Sarjana Lulusan Universitas Nasional Disiapkan Hadapi Transformasi Digital Global
Wednesday, 6th July, 2022 | 519 Views

PENGUATAN PENINGKATAN KAPASITAS Sumber Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi era digital, global dan industri 4.0 serta social 5.0 telah menjadi keteguhan sikap atau commitment para Pemimpin dan Civitas Akademica Universitas Nasioal, Jakarta. Untuk itu institusi pendidikan yang terencana, sistematis dan berkelanjutan termasuk di dalamnya pemberlakuan kurikulum link and match menjadi perhatian yang tidak berhenti.

   “Era digital telah mengubah banyak dimensi kehidupan masyarakat, baik bersifat positif maupun negatif. Perkembangan masyarakat digital yang serba cepat dan tidak terduga memerlukan upaya sistematis dan strategis dalam penanganannya. Hal ini untuk memastikan perkembangan teknologi dan media dapat mengarahkan kita pada perubahan sosial yang diharapkan. Perubahan sosial yang dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dan merata untuk seluruh masyarakat,” demikian disampaikan Rektor Universitas Nasional Dr El Amry Bermawi Putera, M.A saat memberikan sambutan dalam acara wisuda Universitas Nasional, periode I tahun akademik 2021/2022 di JCC di Jakarta, baru-baru ini.

    El Amry menambahkan, untuk memastikan hal itu diperlukan satu institusi  yang terencana, sistematis dan berkelanjutan. Juga institusi yang dapat membangun kapasitas dan kesadaran masyarakat untuk cakap dan bijak dalam pemanfaatan teknologi dan media yang berkembang saat ini.

   “Perguruan tinggi menjadi satu institusi strategis yang diharapkan mampu membentuk dan meningkatkan kapasitas dan kesadaran masyarakat. Kesadaran untuk bijak dan cakap digital. Sehingga, dapat mengawal transformasi digital ke arah yang lebih konstruktif,” ujarnya.

   Kebutuhan SDM yang mampu beradaptasi dan bertransformasi serta cakap digital harus dipenuhi. Dengan demikian, Universitas Nasional pun telah melakukan berbagai perubahan yang antara lain mendesain ulang kurikulum dengan memberlakukan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), OBE (Outcome Based Education) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI).

   “Pada kurikulum MBKM ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk belajar di luar program studinya selama tiga semester. Sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui dinamika lapangan,” paparnya seraya menambahkan bahwa Universitas Nasional juga telah membuat program khusus guna menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja dan pengembangan keilmuan. Merancang dan  melaksanakan  proses pembelajaran yang inovatif.

   Pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022, mahasiswa Universitas Nasional telah mengikuti program MBKM yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia maupun Universitas Nasional. Di antaranya adalah 108 mahasiswa dari berbagai program studi yang mengikuti magang dan studi independen bersertifikat di perusahaan mitra dari program MBKM Kemendikbud Ristek Dikti. Selanjutnya, lima mahasiswa mengikuti Indonesia International Mobility Awards (IISMA), tiga mahasiswa dari Program Studi Akuntansi mengikuti Kampus Mengajar, dan 97 mahasiswa dari berbagai Program Studi mengikuti Program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI).

 Apresiasi Menko Perekonomian RI

   Acara wisuda Universitas Nasional, periode I tahun akademik 2021/2022 di JCC juga dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Dr  (HC) Ir Airlangga Hartarto, MBA, MMT. Menteri Perekonomian RI menyatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi tantangan 5C  (Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, dan Cost of Living). Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan dukungan dari masyarakat dengan menciptakan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi akan perubahan, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur, dan berkarakter.

    “Kita sudah siap 5G. Kita siap dengan fiber optic antarpulau. Kita punya satelit dan saat ini kita sedang bicara dengan space X dan Telkom untuk low earth orbit satelit. Yaitu satu teknologi baru untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Ini beberapa hal yang membuktikan bahwa Indonesia lebih cepat dari beberapa negara lain. Untuk di bidang digitalisasi, pemerintah telah meluncurkan program yang disebut G to P (Government to people), dari pemerintah ke masyarakat, yang salah satunya dengan program kartu prakerja,” jelas Airlangga.

   Menurut dia, di era saat ini SDM yang dibutuhkan dalam adalah mereka yang mampu beradaptasi akan perubahan, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur, dan berkarakter.  Dia juga mengapresiasi kepada Unas yang lulusannya berhasil mendapatkan predikat cumlaude. “Jadi, ini prestasi yang perlu diikuti oleh para mahasiswa lain karena ini bukan periode yang mudah, karena dua tahun para mahasiswa melakukan pembelajaran secara daring di tengah masa-masa sulit.

Kebutuhan Dunia Usaha

  Acara wisuda juga dihadiri oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III Dr Ir Paristiyanti Nurwardani MP. Dalam pidatonya,  Kepala LLDIKTI Wilayah III  mengatakan bahwa salah satu  bentuk  Transformasi  Pendidikan Tinggi  adalah  implementasi  MBKM. Program MBKM bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja di tingkat nasional dan global pada era digital dan Industri 4.0.

 “Selain itu MBKM juga memberikan kesempatan kepada sivitas akademika untuk berperan secara proaktif,   langsung  dan  aplikatif  melalui  Tridharma  Perguruan Tinggi  dan 8 IKU  terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Merdeka Belajar Kampus Merdeka juga  memberikan kesempatan  bagi institusi pendidikan tinggi untuk lebih agile (lincah) dan adaptif menghadapi tantangan dan disrupsi,” demikian disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani MP.

    Kepala LLDIKTI Wilayah III juga mengapresiasi Universitas Nasional yang telah berperan aktif dalam program MBKM dan berharap Universitas Nasional terus meningkatkan angka implementasi MBKM dan melaporkannya ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi sehingga capaiannya dapat dipantau oleh Kemendikbudristek,  melalui LLDIKTI Wilayah III. Universitas Nasional sendiri masuk peringkat ketiga dalam implementasi program MBKM. Hal ini, dikarenakan banyaknya jumlah mahasiswa Unas yang mengikuti program MBKM dari pemerintah.

   Pada wisuda periode I tahun akademik 2021/2022, Universitas Nasional kembali melantik 1784 wisudawan yang prosesinya dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, sebanyak 929 wisudawan. Sesi kedua, sebanyak 855 wisudawanAdapun wisudawan terdiri dari satu wisudawan program doktoral, 83 wisudawan program magister, 1.531 wisudawan program sarjana, 133 wisudawan program sarjana terapan, dan 36 program profesi.

  Pada wisuda ini juga diberikan penghargaan khusus kepada lulusan yang memiliki IPK tertinggi serta menyelesaikan studi lebih cepat, yaitu kepada,

  1. Prafitri Kumalasari Program Studi Magister Manajemen dengan IPK: 3,98;
  2. Aprilia Program Studi Bahasa Korea dengan IPK: 4,00;
  3. Muhamad Sopiyan Program Studi Informatika dengan IPK: 3,97;
  4. Afifah Nadifah Program Studi Keperawatan dengan IPK 3,95; 
  5. Yulia Dwi Rakhmawati Program Studi Manajemen  dengan IPK: 3,94;
  6. Tengku Surya Mihari Program Studi Ilmu Politik dengan IPK: 3,90;
  7. Haniya Tasiliyah Masyhur Program Studi Hukum dengan IPK : 3,89;
  8. Muhamad Ismail Program Studi Teknik Elektro dengan IPK: 3,72.

     Selain itu, masih ada 1.106 wisudawan yang berpredikat Cum Laude dari jenjang Sarjana dan  49 wisudawan yang berpredikat Cum Laude dari jenjang magister. Pada wisuda ini, Universitas Nasional juga meluluskan 15 mahasiswa asing asal tiongkok jenjang sarjana dari program studi sastra Indonesia. Adapun mereka mengikuti wisuda ini secara online atau dalam jaringan. *sembada/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang