Nanda Abraham: Potensi Pasar Sorgum Konsumen Cerdas yang Pilih Makanan Sehat
Monday, 5th September, 2022 | 627 Views

POTENSI PASAR SORGUM (Sorghum bicolor Moench) adalah para konsumen cerdas yang memilih makan sehat untuk memperpanjang usia harapan hidup. Memang setiap pengusaha mempunyai strategi  di bidang pemasaran komoditi, tetapi faktualnya masyarakat sendiri yang menentukan pilihan atas sumber makanan yang dianggapnya menyehatkan. Masyarakat juga telah mamahami makanan sehat, sehingga mereka bisa menentukan alternatif makanan sehat yang berasal dari sorgum.

     Sebagai sumber pangan yang menyehatkan, sorgum merupakan cerukan potensi  pasar yang cukup besar,  apalagi kalau dikaitkan dengan orang yang memiliki penyakit gula darah  atau diabet. Para penderita penyakit itu bisa menggantikan makan beras dengan beras sorgum atau tepung sorgum. Begitupun dengan orang yang memiliki sejarah penyakit darah tinggi dan kolesterol juga bisa mengkonsumsi sorgum ini.

     “Artinya sorgum sebagai bahan makanan sangat fungsional. Keistimewaan sorgum juga ada dibandingkan dengan tanaman lain, yaitu batang bisa dibuatkan silase untuk pakan ternak, batang bisa diperas untuk mendapatkan nira yang bisa dibuat menjadi gula. Keistimewaan lain adalah bahwa sorgum bisa berproduksi lebih dari sekali untuk satu pertanaman,” demikian keterangan Direktur Utama (Dirut) PT Artha Duta Lestari (ADL) Ir Nanda Abraham kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikau, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, belum lama berselang.

   Selain itu, kata Abraham, pasar yang dibidiknya adalah mancanegara terutama Cina. Sebab, pihaknya telah dihubungi pengusaha Cina yang meminta puluhan ribu ton sorgum merah. Jenis atau varietas sorgum merah akan dijadikan sebagai minuman beralkohol. Pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Genetik dan Sumber Daya Pertanian (BB Biogen), Bogor sudah banyak mengembangkan benih sorgum, seperti varietas bioguma.

     “Nah, varietas sorgum bioguma sangat cocok dikembangkan dan dibudidayakan karena berfungsi sebagai sumber makanan dan energi, batangnya kalau diproses  bisa menjadi nira dan kalau diekstrak  bisa menjadi bioethanol. Bahkan batang dan daunnya itu bisa untuk pakan ternak serta bulirnya untuk unggas. Saya menaruh minat besar, sehingga saya mendukung tanam benih sorgum di sini untuk dijadikan calon benih setelah panen nantinya,” demikian Nanda Abraham . Dia adalah off-taker untuk sorgum dari pertanaman di Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikau, Purwakarta.

Optimis Menyerap Sorgum Petani

   Nanda Abraham mengungkapkan bahwa dia tetap optimis atas prosfek sorgum ke depan. Juga optimis masyarakat bisa menerima budidaya sorgum berikut serapan pasar dan harganya. Oleh sebab itulah petani harus didukung untuk menanam sorgum tersebut. Hasil panen dari petani akan ditampung dan dipasarkan. Jika petani konsisten menanam sorgum tentu pasokannya akan berjalan dan PT ADL bisa melakukan proses pengolahan secara berkelanjutan.

    Menurut dia, pihaknya berani mengambil langkah menjadi avalis atau off-taker karena telah melakukannya secara paralel dengan para petani yang ada di sekitar Purwakarta. Para petani telah diedukasi atau diberi pemahaman untuk menanam sorgum. Pabrik yang sudah ada di Gunung Putri, Cilengsi, Bogor telah dilengkapi mesin sosoh dan mesin penepung. Pada masa sekarang pasokan biji sorgum hanya bisa sekitar 1 ton per minggu.

    Dia menambahkan bahwa pengeluaran petani untuk 1 ha adalah antara delapan juta rupiah hingga 10 juta rupiah. Kalau memerlukan pupuk, modal awalnya bisa mencapai 13 juta rupiah. Apabila pada awalnya tanah harus diolah tentu saja modal naik menjadi sekitar 18 juta rupiah hingga 20 juta rupiah.

   Selanjutnya dikatakan bahwa untuk batang sorgum dengan harga 300 rupiah per kilogram (kg), jika misalnya ada 50 ton batang hijauan dikali 300 rupiah per kg sudah dapat 15 juta rupiah. Bulir atau bijinya per kg untuk kering panen antara 3.000 rupiah hingga 4.000 rupiah, kalau misalnya dapat 3 ton per ha nilainya sudah 12  juta rupiah. Petani tetap untung. Belum lagi panennya tiga kali dalam setahun.

Kepdes Ciwareng: Tanah Desa Untuk Sorgum

   Menurut Kepala Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikau Cecep Endang Muklis,ST bahwa tanah atau lahan milik Desa Ciwareng sudah diplot untuk pertanaman sorgum. Adapun luas lahan tersebut saat ini mencapai sekitar 2 ha dan dalam keadaan kosong atau belum ditanami apapun. Warga masyarakat telah diberi pemahaman tentang apa dan bagaimana keistimewaan tanaman sorgum tersebut. Lahan itu akan dikerjakan sendiri oleh petani setempat.

   “Ya, warga saya telah diberi pemahaman tentang potensi dan manfaat sorgum untuk makanan manusia dan sekaligus pakan untuk ternak. Bahkan batang sorgum juga untuk pupuk serta untuk media tanam jamur,” ungkap Muklis kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com seusai penanaman benih sorgum yang dikelola petani Ramli.

   Dia menambahkan bahwa dana desa sebesar 20 persen atau sekitar 160 juta rupiah dari pagu yang ada yang diperuntukkan pemerintah penopang ketahanan pangan akan dimanfaatkan untuk menanam sorgum itu. Semua jajaran aparat desa telah menyetujui dan menyepakati agar dana ketahanan pangan tersebut bisa maksimal menghasilkan pangan. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang