Dinas Pertanian dan Peternakan Prov.Banten “Kami Fokus Benih dan Target Produksi”
Wednesday, 29th July, 2015 | 882 Views
KONICA MINOLTA DIGITAL CAMERA

KONICA MINOLTA DIGITAL CAMERA

SECARA persentase, pencapaian produksi kedelai Provinsi Banten belum mengembirakan hingga 2014 karena hanya di kisaran 57 persen dari luasan panen 7.617 hektare (ha) yang turun dari 7.928 hektare (ha) pada 2013. Permasalahan yang terjadi adalah masih sangat klasik, yaitu benih tidak tersedia, kompetisi antarkomoditas di lahan pertanian dan minat petani terhadap kedelai belum tinggi serta pengawalan penyuluh yang rendah.”Di 2015 ini kami fokus pada benih dan target produksi untuk mendukung swasembada pangan.”

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Ir Eneng Nurcahyati berkaitan dengan keseriusan pemerintah mendorong dan mempercepat swasembada pangan dalam beberapa tahun ini. Dari sisi Dinas Pertanian, semua pihak akan dimobilisir, seperti penyuluh untuk mencapai itu termasuk agar lebih serius bekerjasama dengan pihak lain termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut Nurcahyati, untuk mencapai produksi yang diharapkan sesuai proyeksi dukungan tehadap swasembada pangan, luas lahan tanam (LLT) untuk kedele pada 2015 adalah 9.305 ha untuk produksi 12.240 ton. Kemudian pada 2016 menjadi seluas 10.176 ha untuk produksi 14.205 ton dan seluas 11.658 ha pada 2017 untuk produksi 15.615 ton.

Bagaimana mencapainya? Nurcahyati mengatakan bahwa saat ini sudah dipersiapkan program kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) kedelai seluas 5.750 ha. Itu meliputi GPPTT Kawasan Kedelai seluas 1.500 ha di lokasi Kabupaten Pandeglang dengan pola tanaman terpadu kabupaten. Kemudian sisasnya adalah GPPTT Non Kawasan Kedelai seluas 4.250 ha yang meliputi Kabupaten Pandeglang seluas 1.500 ha, Kabupaten Lebak seluas 1.500 ha, Kabupaten Lebak seluas 1.500 ha, Kabupaten Serang seluas 1.500 ha dan Kota Cilegon 250 ha.

“Kami juga menganggarkan program Upsus Kedelai melalui peluasan areal tanam, yaitu seluas 2.250 ha. Alokasi itu tediri dari 1.500 ha di Kabupaten Pandeglang, 500 ha di Kabupaten Lebak dan 250 ha di Kota Serang. Itu untuk mendukung swasembada pangan dai komoditi kedelai,” katanya.

Menyinggung perbenihan Nucahyati mengungkapkan bahwa pihaknya juga mendorong pemberdayaan penangkar benih kedelai untuk empat unit atau seluas 100 ha. Penangkaan itu mencakup dua unit atau seluas 50 ha di Kabupaten Pandeglang, satu unit atau seluas 25 ha di Kabupaten Serang dan satu unit lagi di Kabupaten Lebak untuk luasan 25 ha.

Nah, katanya, kalau untuk aspek produksi pihaknya ingin berbuat yang tebaik. Sebab, pihak dinas petanian sendiri harus yakin bahwa petani Banten punya keinginan kuat untuk menanam kedelai. Apabila sudah tahu kesulitan dalam menanam kedelai termasuk segi teknologi, seperti mesin pengeringan, maka akan lebih mudah melakukan pendekatan atau sosialisasi. Sebab, ada keluhan dari petani di Banten bahwa mereka rugi lantaran kurang alat pengeringan, di mana kalau benih kelamaan akan kering dan rusak. Di sisi lain dijadikan konsumsi juga tidak bisa karena sudah hitam-hitam. Jadi, semua pihak harus mempersiapkan diri. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang