Desa Dalem Balar, Kecamatan Cimanuk, pertengan Desember lalu.

    Dia juga menyebutkan bahwa beras Cimanuk bisa menghasilkan beras premium dan akan mendapatkan hak paten. Kemudian kandungan gizi dan unsur di dalamnya dibuat jelas, karbohitdrat sekian, mineral sekian dan vitamin sekian. Itu semua akan jadi pembeda beras Cimanuk dengan produk lain di kawasan ini. Kalau sudah terdaftar dan memenuhi standar dan mutu, siapapun tidak bisa mengaku tentang beras yang dihasilkannya sebagaiberas Cimanuk, kecuali dari Desa Dalem Balar.

Beras Cimanuk Ikon Pandeglang

    Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Dr Nasir,SP,MP, beras Cimanuk ini memang sudah ada semenjak leluhur dahulu dan varietasnya sudah ada. Tanaman padi Cimanuk itu awalnya berada di gunung, tetapi kemudian berkembang dan menyebar terus hampir di seluruh Pandeglang dan para petani menyebutnya padi Cimanuk atau beras Cimanuk.

    “Jadi, harapan saya kita tidak boleh menyerah kita harus kerja keras  dan tidak boleh berpuas diri dengan keadaan yang seperti ini. Kita harus melakukan pembenhan di penggilingan agar bersih dan indah. Agar kita tidak tertinggal dari petani lain dan agar kita turut menikmati perubahan mutu dan harga produk pertanian, maka kita harus malakukan perubahan,” sebut Nasir.

    Dia menambahkan, para petani perlu terlibat atau berpartisipasi melakukan lompatan-lompatan hebat untuk kemajuan bersama. Harus ada daya juang yang tinggi agar tidak ketinggalan dari pertani dan daerah lain. Harus ada niat besar untuk perubahan. Beras Pandeglang dari padi varietas Cimanuk harus jadi ikon Pandglang di Pandeglang dan untuk beras nasional. Dan itu harus terdaftar untuk bersaing di pasar-pasar dan di toko-toko.

   “Apalagi di sini ada sungai yang mengalir terus sepanjang waktu. Jadi, tidak ada cerita tidak tanam karena musim kering. Sebab, sungai terus berisi air mengalir sepanjang tahun, sehingga petani bisa menanm padi Cimanuk sepanjang tahun. Untuk meraih nomor tegister harus melalui beberapa tahap, seperti jumlah kelompok tani, nama-nama anggota, nama desa dan luasan lahan pertanaman. Kita harus bahu-membahu dan saling membantu agar kemajuan bersama segera terwujud terwujud,” Nasir berharap sekaligus berharap dengan bersungguh-sungguh.

   Dia menambahkan bahwa harapan itu harus menjadi harapan petani juga dan bersama-sama menjadikan beras Cimanuk sebagai ikon Pandeglang. Sebab, saat ini di mana-mana bisa saja dibilang beras Cimanuk, seperti dari Malingping bisa juga disebut beras Cimanuk. Dari mana-mana bisa bilang beras Cimanuk dengan alasan agar cepat laku dan harganya lebih tinggi. Beras Cimanuk itu akan naik dengan sendirinya. Harganya juga akan naik kalau nanti sudah beregister dan berlabel serta mutunya disertifikasi.

   “Jadi, ada peningkatan yang didapat para petani di sini. Untuk itu kita harus semangat  agar kita bisa membuktikan kalau 52.000 hektare lahan di kawasan ini menjadi brand beras Cimanuk asli dari Pandeglang dan berciri dengan rasa yang khas,” ujar kepala Dinas Pertanian Pandglang dan disamput para petani dan peserta sosialisasi SI-SEMUT dengan pekik riang gembira. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang