Dari Lampung Selatan-Mesuji dan Pesawaran, PETANI: Produksi Panen Padi Naik, Perangkat Vertical Dryer Pasti Kami Rawat
Tuesday, 2nd November, 2021 | 645 Views

DI SELURUH INDONESIA pihak Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) mendorong percepatan penyelesaian bangunan untuk vertical dryer pengeringan padi. Apabila bangunan telah selesai, perangkat alat pengering berkapasitas 10 ton untuk sekali proses selama 11 jam itu akan segera dipasang. Para petani di Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Pesawaran berjanji meningkatkan produksi panenan dan merawat perangkat pengering bantuan Kementerian Pertanian.

   Demikian dijelaskan oleh Koordinator Fungsional Pasca Panen, Direktorat PPHTP Achmad Yusuf,SP,MSi dan disambut positif oleh para petani di Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Pesawaran. Ketiga kabupaten tersebut berada di Provinsi Lampung. Achmad Yusuf melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Lampung untuk monitoring (pemantauan) dan evaluasi proyek bantuan Keenterian Pemerintah kepada para petani.

   “Kedatangan kami kemari untuk melihat tindak-lanjut bangunan untuk bantuan Kementerian Pertanian sudah sejauh mana pelaksanaannya. Dengan bantuan pemerintah tersebut diharapkan ada peningkatan taraf hidup dan perekonomian para petani. Peningkatan yang diharapkan berupa mutu gabah yang dihasilkan oleh petani untuk ketahanan pangan lokal dan nasional,” Yusuf menegaskan. Dia didampingi Staf Pasca Panen Direktorat PPHTP Anita Retnawaty,SP.

    Yusuf bertemu dengan para petani di Desa Naga Asri, Kecamatan Sragi, Provinsi Lampung Selatan. Para petani itu adalah Aleks Samsu dan Kristiono dari Kelompok Tani Naga Asri beranggotakan 16 petani dan menggarap lahan tadah hujan seluas 20 hektare (ha) plus lahan petani di kecamatan itu seluas 300 ha.

   Lainnya adalah para petani di Telogo Rejo, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji. Mereka Sartopo dan Tukiman dari Gabungan Kelompok Tani Mutiara Tanjung yang menghimpun 21 kelompok tani beranggotakan 636 petani dengan lahan garapan seluas 838 ha. Di Kabupaten Pesawaran para petani di Kelompok Tani  Maju, Desa Sri Wedari, Kecamatan Tegi Neneng, menurut petani Turimin sebagai 16 petani yang tergabung di kelompok itu menggarap sawah tadah hujan seluas 10 ha plus puluhan hektare lagi di kecamatan tersebut.

Meningkatkan Kualitas

   Menurut Achmad Yusuf, peningkatan kualitas yang diharapkan itu harus nyata di masa datang. Sebab, biasanya para petani hanya mengandalkan lantai jemur, tetapi setelah alat mesin pengering padi bisa dipakai, para petani bisa mengeringkakan gabah panenan dengan tingkat kekeringan yang maksimal. Perangkat pengering senilai hampir satu miliar rupiah itu mampu mengeringkan gabah pada volume 10 ton dalam waktu 10 jam hingga 11 jam untuk satu kali proses.

    “Alat mesin pengering itu tentu akan membantu percepatan proses pertanaman berikutnya karena waktu pekerjaan petani sudah terpangkas sangat jauh. Jadi, petani juga bisa lebih awal mengolah lahan sawahnya karena waktu yang dipakai tidak banyak lagi dalam proses menjemur di lapangan. Semua sudah dikerjakan oleh mesin pengering dan itu hanya butuh waktu 10 jam saja untuk 10 ton. Memang akan banyak waktu yang bisa dihemat termasuk di sisi tenaga kerja,” ungkap Yusuf di hadapan para petani di Desa Naga Asri, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan dan di Desa Telogo Rejo, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kab.Mesuji.

   Selain itu, sebut Yusuf, Pemerintah juga berharap pertanaman yang sebelumnya dua kali dalam setahun bisa ditingkatkan menjadi tiga kali setelah perangkat pengering terpasang. Sebab, waktu yang dibutuhkan mengolah padi sudah banyak terpangkas. Artinya, kesempatan untuk mengolah tanah sudah terbuka lebar lantaran gabah sudah cepat kering dan diolah menjadi beras.

    Dia menambahkan, setelah bantuan pemerintah dimanfaatkan, para petani harus belajar mandiri dan berkembang dengan menambah sendiri mesin-mesin yang dibutuhkan. Dengan demikian, seluruh kebutuhan yang diperlukan oleh petani bisa dipenuhi sendiri. Melalui mesin pengering yang didapat petani, maka tingkat kekeringan padi akan jauh lebih bagus, sehingga nantinya bisa menghasilkan benih sendiri yang berkulitas. Dan tentunya taraf hidup petani akan meningkat.

    Selain itu kalau mesin pengering telah terpasang, harga gabah petani tentu akan lebih baik dan tinggi karena kualitas yang dihasilkan jauh lebih baik. Kendati nantinya panen masuk di musim penghujan, para petani tidak usah takut lagi memanen gabahnya. Sebab, memanen gabah di musim penghujan tentu harga akan anjlok karena kualitas turun bahkan jelek karena padi tidak kering dan tidak bisa dijemur. Lain halnya setelah mesin pengering telah bisa dipakai semua masalah yang terkait dengan masa panen sudah bisa diatasi. Itulah manfaat mesin pengering yang diberikan kepada petani.

Dirawat Secara Teratur

    Menurut Slamet, SP, Kepala Seksi Pasca Panen, Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji, setelah bangunan selesai dan perangkat vertical dryer atau pengering sudah terpasang, diharapkan para petani bisa mengatasi kendala penjemuran atau pengeringan pada masa panen raya. Artinya, melalui bantuan peralatan dari pemerintah ini petani sudah bisa langsung melakukan pengeringan pada saat panen.

    Dia menambahkan bahwa selain untuk Kecamatan Rawa Jitu Utara yang terdiri dari 14 desa, daerah lain yang akan memanfaatkan perangkat pengering berkapasitas 10 ton untuk setiap pengeringan selama 10 jam hingga 11 jam itu adalah Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Mesuji.

   Disebutkan pula bahwa untuk Kabupaten Mesuji, hingga 2021 ini baru ada tiga perangkat pengering. Itupun kapasitasnya tidak mencapai 10 ton setiap proses. Sampai Desember 2021 ini perangkat pengering untuk Kabupaten Mesuji masih sangat kurang atau masih jauh dari cukup. Para petani masih mengalami kesulitan untuk menjemur gabah hasil panenan mereka.

    Kendati demikian, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji sangat berharap kepada petani agar bantuan alat yang akan dipasang pada bangunan dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dirawat secara teratur. Sebab, perangkat itu adalah untuk kepentingan para petani sendiri. Artinya, petani sendiri yang akan rugi apabila perangkat itu tidak ditangani dengan baik. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang