Gerakan Tanam Sorgum Serempak di 77 Titik Lahan Milik TNI AL Seluruh Indonesia
Monday, 3rd October, 2022 | 421 Views
|
Oleh Arnen Sri Gemala, PMHP Ahli Muda, Sub Koord.Jasela, Dit.Serealia, Ditjen Tan.Pangan
Ir Arnen Sri Gemala, PMHP Ahli Muda, Sub Koordinator Jasela, Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan (Foto:sembada/dit.serealia)

Ir Arnen Sri Gemala, PMHP Ahli Muda, Sub Koordinator Jasela, Dit.Serealia, Ditjen Tan.Pangan (Foto:sembada/dit.serealia)

PIMPINAN TENTARA NASIONAL Indonesia (TNI) Angkatan Laut belum lama berselang menggelar Gerakan Tanam Sorgum serentak di seluruh Indonesia. Gerakan secara nasional di 77 lokasi itu dipusatkan di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

    Kegiatan itu mengambil tema Melalui Gerakan Tanam Sorgum Nasional, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Bersama Rakyat Siap Membangun Kejayaan Maritim Untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat. Atas penyelenggaraan  Gerakan Nasional Penanaman Sorgum secara serentak tersebut telah mendapat penghargaan rekor MURI berupa piagam yang diserahkan oleh Direktur Pemasaran Musium Republik Indonesia (MURI) Awan Rahargo kepada Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono.

   Acara dihadiri oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ahmad Heri Purwono dan Wakil Menteri Pertanian Dr Harvick Hasnul Qolbi dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr Suwandi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Ke-77 sekaligus mempeingati Hari Kemerdekaan Republik serta mengamankan ketahan pangan Nasional.

    Dalam sambutannya Laksamana Madya TNI Ahmad Heri Purwono Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) dalam sambutannya menyampaikan bahwa di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu, berpotensi mengganggu ketersediaan pangan nasional maka di perlukan langkah-langkah antisipasi menjaga ketahan pangan Nasional tersebut salah satunya dengan mengembangkan sorgum sebagai subtitusi impor.

    Ditambahkan pula bahwa penanaman sorgum ini  memanfaatkan lahan kosong milik TNI AL yang tersebar di seluruh Indonesia dengan luasan kurang lebih 800.000 hektare (ha), sedangkan di Kecamatan Cariu saat ini ada sekitar 86 ha. Untuk itu diharapkan bahwa program ketahanan pangan dengan pertanaman sorgum tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat dan pihak terkait sehingga dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat.

Sorgum Jadi Pilihan

Menurut Laksamana Madya Ahmad Heri Purwono, beberapa waktu lalu   masukan dari bapak wakil menteri pertanian bahwa sorgum merupakan satusubtitusi gandum. Indonesia tahun 2021 mengimpor gandum sebesar 11 juta ton karena ada gejolak geo politik dunia mengakibatkan harga gandum naik  2-3 kali lipat.

    Heri Purwono menambahkan bahwa hal ini tentu dapat menguras devisa negara, sehingga diharapkan sorgum dapat menyubsitusi gandum tersebut. Dari berbagai laporan dan informasi, tanaman sorgum dapat tumbuh di lahan yang ketersediaan airnya kurang, gampang tumbuh dan biaya produksi rendah. Artinya, sekali tanam dapat dipanen 2-3 kali dan kaya gizi dan kaya manfaat mulai dari biji, batang dan daunnya bisa dimanfaatkan untuk pangan, pakan serta bio energi. Jadi, ini sangat cocok untuk di budidayakan.

    Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada kesempatan yang sama mengapresiasi langkah dan dukungan pihak TNI AL dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Selain itu juga diharapkan dapat tersosialisasikan kepada seluruh masyarakat, sehingga masyarakat punya alternatif pertanaman lain dari segi budidaya maupun dari segi konsumsi.

    Disebutkan pula bahwa hampir di seluruh negara-negara di dunia membatasi ekspor pangannya, mengurangi menjual hasil produksi pertaniannya mereka ke luar negeri. Ini merupakan peluang bagi kita untuk mengembangkan komoditas pertanian Indonesia dengan memproduksi banyak bahan makanan lalu diekspor. Tentunya ini dapat menambah devisa negara dan meningkatkan taraf hidup petani. Sebagai  contoh, beberapa waktu yang lalu Singapura membutuhkan telur ayam dalam jumlah yang banyak karena Malaysia mengurangi ekspornya ke negara tersebut. Nah, kesempatan ini diambil oleh Indonesia untuk melakukan eskpor telur ayam ke Singapura. Selain itu Cina dan Arab Saudi juga membutuhkan beras dari Indonesia karena produksi Indonesia berlebih, sehingga dapat melakukan ekspor ke Arab Saudi.

    Harvick juga mengatakan bahwa untuk menggalang ketahanan pangan nasional agar jangan tergantung pada satu jenis komoditas pangan tertentu, seperti gandum itu. Sebab, jika terjadi masalah internasional sebagaimana saat wabah Covid-19 yang belum selesai sampai sekarang dan adaperang Rusia dan Ukraina atau mungkin fluktuasi ekonomi duniatentu  akan jadi masalah besar bagi Indonesia.

   Menurut Harvick, penanaman sorgum tersebut merupakan langkah awal yang baik untuk pengembangan sorgum yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak terutama para penjamin atau off-taker di hilir. Jangan sampai hasil panen para petani tidak bisa terjual. Dan  sebenarnya semakin banyak komoditas pangan lain yang dikembangkan akan semakin baik. Sebab, persaingan semakin sehat ketika yang satu bermasalah yang lain bisa mengantikan.

    Sependapat dengan Wamentan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dr Suwandi mengungkapkan Indonesia saat ini bergantung pada impor gandum yang diolah menjadi mi serta roti dan lain sebagainya. Di sisi lain beragam tanaman pangan nusantara berpotensi menggantikan gandum, yaitu singkong, sorgum, sagu, ubi jalar dan talas. Untuk itu semua komoditi harus dikembangkan.

   Bahkan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa ke depan Indonesia harus mampu menyediakan bahan pangan kita  sendiri tidak perlu lagi impor. Dan diharapkan mulai dari sekarang Indonesia perlu mengembangkan komoditas subtitusi impor seperti sorgum, sehingga Indonesia tidak bergantung bahan panganya ke negara lain. Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian menyerahkan bantuan benih sorgum, jagung, kedelai dan alat mesin Pertanian kepada TNI Angkatan Laut untuk mendukung penyediaan pangan bagi rakyat Indonesia. *Arnen Sri Gemala, PMHP Ahli Muda, Sub Koordinator Jasela, Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang