Raskin Kulon Progo Kini Tinggal Nama, Move On Jadi Rasda Hingga Jadi Inovasi PanganKU Menembus PBB New York (AS)
Tuesday, 21st June, 2022 | 602 Views

UPAYA BESAR UNTUK mewujudkan ketahanan pangan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akhirnya tercapai. Program beras untuk keluarga miskin (RASKIN) di Kulon Progo kini tinggal nama setelah move on menjadi beras untuk keluarga daerah (RASDA) hingga Inovasi PanganKU (Pangan untuk rakyat KUlon Progo) yang tembus hingga Kantor Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS). Ikhwal Inovasi PanganKU yang sampai ke PBB itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Ir H.Aris Nugroho,MMA bercerita penuh semangat. Dia didampingi staf, yaitu Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Ir Tri Hidayatun dan Kabid Penyuluhan dan Pangan dan Penuluhan Wazan Muzakir,S,MPA. Tuturannya secara utuh berikut ini.

    Memang kami di Kulon Progo mempunyai beberapa program untuk menumbuhkan kecintaan terhadap hasil jerih-payah atau produk kita. Program itu diinisiasi oleh bupati beberapa tahun yang lalu. Program tersebut ternyata memasuki ranah nasonal. Bahkan sampai level internasional. Jadi, pak bupati menyampaikan agar kita menumbuhkan ideologi cinta produk Kulon Progo sebagai modal dasar menghadapi persaingan global.

    Program Rasda untuk menggantikan Raskin dituangkan dalam nota kesepahaman No. 501/7496 dan MOU-01/12000/XII/2013 tanggal 30 Desember 2013 antara Perum Bulog Divisi Regional DIY dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Nota itu dalam rangka pengadaan beras Program Beras Miskin dari produksi petani Kulon Progo melalui Gapoktan berjalan efektif mulai April 2014 sampai Juli 2018.

    Dengan filosofi  itu bupati menasionalismekan agar mencintai produk dari Kulon Progo dengan sebutan saat itu BELA BELI KULON PROGO. Artinya, kalau mau membela Kulon Progo harus dengan membeli produk yang dihasilkan oleh Kulon Progo. Kalau memBELI produk Kulon Progo  berarti memBELA Kulon Progo.  Ini  dasar dari filosofi Kulon Progo dan ini menjadi gerakan  seluruh masyarakat Kulon Progo  tidak hanya pemerintah, tapi semua unsur masyarakat kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), lembaga swadaya masyarakat (LSM). Semua bersepakat bahwa ini menjadi idiologinya Kulon Progo untuk ketahanan masyarakat Kuln Progo secara umum.

     Hal itu dimulai oleh Dinas Pertanian dengan filosofi membeli produk sendiri karena sebagian dari masyarakat kita adalah petani, sehingga menjadi produsen. Nah, kalau kita menjadi produsen kenapa kita mesti beli produk orang lain dari daerah lain. Kalau bisa tanam sendiri maupun panen sendiri, yaaa dimakan sendirilah. Kalau peternak, yaaa pelihara sendiri dan dimakan sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk pengolahan hasil pertanian biasa disebut iso ngawe ngopo tuku? Itu untuk produk-produk olahan ini. Semua unsur bersepakat untuk BELA-BELI produk Kulon Progo itu tadi. Itu di semua sektor.

    Nah, kita berbicara di bidang pertanian, di mana  pada saat itu kami masih memiliki program RASKIN yang disediakan oleh  Perusahaan Umum Bada Urusan Logistik (Perum Bulog) berupa dana dan beras dari Perum Bulog. Ternyata dulu itu mutu beras yang diberikan kepada warga kurang bagus,  sehingga banyak keluhan dari penerima manfaat.

Mandiri Lepas dari Perum Bulog

    Kabupaten Kulon Progo ini adalah penghasil beras dan surplus  sekitar 45.000 ton beras setiap tahun. Hal tersebut berlangsung hingga Juni 2022 ini. Untuk kebutuhan raskin di seluruh Indonesia pemerintah beli beras entah dari mana dengan mutu asal ada atau kurang bagus. Sementara Kabupaten Kulon Progo adalah daerah produsen beras. Artinya, kenapa beras untuk raskin itu tidak dibeli dari petani kita sendiri untuk cadangan beras raskin tersebut.

    Akhirnya beras raskin itu disebut beras daerah. Itulah tahapan inovasi kami. Dan berdasar hal tersebut pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) melirik upaya tersebut sebagai kondisi pelayanan lembaga pemerntah kepada masyarakat yang inovatif. Dari penyediaan RASKIN ke RASDA merupakan hal baru secara nasional karena bisa dipertanggunjawabkan secara terbuka.

    Dampak positifnya adalah bahwa pemerintah bisa membeli beras petani untuk cadangan raskin dengan kualitas yang jauh lebih bagus. Dana untuk raskin itu adalah dari pusat terus ke Perum Bulog untuk membeli beras tersebut kemudian disalurkan oleh Perum Bulog kepada keluarga miskin di Kulon Progo. Dengan diawali bela beli, maka dana dari pusat  yang diberikan ke Perum Bulog untuk menyediakan beras bagi warga Kulon Progo, maka Bulog harus membeli beras dari petani Kulon Progo.

    Karena itulah pihak Perum Bulog yang datang ke Kulon Progo tidak membawa beras lagi. Beras yang dibagi itu adalah dari hasil petani Kulon Progo sendiri. Berbagai pihak, seperti DPR pusat, DPRD provinsi hingga DPRD Kabupaten Kulon Progo serta pihak LSM dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menemui manajemen Perum Bulog untuk membahas atau menegosiasikan aturan yang ada di Perum Bulog dan bisa tembus. Beras untuk Kolon Progo harus diambil dari Kulon Progo. Itu terobosan luar biasa dan gol.

     Semua persyaratan yang ditentukan oleh pihak Berum Bulog bisa kami penuhi. Kemudian dikawal. Beras itu juga kami bungkus sesuai kemasan raskin. Walaupun dinamakan raskin, tetapi mutu berasnya sangat bagus. Dan pada setiap kemasan terdapat nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang memproduksi beras  tersebut lengkap dengan alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Apabila ada ketidak-sesuaian, maka Gapoktan yang memproduksinya harus bertanggungjawab termasuk untuk menggantinya.

Kebijaksanaan Daerah

    Inovasi PanganKu sejalan dengan Visi Misi RPJMD Kabupaten Kulon Progo pada 2017-2022, yaitu mewujudkan taraf hidup masyarakat Kulon Progo yang meningkat, aman, tenteram, berkarakter, berbudaya berdasarkan iman dan taqwa. Adapun misi kedua adalah menciptakan sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan, maka pembangunan ketahanan pangan harus dilaksanakan seluruh masyarakat menuju kemandirian pangan di Kulon Progo. Kemudian diumumkan secara terbuka kepada masyarakat pada 10 Agustus 2018 sebagai Program Bantuan Pangan Non Tunai Kabupaten Kulon Progo.

     Inovasi PanganKu merupakan Loc\kal Wisdom sebagai wujud empati terhadap warga pra sejahtera melalui partisipasi aktif sebagai penyalur (petani, kwt, e-warung) sekaligus juga sebagai penerima manfaat. Ini merupakan bentuk dukungan ekonomi mandiri dan wujud keprihatinan gaya hidup konsumtif.

    Inovasi PanganKu memanfaatkan sumberdaya lokal hasil pertanian dan pelaku usaha setempat dalam rangka menciptakan sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan dengan melibatkan petani mulai dari produksi, pengolahan, pengemasan hingga penyaluran ke masyarakat melalui e-warung.

Bela Beli Kulon Progo

    Sebagai upaya menjalankan misi Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, bupati telah menggulirkan slogan Bela – Beli Kulon Progo yang kemudian menjadi etos kerja semua unsur masyarakat. Slogan Bela–Beli Kulon Progo dalam konteks pertanian dan pangan telah dideklarasikan sebagai tekad bersama antara pemerintah, masyarakat Kulon Progo dan pemangku kepentingan lainnya melalui gerakan Madhep Mantep Mangan Pangane Dhewe, Madhep Mantep Ngombe Banyune Dhewe, Iso Nandur Ngopo Tuku,  Iso Gawe Ngopo Tuku.

   Tujuannya adalah membangun kepercayaan publik tentang potensi Kulon Progo dan memberikan nilai tambah bagi para petani produsen pangan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Integrasi ke dalam sistem perdagangan internasional dan perdagangan tidak dapat dihindari ataupun dilawan.

    Disikapi dan dihadapi dengan sebuah ideologi kuat membela produk lokal dengan membeli produk lokal. Produk lokal menjadi tuan rumah di pasar Kulon Progo. Gerakan Bela dan Beli Kulon Progo digelorakan agar lebih mencintai dan membeli produk lokal yang di produksi masyarakat Kulon Progo, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat dan dampak ganda ekonomi wilayah.

 Dari RASDA Berubah Jadi Inovasi PanganKU

    Pelayanan lembaga pemerintah yang inovatif terhadap kebutuhan masyarakat dilombakan oleh Kementerian PAN dan RB yang melibatkan semua pemenang yang pernah terjadi menyangkut pelayanan publik. Pada gilirannya Inovasi PanganKU mendapat penghargaan  Top 5 Besar secara nasional. Kabupaten mendapatkan Dana Insentif Daerah sebesar 8,8 miliar rupiah dan ke kas daerah atau Kabupaten Kulon Progo.

    Pada tahap berikutnya Dinas Pertanian mendapat empat miliar rupiah. Dana tersebut dikembalikan untuk pembinaan petani melalui kelompok tani dan pihak kelompok wanita tani atau KWT yang sudah ada. Sebagai konsekuensi penghargaan Top 5 Besar, Inovasi PanganKU disertakan dalam lomba internasional yang diprakarsasi oleh The United Nations Public Service Awards (UNSPA) 2021 atau Penghargaan Lembaga PPB Bidang Pelayanan Umum.

     UNPSA merupakan penghargaan internasional paling prestisius dalam bidang pelayanan umum (publik) yang diselenggarakan oleh PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Karena Kabupaten Kulon Progo masuk LIMA BESAR tadi, sehingga disertakan secara khusus ke UNPSA. Tapi, sampai sekarang pada Juni 2022 belum ada undangan atau pemberitahuan lanjutan. Ya, berarti kami tidak masuk kualifikasi JUARA di ajang perlombaan tingkat internasional itu.  Dengan kata lain mungkin kami belum beruntung meraih tingkat puncak perlombaan.

     Inovasi PanganKu sebagai upaya menjalankan misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan slogan Bela – Beli Kulon Progo dengan semangat iso nandur ngopo tuku, iso ngingu ngopo tuku menjadi etos kerja seluruh masyarakat yang dalam konteks pertanian dan pangan telah dideklarasikan tekad bersama antara Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kulon Progo melalui gerakan Madhep Mantep Pangane Dhewe dan telah ditetapkan dengan Perda No. 5 tentang Perlindungan Produk Lokal.

    Tujuannya adalah membangun kepercayaan publik tentang potensi Kulon Progo dan memberikan nilai tambah bagi para petani produsen pangan untuk meningkatkan kesejahteraannya, terutama bagi KT/KWT dan Kelompok Ternak. Inovasi PanganKu juga merupakan program dalam menjalankan misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, yaitu menciptakan sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan dimana pemerintah melibatkan partisipasi secara aktif melalui pemberdayaan masyarakat terutama dalam penyaluran bantuan sembako beras, telur dan sayur-buah yang dilaksanakan Gapoktan/KT, KWT dan Kelompok Ternak.

   Adapun tujuan utama Inovasi PanganKu adalah mewujudkan kemandirian pangan dan peningkatan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman serta peningkatan taraf hidup masyarakat Kulon Progo. Dengan Inovasi PanganKu itu Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah terutama lahan pekarangan untuk pangan, dengan semangat GENTONG REMBES (Gerakan Gotong Royong Rakyat Membangun Bersatu) dengan Kulon Progo Telaten, Open, Panen.

     Dampak yang dirasakan masyarakat adalah beras, telur dan sayur – buah yang diterima KPM dengan jumlah dan mutu yang lebih baik. Inovasi PanganKu juga berperan dalam menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga pangan. Inovasi PanganKu mendorong Gapoktan melakukan serapan gabah petani sekitar 30.000 ton

    Inovasi PanganKu merupakan kolaroborasi dari Pemerintah Pusat hingga Daerah dengan melibatkan OPD Dinas Pertapang, Dinsos PPA, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindag, Kapanewon dan Pemerintah Kalurahan.

   Inovasi PanganKu mendorong masyarakat melakukan upaya pemanfaatan setiap jengkal tanah untuk pangan, selain untuk memenuhi program sembako tetapi juga kebutuhan pangan rumah tangga. Inovasi PanganKu juga menjamin stabilisasi cadangan dan harga pangan daerah, bahkan mengubah lingkungan yang dulunya sinup iyup peteng menjadi sehat indah produktif.

Beras Nutri Zink Untuk AnakKerdil (Stunting)

    Kendati kami sudah surplus beras sampai 450 ton, kami tetap berupaya berupaya meningkatkan produksi melalui pencetakan sawah  baru yang direncanakan sejak 2015 sekitar 450 hektare (ha). Pada 2022 ini  sudah terealisasi  305 ha. Memang agak memprihatinkan kalau melihat bahwa Kulon Progo sudah surplus beras, namun angka stunting masih tinggi. Tetapi, dari catatan pibak Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun sudah semakin berkurang dan pada 2021 tersisa sekitar 10 persen.

    Tahapan perluasan atau pencetakan sawah baru itu dimulai pada 2019 dan hingga 2022 luasnya sudah 200 ha. Panen terakhir pada Mei 2022 yang lalu diselenggarakan bersama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada semester kedua 2022 ini kami berupaya keras mewujudkan pencetakan sawah baru seluas 50 ha yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Sentolo, Pengasih dan Nanggulan.

Inovasi Beras Menor dari Padi Menor

    Kami punya inovasi lagi untuk menyaingi Delanggu kita punya varietas  khusus  Kulon Progo dengan sebutan MENOR (Melati  Menoreh) yang memiliki keistimewaan, yaitu sangat PULEN, sangat harum seperti WANGI PANDAN dan rojo lele. Semuanya merupakan paduan pulen enak, seperti rojo lele dan wani pandan, seperti beras pandan wangi. Bau wanginya itu sudah tecium semasih dari pertanaman. Saat malai buah belum muncul sudah wangi pandan, masa tumbuh sampai panen 110 hari  masih wangi. Kendati varietas daerah, tetapi sangat genjah dengan profitas 7,5 ton per ha dengan harga beras 15.000 rupiah perkilogram (kg).

    Padi MENOR tersebut sudah dilepas atau diumumkan secara resmi oleh pihak Kementerian Pertanian untuk ditanam di seluruh Indonesia. Padi atau beras menor mampu tumbuh pada topografi beragam mulai dataran rendah, sedang dan dataran tinggi dan profitasnya tidak terganggu. Jenisnya adalah padi sawah beririgasi.

   Kami juga menumbuhkan KWT-KWT untuk memasarkan hasil tani di Pasar Tani yang jumlahnya sudah mencapai 60 pasar yang aktivitasnya setiap akhir pekan atau Sabtu Minggu dari pagi hingga tengah hari. Adapun omzet yang masuk ke kantung pedagang bisa mencapai satu juta rupiah setiap hari. Para ibu banyak yang berpartisipasi melalui KWT. Sampai saat ini sudah ada 47 KWT yang melaksanakan Pasar Tani dengan total omzet sekitar 20 juta rupiah setiap minggu.

    Selain itu ada juga Toko PanganKU yang merupakan toko modern berbasis pemberdayaan masyarakat. Toko itu dikelola Asosiasi KWT Nyi Ageng Serang Kulon Progo yang anggotanya seluruh kawasan Kulon Progo sudah 305 KWT. Toko PanganKu memasarkan produk produk pangan segar dan olahan dari KWT dan bahan pangan pokok melalui Pasar Mitra Tani.

   Untuk Bela Kulon Progo Beli Kulon Progo. Gempar…nandur terus, Gempar… panen terus dan Gempar ….ngolah terus. Iso nandur… didol payu. Iso ngingu ….didol payu. Iso nggawe…didol payu. Saat ini luas Kabupaten Kulon Progo mencapai 58.627 ha yang secara administrattif terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa satu kelurahan, 937 desa. Penduduknya diperkirakan sebanyak 420 juta dengan jumlah petani mencapai 117.234 orang dan yang masuk 1.403 organisasi kelompok tani adalah 88.041 orang. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang