SUNGGUH SAYA SANGAT terkejut mendengar Muhamad Prakosa wafat Selasa, 17 Januari 2023 pukul 10.55 waktu Roma Italia pada usia 62 tahun. Dia adalah Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh Republik Indonesa di Malta, Siprus dan San Martino serta merangkap di FAO, IFAD, WFP dan UNIDROIT.
Bagi kalangan orang peternakan namanya tidak asing lagi. Walaupun Dr. M Prakosa adalah Menteri Pertanian di era Presiden Abdulrahman Wahid (1999-2001 tetapi memiliki catatan tersendiri. Perhatian beliau kepada pembangunan peternakan yang pada waktu itu Direktur Jenderal Peternakan dijabat oleh Dr Sofyan Sudrajat sangat besar.
Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) menjadi perhatian utama Menteri saat itu sehingga beliau sampai menyetujui pembentukan Unit Kerja Eselon II di Kementrian Pertanian yang khusus menangani tentang IB yaitu Pusat Pengembangan Inseminasi Buatan dan Embrio Transfer Ternak (PUSPITNAK). Dikepalai oleh drh Asmaun Siregar, seorang pakar IB untuk bertugas melaksanakan secara masal teknologi IB dan ET di mayarakat dalam rangka peningkatan populasi ternak untuk kecukupan daging. Program IB Masak ini merupakan embrion swasembada daging sapi bagi konsumsi masyarakat yang saat itu dipandang masih rendah.
Sayangnya era Menteri Pertanian Muhamad Prakosa hanya seumur jagung seiring pelengseran Presiden Abdulrahman Wahid. Kemudian berganti era Megawati (2001-2004). M. Prakosa menjadi Menteri Kehutanan, sedangkan Menteri Pertanian dijabat oleh Prof. Bungaran Saragih pada Kabinet Gotong Royong.
Muhamad Prakosa yang wafat saat bertugas sebagai wakil negara sangat menarik dikenang. Sebab, pada waktu beliau menjabat sebagai Menteri Pertanian adalah orang yang pertama kali melontarkan konsep tentang corporate farming. Ide ini berusaha mengkonsolidasikan lahan pertanian yang sempit ( 0,3 Hektar – 0,5 hektar ) khususnya di Pulau Jawa Bali, untuk dapat dikelola secara management korporat.
Usaha Tani Terpadu
Saya di bagian perencanaan dan teman-teman perencanaan yang lain disibukkan dengan konsep corporate tersebut dan pak Prakosa menyetujui pelaksanaan Pilot Proyek Korporasi Farming di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Di dalam pilot proyek tersebut usaha taninya mulai terpadu antara tanaman dan ternak. Sayangnya sesudah beliau tidak menjabat lagi sebagai Menteri konsep – tersebut mulai meredup dan hilang begitu saja ditelan lemari-lemari. Tetapi, Prof Bungaran Saragih lalu menyempurnakan konsep corporote farming tesebut menjadi suatu pendekatan sistem dan usaha agribisnis, yaitu integrasi usaha tani dari hulu, on farm, dan hilir yaitu pengolahan dan pemasaran. Konsep ini sampai sekarang banyak diterapkan di berbagai lokasi.
Dalam konsep kekinian konsep tersebut diterjemahkan dan di implementasikan menjadi pembangunan kawasan pertanian yaitu kawasan korporasi dan Food Estate yang kita kenal saat ini. Mohamad Prakosa telah tiada, tetapi meninggalkan rekam jejakn berupa konsep pembangunan pertanian khususnya untuk peternakan, yaitu embrio peningkatkan produksi baik tanaman ataupun ternak, Untuk pembangunan peternakan sampai sekarang beliau berjasa untuk pelaksanaan IB yang telah memasyarakat dan menjadi satu kebutuhan peternak dan menjadi cabang usaha penghasilan para Inseminator, Pemeriksa Kebuntingan Ternak dan petugas reproduksi lainnya.
Saya terkesan sekali ikut bekerja dengan beliau yang selalu rendah hati, orang ilmuwan, aktivis khususnya sebagai kader PDIP dan anggota DPR. Beliau lahir di Yogya pada 4 Maret 1960. Pendidikan beliau S-1 dari UGM (1982) yang kemudian berlanjut ke University of Tennesse (1989) dan program doktor lulusan dari University of California, Berkeley (1994).
Mengenang Prakoso Mengenang Corporate Farming
Sebelum menjadi Menteri Pertanian beliau adalah perwakilan FAO di Indonesia dan pernah menjadi dosen di Unirversitas Bengkulu, Mengenang pak Prakosa bagi saya berarti mengenang kembalinya konsep Corporate Farming dan pelaksanaan IB melalui kelembagaaan PUSPITNAK. Artinya, mengenang Menteri yang rendah hati, baik pada semua orang dan selalu akomodatif terhadap pemikiran semua pihak untuk menyampaikan ikut berdua cita atas kepulangannya. Kita merasakan kehilangan salah satu Menteri Pertanian yang di akhir hayatnya menjadi seorang diplomat. Selamat jalan sahabat menuju keabadian. Inna Ilahi Waina Ilahi Rojiun. Depok , 17 Januari 2023. Dari sahabatmu M.Chairul Arifin. *
populer
JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang