Deddy: Hama Putih Itu Tidak Pengaruhi Hasil Panen
Wednesday, 20th July, 2016 | 869 Views

Ir Deddy Ruswansyah,MM hadir di persawahan di Desa Pematang Gering, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Dia datang ke sana berpeluh keringat khusus untuk melihat, mengamati dan mendengar keluhan petani yang “ditembuskan” sampai ke Jakarta. Dia adalah Kepala Sub Direktorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Kasubdit POPT) Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.

Kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com dan Majalah Lumbung Pangan (Grup Media BIG-5 Business) Deddy mengungkapkan bahwa temuan di lapangan bukan bakteri. Bukan cendawan blast. Dan bukan wereng cokelat. Tanaman petani baik saja dan panen tidak akan terpengaruh.

                                         ____________________

Menurut pengamatan kami di lapangan saat ini hama yang ditunjukkan para petani kita itu jenisnya hama putih yang itdak akan berpengaruh apapun terhadap tanaman padi. Dan mengatasi serangan hama putih ini sangat mudah, yaitu melakukan pengeringan pada sawah kemudian memberikan pemupukan yang sesuai. Hama putih ini akan hilang dengan sendirinya.

Hama putih ini masih sangat bisa dan mudah dikendalikan. Kami pastikan bahwa itu bukan serangan hama BLAST. Bukan. Hama putih ini kalau menyerang tanaman padi petani, misalnya mencapai hingga 45 persen masih sangat bisa dikendalikan dengan upaya pengeringan lahan sawah serta dilanjutkan dengan pemupukan yang tepat.

Jangan Terbiasa Gunakan Racun

Hama ini disebabkan faktor cuaca musim penghujan. Nanti setelah terkena sinar matahari hama ini akan mati atau pergi dengan sendirinya. Kalau satu atau dua penggerek tanam ada memang sangat wajar. Di mana-mana begitu. Sebab, tanaman ini berada di lahan terbuka. Artinya, bisa saja datang satu atau dua hama pengganggu itu. Jadi, wajar saja. Nah, kalau petani akan menggunakan peptisida, harus lapor dulu kepada pengawas hama tanaman kami yang ada di lapangan. Kami sangat keras menyampaikan kepada para petani kita di lapangan agar jangan terbiasa menggunakan racun atau peptisida untuk membasmi hama tanaman.

Tentu saja produser racun akan berusaha merayu semua petani agar selalu memakai racun yang mereka buat, sehingga produk mereka laris terjual tanpa memikirkan keseimbangan ekosistem. Kami berharap semua petani sebelum memberikan racun pada tanaman supaya berkoordinasi atau bertanya dulu kepada petugas Balai Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (BPOPT) di sekitar lahan tanam petani. Mereka pasti berada di dekat lahan bertanian. Mereka sama dengan petani yang berada di daswah ladang.

Jadi, para petani bisa memperoleh  informasi utuh dan juga tanaman yang sehat dengan didahului melihat benih, pengolahan tanah yang benar, pengaturan pemakaian air (irigasi), tanam sistem legoyo dengan pola dua satu yang benar. Apabila sudah ditanam dengan benar, maka nantinya rumpun padi itu akan tumbuh lebih banyak dan menghasilkan malai yang banyak pula. Akibat atau dampaknya produksi padi petani akan jauh lebih banyak.

Pakai Umpan Saja

Kalau kita berbicara tentang hama walang sangit, seperti yang banyak terdapat di tanaman padi siap panen ini tidak berbahaya. Namun demikian, walang yang ada di lokasi tanam petani bisa dikatakan berbahaya kalau muncul saat pengisian malai. Kalau saat ini malau sudah penuh bahkan sudah siap panen, pemunculannya tidak berpengaruh apa-apa.

Tindakan yang perlu dilakukan pertama sekali mengamati populasi hama itu. Sudah pada bilangan ratusan atau ribuan atau selaksa. Artinya, janganlah masih  sedikit yang muncul langsung dibasmi dengan pestisida, apalagi malai sudah berisi biji padi. Petani salah besar kalau bertindak seperti itu. Nah, kalau masih pada proses pengisian biji, petani bisa melakukan pengumpanan, sebagaimana telah diajarkan atau dilatih kepada petani cara mengatasi gangguan walang sangit.

Sekali lagi dengan pengumpanan, di mana tali dilintangkan sepanjang pematang sawah lalu dioleskan dengan terasi, maka walang wangit itu akan menempel pada tali tadi kemudian dibuang. Sekali lagi kalau walang itu ada pada kondisi menjelang atau siap panen, dibiarkan saja. Sebab, nantinya akan pergi cari makanan lain. Walang tidak akan mampu mengisap biji padi yang sudah matang. Jadi, walang tidak berbahaya saat padi telah menguning menghiasi alam. Demikianlah ekosistem berlangsung sesuai hukum alam saling membutuhkan dan saling mendukung termasuk kepada manusia. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang