Hanya Hiasan Alam: Tanggul Rendah Jika Air Dinaikkan Airnya Malah Masuk Irigasi Lagi
Sunday, 28th July, 2019 | 730 Views

SETIAP TAHUN SELUAS 320 hektare (ha) sawah akan terdampak tidak bisa masuk indeks pertanaman (IP)-2 yang sesungguhnya hingga IP-3 pun pasti bisa apabila struktur irigasi memadai. Selama ini kalau air dari irigasi dinaikkan, air malah tumpah atau kembali ke saluran irigasi karena tanggulnya tidak tinggi. Irigasi itu dianggap petani hanya sebagai hiasan alam belaka.

 

 

“Kami tidak tahu persis apakah ini kesalahan perencanaan, salah struktur atau salah material. Begitu masuk musim kemarau, air untuk sawah tidak ada walau air di irigasi melimpah,” ungkap Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Sarwadadi Sumadi,AMd kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Kawunganten, Desa Bojong, Kabupaten Cilacap, belum lama berselang.

Dia menyebutkan juga bahwa karena kesulitan mendapatkan air yang berjarak hanya 10 atau sepuluh meter dari tanggul irigasi, sedikit saja petani yang mau mengeluarkan uang untuk menyewa pompa. Selain itu sejak pada 1 Agustus 2019 ini saluran Daerah Irigasi (DI) Serayu untuk Kecamatan Kawunganten akan ditutup total untuk normalisasi atau rehabilitasi.

Di tempat sama Koordinator Penyuluh Kecamatan Kawunganten Edy Sudaryanto,SST menyampaikan bahwa dari 320 ha luasan sawah yang ada didaerah ini hanya sekitar 42 ha yang merupakan tadah hujan. Sekitar 280 ha adalah tergantung dari irigasi teknis DI Serayu. Dan terkait dengan penutupan jaringan irigasi secara total pada 1 Agustus 2019 seluas 70 ha tanaman berumur dua minggu dan satu bulan akan bermasalah.

“Namun, permasalahan bakal segera diatasi dengan pompa sebagai bagian terpadu dari mitigasi kekeringan. Memang sebelumnya para petani tidak mau cepat bertanam selagi ada air, sehingga mengalami kekeringan,” ungkap Sudariyanto.

Dia menambahkan juga bahwa persoalan yang sudah lama terjadi di wilayah ini adalah air tidak pernah sampai ke jaringan irigasi usaha tani atau JITUT. Kendati petani bisa mendapat air, sebagian besar diperoleh dengan sangat sulit dari jaringan irigasi desa (JID) atau bukan dari irigasi teknis tersier, melainkan dari selokan (kali) alam, tuk atau mata air dan embung yang masih menyimpan air. Dengan bantuan pompa dari pemerintah, barangkali persoalan air itu masih bisa menyelamatkan padi berumur dua minggu hingga satu bulan itu. *sembada/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang