Ada Diklat Gratis Tangani OPT Bagi Petani
Wednesday, 20th July, 2016 | 800 Views

Pengantar Redaksi:

Masalah dan urusan organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama dan penyakit sudah lama terdengar. Namun, boleh jadi hanya gemanya yang merasuk bagai suara di lembah dan tindakan tidak adaa atau tidak maksimal lantaran berbagai hal. Apa yang terjadi sesungguhnya mengenai OPT itu? Berikut ini wawancara Media Pertanian online www.sembadapangan.com dengan Direktur Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman, Kementerian Pertanian Dr Ir Dwi Iswari di kantornya, belum berselang.

Sampai di mana penanganan OPT saat ini?

Ya, pemerintah melalui Direktorat Perlindungan Tanaman telah mengirimkan surat edaran ke semua pihak, yaitu para gubernur dan bupati. Tujuannya, agar para pemimpin di daerah mereka juga mendistribusikan edaran tersebut kepada seluruh penyuluh dan kelompok tani.

Apakah upaya semacam itu sudah cukup?

Belum. Tetapi, itu merupakan bentuk perhatian dari pemerintah untuk mengatasi perkembangan OPT terutama yang sangat berbahaya, yaitu blast. Dalam surat edaran itu semua hal tentang OPT dan cara menanganinya diterangkan, sehingga seluruh petani bisa mengikuti, memahami dan dimampukan menangani OPT.

Misalnya?

Kami menerangkan bagaimana cara mengetahui benih yang sehat. Lalu dengan cara melakukan treatment atau perlakuan tertentu dan sederhana, tetapi berhasil guna (efektif), di mana adalah semua petani kita harus melakukan perlakuan tertentu agar benih yang akan ditanam itu betul-betul sehat.

Apa contohnya?

Satu caranya adalah dengan merendam benih itu di dalam cairan bergaram. Ya, garam dapur yang untuk sayur dan lauk-pauk itu. Setiap satu liter air dicampur 30 gram garam dapur selama satu malam. Barulah setelah itu disemai. Saat ini kami program dalam upaya penanganan serangan OPT dan upaya yang dilakukan ini sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh setiap petani di desa.

Kalau ada biji padi yang terapung harus dibuang karena dapat dipastikan benih tersebut berpenyakit. Sebelum disemai petani perlu dicampuri organisme hayati yang dicelup dengan ukuran 5 mililiter dicampur dengan satu liter air, sehingga seluruh penyakit benih terbuang atau mati.

Apakah hal tersebut saat ini saja atau bagaimana? Bisa dijelaskan?

Tidak juga. Ini sudah menjadi bagian dari program. Program ini sudah dilakukan untuk seluruh Indonesia melalui balai yang ada kita memfasilitasi untuk memperbanyak dan membagikannya kepada para petani secara gratis. Untuk seluruh Indonesia kita sudah mempunyai 74 unit yang siap melayani semua permintaan petani.

Agen hayati atau bakteri itu sangat bagus berintegrasi dengan tanaman padi kita. Agen tersebut berbentuk seperti bahteri yang kita gunakan untuk melawan OPT yang berguna menekan penggunaan  peptisida. Semua petani di Indonesia bisa mendapatkannya secara gratis dan kami sangat menfasilitasi dengan cara mengembangbiakkan agen itu di laboratorium seluruh Indonesia. Para anggota kelompok yang ingin memperoleh pengetahuan bisa mengikuti pelatihan tanpa biaya atau gratis saja.

Bagaimana agar petani mengetahui hal ini?  

Ya, kami sedang mencari cara untuk menyosialisasikan kepada seluruh petani agar melaksanakan program ini. Sebab, perlakuannya sangat mudah dengan manfaat sangat luar biasa,

Kami di sini sebagai pengamat OPT. Kalau penyuluh itu bagian unit lembaga lain. Untuk menyosialisasikan program tersebut perlu kerja sama dengan petani itu sendiri. Karena sudah banyak petani yang sudah mendapat pengetahuan cara perlakuan terhadap benih dan tidak serta merta melakukan penyemprotan dengan peptisida. Semua petani sudah dilatih untuk mengamati dan memantau, seperti apa penyakit yang muncul itu dan apa cirinya. Barulah dilakukan pengendalian.

Bukankan pestisida yang disemprotkan itu justru mendatangkan hama atau penyakit lain?

Iya. Benar, memang demikian. Sekarang kami sedang menyosialisasikan penggendalian hama tersebut dilakukan dengan bahan alami, sehingga serangga yang ikut memangsa atau memerangi OPT tetap hidup karena menjadi sahabat petani. Agen hayati yang dipakai beberapa macam, seperti trichoderma spp untuk membasmi penyakit oleh cendewan, painibacillus polymyxa untuk membasmi penyakit oleh bakteri, pestisida nabati, seperti daun sirsak, nimba, daun mindi dengan campuran daun lainnya.

Dalam kaitan itu kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik dari penyuluh dan petani. Sebab, kalau penyuluh itu keliling dalam satu desa, di mana seandainya desa tersebut terjadi serangan hama tentu merekalah yang menginformasikan keadaan tersebut kepada pihak petugs OPT yang saat ini baru ada satu orang setiap kecamatan. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang