Kostrad Beserta Kementan Ubah Semak Belukar dengan Budidaya Jagung dan Sorgum di Kecamatan Noebaba (NTT)
Wednesday, 19th October, 2022 | 347 Views

DITUMBUHI SEMAK BELUKAR selama puluhan tahun dan belum pernah diusahai telah dijadikan sebagai lahan perluasan areal tanaman baru atau PATB dengan capaian luas 200 hektare (ha). Lahan perluasan tersebut kini ditanam jagung (Zea Mays) dan sorgum (Sorghum bicolor) untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Adapun lokasi pertanaman kedua komoditi tersebut adalah di Desa Oebaki, Kecamatan Noebaba, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

   Pihak Tentara Nasional Indonesia atau TNI telah menyatakan dukungan penuh pada pemenuhan ketahanan pangan yang menjadi program pemerintah dengan melibatkan Markas Besar Komando Cagangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Dalam kaitan itu pihak Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut gembira partisipasi Kostrad untuk berpartisipasi mengolah lahan sekaligus menanaminya.

     Pada medio Oktober 2022 ini bersama para petani dan pihak Dinas Pertanian Provinsi NTT, Dinas Pertanian Kabupaten TTS  dan pejabat kabupaten setempat, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Maruli Simanjuntak, MSc dan Direktur Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian Dr Liferdi Lukman telah melakukan penanaman benih jagung dan sorgum pada lahan tersebut.

     Pada kesempatan tersebut panglima Kostrad dan direktur Buah, Florikultura Kementan beserta rombongan  di sambut meriah oleh Wakil Bupati, Forkopinda Kab. TTS dan masyarakat Desa Oebaki dengan cara Natoni yang merupakan tradisi sambutan Adat Timor sebagai bentuk penghargaan kepada raja/pahlawan disertai pengalungan tais dan tarian. Terlihat para petani sangat gembira dan bersemangat menyampaikan rasa berterimakasih kepada Panglima Kostrad Letjen Maruli yang telah membuka lahan ini untuk bisa ditanami.

     “Sejak saya lahir bahkan sejak nenek saya lahir lahan ini kosong.  Lahan ini berada di perbukitan yang kering tidak ada sumber air, hanya mengandalkan air hujan saja tetapi sekarang kami bisa bertanam kapan saja karena Kostrad sudah menyediakan air yang bisa dimanfaatkan sepanjang waktu. Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Menteri Pertanian yang sudah banyak membatu, memberikan benih jagung benih sorgum,  pupuk, anak ayam dan alat alat pertanian untuk kami di sini,” ungkap para petani.

Lahan Terlantar Untuk Produk Ekonomis

    Kemudian Wakil Bupati Timor Tengah Selatan Army Konai, menyampaikan bahwa lahan yang sudah disiapkan oleh TNI-AD itu membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dalam mengantisipasi krisis pangan. Pihak TNI AD membuka lahan-lahan tidur untuk ditanami jagung serta perkembangan ekonomi masyarakat Desa Oebaki, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS, Prov. NTT.

   Dalam sambutannya, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc  menyampaikan masalah utama yang dihadapi sektor pertanian adalah pengeloaan sumber lahan dan air. Akibatnya banyak lahan kosong yang tidak termanfaatkan. Lahan yang begitu luas bila dikelola secara baik dan bersama-sama akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bahkan para petani akan dapat menyekolahkan anak mereka ke tingkat yang  lebih tinggi, sehingga dapat mengharumkan nama daerahnya, seperti Kolonel Simon P. Kamlasi yang saat ini telah menjabat Kepala Staf Komando Resort Militer (Kasrem) NTT adalah putra daerah Neobeba suatu saat akan menjadi panglima Kostrad.

   Bahkan Maruli menyebutkan bahwa dengan melihat potensi lahan yang sangat luas di Neobeba, sangat memungkinkan untuk dibuka lahan pertanian secara luas pula.  Hasil diskusi dengan Kolonel Simon,  kemudian ditawarkan  kepada masyarakat Oebaki, apakah siap untuk bekerja keras mengubah tanah tandus menjadi lahan pertanian yang dijawab oleh masyarakat siap. Akhirnya langsung dibentuk empat kelompok tani untuk mengelola lahan sesuai area lahan masing-masing dan hasilnya telah menjadi kenyataan, di mana lahan tersebut sudah bisa ditanami.

     Sampai saat ini sudah terbuka lahan  seluas 200 ha dan akan terus dibuka sampai 700 ha.  Selanjutnya, agar lahan ini dapat ditanami sepanjang tahun, pihak Kostrad sudah membuat sumber air menggunakan pompa hidram sebanyak 70 titik, sehingga air tersedia. Pembukaan lahan ini tidak terlepas dari bantuan dinas pertanian yang telah meminjamkan bantuan alat traktor dan kultivator.

Kostrad Membantu Pompa

   Terkait hal tersebut Liferdi menyampaikan bahwa NTT lahannya subur hanya air yang kurang. Kendati demikian, pihak Kostrad sudah menyiapkan kebutuhan pokok itu dengan membuat pompa-pompa hidram yang akan mengaliri lahan-lahan pertanian. Untuk itu diyakini apabila warga mau bekerja keras, dipastikan NTT akan menjadi lumbung pangan Nasional.

    Menurut Liferdi, pada saat pademik korona-19 dan masalah geopolitik dunia  sekarang hanya sektor pertanian yang tumbuh positif, sedangkan sektor lain tumbuh negarif. Hal ini membuat sektor pertanian menjadi sangat penting.  Dengan demikian, para petani harus mampu menyiapkan pangan bagi sekitar 300 juta rakyat Indonesia dengan menghasilkan produk pertanian sebanyak-banyaknya.

   Pada kunjungan dan penanaman benih jagung serta sorgum tersebut Kementerian Pertanian menyerahkan bantuan benih jagung hibrida sebanyak enam ton, pupuk cair hayati 2.000 ltr, benih sorgum 200 kilogram (kg), pupuk nitrogen, fospor dan kalium (NPK) 200 kg, pestisida hayati 40 ltr, day old chicken (DOC) 30.000 ekor, corn-sheller 10 unit dan alat tanam jagung 50 unit. Jumlah benih jagung yang diperlukan adalah antara 15 kg hingga 20 kg per ha, sedangkan untuk benih  10 kg hingga 15 kg per ha.*

Ditulis oleh Arnen Sri Gemala, SP,M.Si adalah Ahli Muda Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Direktorat Serealia.

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang