Di Tengah Panen Raya, Ombudsman dan Kementan Panen Bersama di Indramayu
Thursday, 7th April, 2022 | 582 Views

“SECARA BERSAMA KAMI hadir di Desa Mundak Jaya,Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu saat musim panen raya pada April di seluruh Indonesia untuk mengkonfirmasi panen. Kami juga memastikan langkah solusi cara agar hasil panen bisa terserap. Bersama para petani yang tergabung pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulus, di sini saya  Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan mewakili Menteri Pertanian, pihak Ombudsman, camat Cikadung dan aparat Desa Mundak Jaya pada siang ini melakukan panen.”

     Hal di atas disampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr Ir Suwandi seusai mengemudikan traktor combine harvester yang merupakan mesin pertanian yang efektif dan efisen melakukan panen. Di atas traktor serbaguna itu naik Kepala Keasistenan Utama III Bidang Pertanian dan Pangan Ombudsman Triyoga Muhtar Habibi, Camat Cikedung Ahmad Nurulhuda dan Kuwu (Kepala Desa) Mundak Jaya Hj.Dariyah. Saat panen Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan (PPHTP), Kementan Ir Gatut Sumbogojati juga mengemudikan traktor combine harvester yang didampingi oleh Koordinator Pasca Panen, Direktorat PPHTP Ahmad Yusuf,SP,MSi.

    Contohnya, demikian Suwandi, pada hamparan milik petani yang panen saat itu luasnya mencapai 278 hektare (ha), dimana seluas 100 ha di antaranya untuk calon benih dan sisanya 178 ha untuk konsumsi atau dijual kepada konsumen. Adapun produktivitas panen di kawasan Desa Mundak Jaya mencapai 8,4 ton per ha dan sudah terbilang tinggi.

    Pada kesempatan itu Muhaimin mengungkapkan bahwa di Kecamatan Cikedung harga gabah kering panen untuk benih ditentukan bersama oleh pihak mitra atau off-taker yang pasti di atas harga pasaran dan lebih bagus. Kalau harga untuk konsumsi adalah 4.500 rupiah per kilogram (kg) hingga 4.600 rupiah per kg.

   “Adapun varietas padi yang disukai para petani adalah Mekongga dan Inbrida Padi Irigasi (Inpari)-32. Karena harga gabah kering giling termasuk baik, maka langsung dibeli para pedagang, sedangkan saat murah akan dibeli oleh pihak Perum Bulog,” demikian Muhaimin.

   Selanjutnya Suwandi mengungkapkan bahwa pemantauan atau monitoring yang sedang dilakukan itu untuk melihat kegiatan pengilingan padi yang ada di Indramayu termasuk memastikan akses petani untuk mendapatkan kredit usaha rakyat yang diberikan pemerintah.

   “Ini akan kami monitor bersama supaya penggilingan semakin kuat  dan bisa memproduksi beras yang lebih bagus. Kemudian hasil-hasil petani di sini bisa terserap dengan baik oleh pasar, sehingga pendapatan petani bisa terjaga semakin membaik,” Suwandi menambahkan sembari menambahkan bahwa hasil panen sangat melimpah, sehingga selama tiga tahun Indonesia tidak pernah mengimpor beras dan kini ketersediaan beras sanat aman.

Dukung Ketahanan Pangan

    Melihat kenyataan tersebut pihak Ombudsman melihat bahwa upaya para petani memang telah maksimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Hal itu sesuai dengan kajian yang dilakukan Ombudsman menyangkut cadangan beras pemerintah.

   “Dan satu poin yang menjadi catatan kami di Ombudsman adalah bagaimana caranya mengoptimalisasikan Permentan No 9/ 2020 tentang Konstraling. Di sana diharapkan untuk menjaga harga beras kering panen. Dalam rangka menjaga harga beras sesuai Undang-Undang Layanan Publik No 25/2009 di mana satu contoh barang publik yang perlu selalu dijaga adalah komoditas beras atau harga gabah,” demikian penegasan Triyoga Muhtar Habibi.

  Dia menambahkan bahwa dalam undang-undang hal itu sudah jelas, sehingga pihak Ombudsman tentu mendukung Kementan untuk melaksanakan semua hal itu dan sekaligus memastikan bahwa Perum Bulog mendapatkan gabah petani yang sesuai dengan kriteria dan harapan semua pihak. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang