Dampak Bantuan Mesin Giling Gabah Kementan Pada 2021 Ekonomi Petani Naik
Tuesday, 11th July, 2023 | 309 Views

“Pada 2021 kami menerima mesin bantuan dari Kementerian Pertanian berupa paket yang mencakup mesin pemecah kulit dan mesin pengayak gabah. Bagian paket lainnya yang diterima adalah mesin pemoles dua unit, grading atau mesin pemisah beras yang juga lazim disebut mesin pengayak.”

     Hal itu diungkapkan oleh Umar Abdulgani (40), Ketua Kelompok Tani Tanah Harapan Jaya, Desa Sendang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Selain mesin giling, bantuan yang diterima petani adalah bangunan untuk penempatan paket mesin, tetapi lantai jemur tidak menjadi bantuan pemerintah.

    Menurut Umar, setelah bangunan dan mesin berdiri kemudian dioperasikan, dampaknya sangat positif pada perekonomian para petani karena tidak menjual gabah mereka kepada tengkulak. Selain itu yang dijual sudah berupa beras dengan golongan menengah atau medium. Lahan yang dikelola anggota petani yang jumlahnya 50 orang adalah seluas 20 hektare (ha).

    “Petani sudah menjual hasil panen berupa beras. Bukan lagi berupa gabah. Saat panen pun sudah betul-betul masak, sehingga kalau dijemur beberapa waktu sudah bisa langsung digiling menjadi beras dengan mutu yang baik,” Umar bercerita kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Desa Sendang, awal Juli 2023 ini. Dia didampingi oleh Koordinator Penyuluh Kecamatan Banyakan Dr Totok Winarto,SP,MAgr dan  Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sendang Eny Farida,SP.

   Umar juga mengatakan bahwa beras yang dikemas dalam karung saat ini adalah berukuran 25 kilogram (kg). Kendati demikian, pada Ramadan yang lalu sengaja dikemas dalam karung berukuran 50 kg karena ada permintaan, sehingga lebih mudah diangkut. Namun, untuk saat ini hanya dikemas dalam karung ukuran 25 kg.

   “Tetapi, sempat juga kami kemas dalam karung kecil berukuran 5 kg dengan harapan akan menarik konsumen. Semua beras yang kami kemas itu masih polos atau belum ada merek atau keterangan lainnya,” katanya seraya menambahkan harga beras medium untuk jenis Memberamo adalah 11.000 rupiah per kg dan jenis IR-64 adalah 10.500 rupiah per kg.

Bersama Badan Usaha Milik Desa

     Menurut Umar Abdulgani, beras yang lebih disukai masyarakat sesungguhnya tidak terbatas. Tetapi, masyarakat berekonomi kuat atau menengah ke atas akan memilik jenis beras Memberamo yang pulen atau empuk lengket dan konsumen berekonomi umum cenderung memilih jenis IR-64 karena pera yang agak keras dan mudah dicampur-campur.

   Pemasaran yang dilaksanakan sejak mesin beroperasi adalah dengan menjual ke berbagai toko. Tetapi, ada juga yang dijual kepada distributor kecil di sekitar desa yang mau menerima. Selain itu pihak petani juga sudah bekerjasama dengan pehak pengelola Badan Usaha Milik Desa dari beberapa desa di sekitar.

    “Pasokan gabah ke pabrik ini sebetulnya sudah menckupi untuk mendukung operasi permesinan. Memang, selain masih pemula dalam bidang perberasan,  modal kami masih terbatas. Untuk luasan 20 ha memang masih kurang, tetapi dari tetangga desa yang berdekatan luas pertanian sudah mencapai 100 ha, sehingga bisa mendukung. Kalau memungkinkan karena masih terbatas modal, kami butuh lantai jemur,” Umar bercerita sembari menambahkan bahwa penggilingan dan lantai jemur pada di Kecamatan Banyakan ada beberapa, tetapi di Desa Sendang hanya milik petani Kelompok Tani Tanah Harapan Jaya.

     Secara khusus Koordinator Penyuluh Kecamatan Banyakan Dr Totok Winarto,SP,MAgr mengatakan pengoperasian mesin giling milik Kelompok Tani  Tanah Harapan Jaya akan lebih efisien apabila petani memiliki lantai jemur sendiri. Lantai jemur itu sangat diperlukan dan ditempatkan bersebelahan gedung penggilingan. Saat ini para petani menyewa lantai jemur senilai 3 juta rupiah per hari berikut pekerja yang mengangkut ke penggilingan. Memang petani masih mengharapkan ada bantuan lantai jemur semacam rumah kaca agar pada musim hujan atau matahari ditutupi kabut mendung, padi yang kering tetap tersedia.  *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang