Pada 2015 Ini Juga RI Raih Swasembada Beras
Sunday, 27th September, 2015 | 883 Views
|
Oleh Dr Ir Soemitro Arintadisastra
Dr Ir Sumitro

Dr Ir Sumitro

Oleh Dr Ir Soemitro Arintadisastra

PENCAPAIAN swasembada yang telah dicanangkan sejak tahun 2002 yang lalu—setelah pernah terjadi pada 1984—dan digelorakan pada 2015 oleh Pemerintahan Indonesia Koalisi Hebat (KIH) tahun ini juga akan terjadi. Akan dapat. Indonesia bakal memberi makan dunia. Indonesia swasembada terutama beras.

Indonesia akan lebih cepat dalam pencapaian swasembada pangan khusus komoditi beras. Bahkan saya hitung dan prediksi swasembada pangan beras itu terwujud tahun ini juga. Itu akan lebih cepat dibanding proyeksi sasaran yang dipatok pemerintah, yakni pada akhir 2017 tercapai. Atau dengan kata lain pada awal 2018 Indonesia sudah mencapai ketahanan pangan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan pola tanam yang tepat dan pas ditambah dengan inovasi teknologi, maka tahun ini juga Indonesia bisa swasembada pangan. Tidak percaya? Ah, jangan tidak percaya. Lakukan itu pasti hasilnya menakjubkan. Hasilnya gemilang dan tahun-tahun ke depan kita akan member makan dunia dengan ekspor.

Saya memperkirakan, pada April hingga Mei dan Juni produksi beras nasional sudah melebihi kebutuhan dalam negeri. Banyak faktor yang pada akhirnya membuat negara ini swasembada pangan lebih cepat dibanding yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Satunya di antaranya dia adalah pola tanam yang telah diubah oleh sebagian besar para petani di derah-daerah penghasil  beras, seperti  dilakukan oleh sebagian petani di Pulau Jawa, Sumatera Utara dan petani Riau di Kabupaten Kampar.

Para petani telah menanam padi pada awal tahun atau Januari, di mana ketika itu musim hujan telah dilalui, sehingga hasil panen dapat dicapai pada April dengan produksi yang berlimpah. Bahkan dapat menutupi kebutuhan pangan nasional hingga Mei dan Juni  mendatang. Untuk tahun ini digagas ubah pola dan waktu tanam. Ketika panen, cuaca telah cerah dan pengeringan dapat dilakukan maksimal, sehingga hasilnya juga baik, ketika musim ini, tanaman padi juga maksimal menyerap pupuk, sehingga hasil panen bias jauh lebih memuaskan.

Sebelumnya dilakukan pada pertengahan dan akhir tahun, maka kali ini dilakukan pada awal tahun atau setelah puncak musim hujan. Puncak musim hujan adalah musim di mana berbagai kawasan di tanah air kerap dilanda banjir, masa tanam setelah musim ini sangat baik untuk padi.

Waktu Tanam Padi Salah   

Menurut saya selama 50 tahun para petani di berbagai daerah di tanah air  memiliki pola dan waktu penanaman padi yang salah. Musim tanam kerap dilakukan sebelum dan ketika memasuki musim hujan pada akhir tahun, sehingga hasilnya justru buruk. Oleh karena itu tidak sedikit petani nusantara ini yang kerap mengalami kerugian karena saat musim tanam sudah mengalami kebanjiran dan ketika panen malah masih memasuki musim hujan, sehingga padi tidak terjemur dengan maksimal.

Padi yang buruk juga akan menghasilkan produk beras yang buruk dengan harga jual yang tentunya rendah. Itu tidak  sebanding dengan modal tanam. perawatan dan hingga panen.   Kondisi demikian telah dialami banyak petani di berbagai daerah di Indonesia, sehingga sulit untuk mencapai swasembada pangan. Hal itulah yang terjadi selama setengah abad ini.

50 Tahun Bukan Memupuk Padi Tetapi Jerami

Semua berperan penting karena fotosintesa, namun sangat mengherankan kalau padi itu ditanam pada Oktober dan panen bulan Januari  dan hanya akan menghasilkan tunas yang tidak produktif 75 persen. Pupuk yang kita berikan bukan untuk gabah tapi menyuburkan jerami dan hasil padi hanya 25 persen sementara yang 75 persen lagi adalah jerami. Artinya apa? Pupuk yang kita berikan selama 50 tahun ini hanya untuk menyuburkan jerami. Ini merupakan tunas yang tidak produktif itu sama dengan benalu sama dengan parasit.

Kita bisa bayangkan bahwa satu rumpun padi memiliki tunas yang tidak produktif 15 batang, satu hektare itu sekitar 1,5 juta  batang yang  tidak menghasilkan gabah atau padi. Ini sangat menghabiskan pupuk karena pupuk digunakan hanya untuk menyuburkan jerami  bukan untuk padi.

Jadi,  efisiensi penggunaan pupuk itu  hanya 25 persen untuk padi sementara 75 persen digunakan untuk menyuburkan jerami. Bila tanam di Januari, sangat dipastikan hasilnya akan tinggi, di mana pupuk akan terserap 100 persen, sehingga semua tunas yang ada akan menghasilkan malai yang berisi gabah atau padi. Hasilnya akan luar biasa.

Inovasi Teknologi Budi Daya

Inovasi Teknologi Baru  tentang budidaya padi yang mampu meningkatkan produksi padi 3 kali lipat dibandingkan kalau padi mulai ditanam pada Oktober perlu dipekenalkan. Jadi, ini sangat istimewa karena biasanya di Indonesia kalau musim hujan itu terjadi pada Oktober, tanam  pun dilakukan di Oktober, sehingga panen terjadi di bulan Januari. Dengan demikian, tanamnya musim hujan panen juga di musim hujan. Akibatnya, penanaman di musim ini tidak terjadi fotosintesa  yang maksimal.

Kalau tidak terjadi fotosintesa yang  maksimal tentu asimilasi yang tidak maksimal, maka rumpun padi yang tumbuh itu 75 persen tidak produktif. Atau dengan kata lain padi yang produtif hanya 25 persen. Atinya, produksi padi hanya akan panen 25 pesen dan itu hasil yang sangat jelek. Jika ditanam Januari dan panen April, maka fotosintesa sangat maksimal, di mana satu rumpun padi akan 100 persen berhasil. Maksudnya kalau dia berpotensi 10 ton sudah pasti akan menghasilkan 10 ton padi.

Biasanya petani tanam musim hujan dan panen musim kemarau. Nenek moyang kita mengajarkan begitu dan panen terjadi saat musim kemarau menjemur padi sangat bagus karena sangat cukup matahari. Kalau tanam bulan Oktober itu musim hujan dan panen bulan Januari itu juga masih di musim hujan, sehingga menjemur padi akan sangat melelahkan karena sinar mata hari sangat kurang.

Kalau menjemur padi tidak maksimal padi akan busuk. Atinya, kalau padi disimpan dalam gudang tidak kering maksimal. Dengan demikian—sekali lagi—dapat disimpulkan bahwa dengan pola tanam yang tepat dan pas ditambah dengan inovasi teknologi, maka tahun ini juga Indonesia bisa swasembada pangan. Tidak percaya? Ah, jangan tidak percaya. Lakukan itu pasti hasilnya menakjubkan. Hasilnya gemilang dan tahun-tahun ke depan kita akan member makan dunia dengan ekspor. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang