UJI PETIK BENIH kedelai (Glycine max) telah dilakukan secara intensif oleh pihak Kementerian Pertanian (kementan), awal November 2019 ini di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Uji petik benih tersebut dilaksanakan pihak Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTHP), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, (Ditjen TP Kementan) dengan hasil menggembirakan karena pertanaman kedelai itu merupakan spesifik lokasi.
Menurut Kepala Bidang dan Jaringan Laboratorium/Manajer Mutu Laboratorium Penguji Benih, Balai Besar PPMBTH, Ditjen TP Dr Trimartini Patria, melalui uji petik tersebut selain untuk mendapatkan contoh benih untuk kajian kualitas dan mutu benih kedelai, juga diharapkan masukan utuh atau yang valid terkait kajian produksi benih kedelai spesifik lokasi di DIY.
“Contoh benih itu kami kaji untuk mengetahui mutu produksi kedelai spesifik lokasi. Hal ini penting didapat untuk pengembangan benih sekaligus pertanaman spesifik lokai lai di daerah lain pula,” demikian Dr Trimartini yang sangat akrab disapa Tria itu. Ia didampingi oleh Penanggunjawab Produksi Benih Kedelai pada Unit Pelaksana Benih Sumber Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (UPSB-BPTP Balitbangtan), DIY Astri Wirasti, SP,MSc dan Manajer UPBS BPTP Balitbangtan, DIY Evy Pujiastuti, SP.
Trimartini Patria menyebutkan bahwa uji petik tersebut juga dimaksudkan untuk menentukan rekomendasi pengelolaan produksi kedelai yangg berkolaborasi dengan petani penangkar benih. Dalam kaitan itulah dilakukan kunjungan ke gudang penyimpanan benih milik Kelompok Tani (Keltan) Margo Mulyo, Desa Sumber Harjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.
Selain itu juga ditambahkan bahwa aaktivitas Keltan Margo Mulya itu karena para petani yang tergabung di kelompok tersebut telah mendapatkan alokasi bantuan perbenihan Desa Mandiri Benih (DMB) Tahun Anggara (TA) 2018. Adapun kolaborasi antara UPBS dengan petani penangkar benih ternyata mampu menjawab ketersediaan benih kedelai spesifik lokasi saat ini
Mendorong Ketahanan Pangan
Dalam kaitan itu Penanggungjawab Produksi Benih Kedelai pada Unit Pelaksana Benih Sumber Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (UPSB-BPTP Balitbangtan), DIY Astri Wirasti, SP,MSc mengungkapkan bahwa hasil perbanyakan kelas benih untuk benih sumber (BS) menjadi kelas foundation seed atau FS akan dijadikan untuk varietas Biosoy-1 dan Biosoy-2.
Wirastri juga mengatakan bahwa selain itu BS ada juga yang dimasukkan ke kelas stock seed atau SS untuk varietas Dega–1, Dena–1 dan Anjasmoro yang dapat dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya kedelai. Sebab, kini kedelai yang merupakan bagian program upaya khusus (Upsus) pemerintah untuk pangan akan bermuara pada dukungan terhadap program strategis Kementan ke depan dalam mendorong ketahanan pangan.
Di tempat yang sama Ketua Keltan Margo Mulyo Heru Martono, berujar bahwa para petani sangat bergembira mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian. Lantaran perhatian pemerintah tersebut para petani semangat menanam dan merawat kedelai yang dijadikan benih tersebut. Para petani juga berencana menanam kedelai pada lahan yang lebih luas lagi. *sembada/henry
populer
JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang