Kades Bulakan Lebak: Demi Korporasi Petani Pengolahan Jagung Harusnya di Desa
Thursday, 25th July, 2019 | 901 Views

SUDAH PANEN JAGUNG (Zea mays) tiga kali dengan tiga kali tanam di Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana telah memberi hasil “menakjubkan” bagi para petani jagung. Pengalaman bertani baru. Pengalaman pengetahuan tentang inovasi teknologi terpadu—pupuk organik, pengamatan hama, pola tanam dan sistem pengairan di musim kemarau juga baru. Itulah para petani di Kecamatan Gunung Kencana yang mengelola lahan seluas 1.000 hektare (ha). Seluas seribu hektare? Ya, bahkan tersedia lahan untuk jagung seluas 3.000 ha. Kepala Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana Haji Wawan bertutur tentang petani desa, jagung dan usaha tani moderen . Selamat menyimak.

       Harapan saya apa saja yang menjadi kekurangan dari program ini bisa terpenuhi. Batas korporasi petani jagung ini memang hanya sampai 2019. Namun, kami masih membutuhkan bantuan dan kawalan beberapa tahun ke depan,  seperti bantuan benih dan pupuk serta alat mesin pertanian (alsintan) itu. Terus terang kami petani pemula dalam segala hal. Kendati demikian, kami telah berhasil paling tidak menurut kami para petani di sini. Bahkan kalau mendengar omongan dari desa atau kecamatan lain, kami sukses. Tetapi, itu menurut warga desa lain.

      Bantuan yang saya harapkan adalah sarana dan prasarana yang belum beres. Kami minta untuk ditambahi dan dipenuhi karena belum mencukupi untuk keperluan seluruh petani yang ada di sini sebagaimana perencanaan awal. Mumpung semangat petani sudah memuncak. Setelah sarana dan prasarana itu ada, kami hanya diawasi ya cukuplah.

     Kami juga mengharapkan dalam waktu dekat ini agar sprinkle atau alat penyemprot air berputar air itu segera dibantu agar seluruh tanaman yang kekurangan air bisa mendapatkannya. Sumber air masih ada dan airnya kami lihat masih cukup. Namun, karena alat ini belum ada kami tidak bisa memanfaatkan air yang ada di dalam embung dan bak-bak penampungan kita.

      Kami juga memohon agar jalan ke kebun-kebun petani segera dibuatkan karena lahan kita ini sangat luas. Dari luasan 1.000 hektare (ha) yang sudah digarap petani di Kecamatan Gunung Kencana, seluas 630 ha ada di wilayah ini atau di Desa Bulakan. Dan menyangkut hasil panen kami, karena luasnya lahan garapan, kami membutuhkan sarana jalan untuk memudahkan pengangkutan hasil panen keluar. Sekarang fasilitas jalan itu belum ada. Dan semestinya dari awal sudah dipersiapkan. Kami memang kesulitan mengangkut karena permukaan tanah tidak rata dan masih banyak pangkal kayu bekas tebangan. Terus embung-embung yang tersedia itu belum ada pipanisasinya. Ini juga terkait dengan selang dan sprinkle tadi itu.

     Kami juga berharap dari hasil panen jagung yang luar biasa banyak ini nantinya ada teknologi yang mengajarkan kepada kami cara mengolahnya agar menjadi bahan jadi. Kami ingin membuat tepung atau olahan makanan lainnya. Kata orang-orang pandai nilai tambah hasil panen kami itu ada. Bukan pada bahan baku saja. Harus ada barang jadi. Barang olahan dari jagung. Para petani telah dimelekkan melalui bimbingan dan pembinaan para pejabat yang berkunjung ke sini terutama dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten dan provinsi. Hampir tidak sabar kami untuk mengolah jagung itu.

         Dengan demikian,  harga jagung itu sendiri semakin tinggi. Kami juga berharap jagung ini bisa diolah untuk pakan ternak di sini, sehingga harganya ke konsumen pasti sangat bagus. Sekali lagi kami membutuhkan bantuan semacam itu agar penghasilan para petani bertambah juga. Kami yakin bahwa kami bisa bersaing dengan pihak lain dalam hal ini paling tidak untuk pemasaran hasil tani. Tingkat kadar air atau rendemen jagung yang dihasilkan petani sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan industri apapun.

       Dipastikan bahwa kami masih bersemangat walaupun karena musim kemarau sebagian gagal  panen lantaran pertanaman yang agak tertunda. Namun, kami tidak mau gagal. Kami tidak ingin kegagalan karena kami ingi berubah. Kami inginnya maju seperti petani lain, apalagi dari desa kami ini akan membawa “tutur tinular” pola budidaya dan usaha tani jagung moderen ke desa-desa lain di seantero negeri kita. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang