Tersedia Benih Varietas Unggul Untuk Lahan Puso Karena Banjir
Friday, 4th March, 2016 | 847 Views

KINI benih varietas unggul untuk lahan yang puso karena banjir tersedia dalam jumlah yang cukup. Pihak pemerintah daerah yang telah menginventaris lahan puso di daerahnya bisa langsung mengajukan permintaan melalui dinas pertanian setempat.

“Para petani tidak perlu khawatir tidak mendapatkan benih untuk menggantikan tanaman yang telah puso karena banjir. Pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan benih untuk kawasan-kawasan yang dilanda banjir atau genangan maupun untuk areal kekeringan. Benih itu antara lain benih unggul varietas Impari-29-Rendaman, Impari-30 Ciherang Sub-1 atau Amfibi,” demikian penjelasan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr Ir Hasil Sembiring kepada Media Pertanian on-line www.sembadapangan.com di ruang kerjanya, beberapa waktu yang lalu.

Menurut Hasil Sembiring, merujuk data 2015 secara nasional kebutuhan benih yang berdasarkan panen pada ARAM II seluas 14.2 juta hektare (ha) adalah sekitar 350.000 ton. Sasaran produksi pada 2016 dari lahan seluas 14,8 juta ha diharapkan mencapai 76,2 juta ton dengan produktivitas yang diproyeksikan hingga  5,3 ton per ha. Angka sementara pada 2016 ini adalah 76,2 juta ton yang berarti ada kenaikan dari 71,7 juta ton pada 2014 sebesar 4,5 juta ton.

“Jadi, sebanyak 350.000 ton yang harus tersedia. Benih ini sangat penting dan utama karena merupakan alat yang paling murah dan mudah untuk mengatasi persoalan hama biotik dan nonbiotik, yaitu hama wereng dan proses lingkungan. Benih ini pilihannya. Bukan mendatangkan pompa yang justru lebih banyak biaya dan tenaga yang dikeluarkan,” Sembiring menjelaskan.

Petani Jangan Khawatir

Apa artinya? Dia menambahkan bahwa apabila ada wilayah kebanjiran atau mengalami rendaman harus cari benih yang tahan untuk itu. Dan saat ini pemerintah sudah menyediakan benih yang tersebar di berbagai daerah, sebab pada 2015 sudah ada program 1.000 desa mandiri benih, di mana setiap satu kelompok tani desa menyediakan lahan seluas 10 ha untuk benih. Realisasi program itu adalah 996 desa, jadi hampir 10.000 ha benih ada di desa.

Benih unggul Impari-29 Rendaman berumur genjah (berbuah) 110 hari dengan produktivitas 9,5 ton per ha atau rata-rata hasil 6,5 ton per ha. Untuk Impari 30-Ciherang Sub-1 umur genjah adalah 111 hari dengan produktivitas9,6 ton per ha atau rata-rata hasil 7,2 ton per ha. Untuk Varietas Unggul Baru Amfibi Impago-8 umur genjah adalah 119 hari dengan produktivitas 8,1 to per ha, Amfibi Impari-10 Laeya umur genjah 112 hari dengan produktivitas 7 ton per ha dan Amfibi Situ Bagendit umur genjah antara 110-120 hari dengan produktivitas 5 ton per ha.

Jadi, Sembiring lebih jauh mengungkapkan, dukungan benih di lapangan sangat tersedia selain yang ada di gudang Cadangan Benih Nasional (CBN) yang jumlahnya cukup. Bahkan ada energi baru untuk benih karena mendapat tambahan dari para penangkar benih di berbagai daerah. Oleh sebab itu petani yang sawahnya terkenan puso akibat genangan banjir tidak usah khawatir karena benih bisa langsung didapat.

Selanjutnya dikatakan bahwa untuk mengatasi tanaman yang bermasalah akibat genangan, petani bisa menyampaikan kepada dinas pertanian setempat atau unit pelaksana teknis pertanian di daerah yang bisa langsung mengajukan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Setelah diverifikasi petuga di daerah akan langsung diberikan. Atau bisa saja belum diverifikasi, tetapi apabila kepala dinas pertanian setempat bisa menjamin tingkat kerusakan yang ada, pasti langsung dikirim dan administrasi verifikasi menyusul.

Dr Ir Hasil Sembiring mengemukakan bahwa hingga saat ini sudah ada daerah yang mengajukan permintaan benih tersebut. Daerah itu adalah Provinsi Gorontalo, Lampung, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara dan Nangro Aceh Darussalam. *sembada/rori/mare

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang