Kec.Semen Kediri: Walau Kerja Mesin Pengering Belum Maksimal, Petani Tetap Semangat
Sunday, 9th July, 2023 | 308 Views

 

SEJAK AKHIR DESEMBER 2023 semangat para petani di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelora untuk menanam padi, jagung dan kacang tanah.

   Kenapa? Menurut Salam, Ketua Kelompok Tani Wilis Makmur, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, semangat para petani tersebut lantaran Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah memberi bantuan kepada mereka. Bantuan tersebut adalah berupa mesin pengering tegakan atau vertical dryer yang kapasitasnya mencapai 10 ton sekali jalan atau sekali proses.

   Dia menambahkan pula bahwa mesin pengering itu diterima pada kuartal terakhir Desember 2022 termasuk pembangunan gedung pada lahan seluas 30 meter kali 20 meter. Lahan tersebut adalah milik petani anggota Kelompok Tani Wilis Makmur. Jumlah petani yang tergabung pada Kelompok Tani Wilis Makmur adalah 150 orang dengan luas lahan pendukung mencapai 120 hektare (ha).

    Mesin yang sudah beroperasi pada panen raya Maret-April 2023 itu bisa digunakan untuk mengeringkan apa saja. Contohnya, untuk padi, jagung dan biji-bijian, seperti mengeringkan kacang tanah dan kedelai. Namun, para petani tidak menanam kedelai. Khusus untuk padi membutuhkan waktu 8 jam, sedangkan untuk jagung juga membutuhkan waktu 8 jam sekali proses. Bahan bakar yang dipakai adalah solar.

   “Untuk satu kali proses dengan waktu minimal 8 jam pengelola menghabiskan 50 liter solar, dimana satu liter solar seharga 7.800 rupiah. Dengan demikian, untuk sekali proses tersebut kami memerlukan sebanyak 50 liter solar atau dengan total sebesar 390.000 rupiah,” ungkap Salam kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com serta Staf Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan Rodearti Purba, SP di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Semen, Kediri, belum lama berselang.

   Disebutkan, mesin pengering tegakan tersebut telah membantu petani mengeringkan hasil panen terutama di saat musim penghujan. Adapun harga gabah petani yang telah kering dengan keadaan baik itu menjadi bagus. Pokoknya tingkat kekeringan yang didapat melalui mesin pengering itu sudah sesuai dengan yang diharapkan para petani dan konsumen.

   “Karena kekeringannya bagus, ketika digiling untuk dijadikan beras, hasilnya sangat baik dan harga pun lebih bagus. Walaupun hujan kualitas beras yang kami dapat tetap baik,” ungkap Salam.

   Saat ini luasan lahan untuk padi adalah 35 ha, untuk jagung 75 ha dan untuk kacang tanah 20 ha. Adapun profitas untuk padi adalah 6,1 ton untuk satu hektare, profitas untuk jagung 7 ton per ha serta untuk kacang tanah adalah 14 ton per ha. Khusus untuk padi varietas yang ditanam para petani adalah Inbrida padi irigasi (Inpari)-32 dan Ciherang, dimana khusus untuk Ciherang, nasinya disukai petani dan konsumen di kawasan kecamatan termasuk para petani sendiri.

Operasi Mesin Belum Maksimal

    Menurut Salam, Ketua Kelompok Tani Wilis Makmur, mesin pengering itu belum bisa beroperasi normal. Hal itu terjadi karena gerator pembangkit tenaga atau mesin dieselnya gampang panas. Baru sekitar 5 jam dijalankan generator tersebut sudah panas sekali. Para petani sendiri termasuk pengelola rumah pengeringan itu sudah khawatir kalau terjadi kebakaran.

   Kini pengurus kelompok tani sedang berpikir keras bagaimana caranya agar kesempatan sekali proses selama 8 jam untuk 10 ton itu bisa berlangsung dengan baik. Misalnya, bagaimana cara mendapat satu lagi generator agar kerja mesin untuk sekali proses bisa tercapai. Dengan memakai dua generator bergantian masing-masing 4 jam tentu proses pengeringan bisa sempurna.

   Untuk itu para petani kemungkinan menyiasatinya dengan menyewa satu generator lagi. Tetapi, bisa juga dengan meminta kesadaran para petani untuk iuran, misalnya masing-masing anggota yang memiliki tanah sebesar 500.000 rupiah. Kemudian yang tidak memiliki tanah  sebesar 300.000 rupiah. Dengan demikian, bisa saja sudah dapat satu generator lagi, tetapi hal itu belum dibicarakan dengan para petani.*sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang