Program Hibah John Templeton Foundation Diraih PPI Universitas Nasional Jakarta
Friday, 3rd September, 2021 | 568 Views

 

PROGRAM HIBAH John Templeton Foundation telah diraih Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas). PPI Unas dinilai berhasil menjadi lembaga yang secara khusus dirancang untuk menguatkan pendidikan lingkungan bagi kalangan muda muslim di Indonesia dan secara luas mengenalkan khazanah ajaran Islam terkait lingkungan dan perubahan iklim.

     Ketua PPI Unas  Dr Fachruddin Mangunjaya mengatakan terhitung September 2021 hibah yang dimenangkan atau diraih dari John Templeton Foundation tersebut, maka PPI Unas bisa menyelenggarakan proyek yang selama ini menjadi fokus garapannya hingga tiga tahun ke depan. Karena itu pihak Universitas Nasional menyampaikan terima kasih kepada John Templeton Foundation atas hibah ini.

     “Dukungan dari lembaga ini akan semakin menguatkan sinergi antara agama dan ilmu pengetahuan dalam perlindungan alam dan lingkungan. Serta menunjukkan mengenai praktik-praktik terbaik yang telah terbangun di masyarakat, termasuk di kalangan pesantren,” katanya.

      Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas) merupakan salah satu pusat studi yang ada di Universitas Nasional, yang dicanangkan pendiriannya pada 20 Februari 1985. PPI Unas diresmikan oleh Rektor Universitas Nasional Prof Dr Mr Sutan Takdir Alisyahbana dan Menteri Agama RI Munawir Sadjali, MA. Dalam prosesnya, pusat studi ini kemudian resmi berada di bawah Rektor Universitas Nasional dengan SK Rektor Universitas Nasional No 247/1999.

      PPI Unas berkonsentrasi pada kajian kontemporer tentang tantangan Islam terkini, terutama dalam kaitan dengan Perspektif Islam dalam lingkungan hidup, konservasi alam dan perubahan iklim. PPI Unas selama kegiatannya, berusaha membangun jembatan penghubung antara para ahli dan tokoh dengan komunitas Muslim serta ilmuwan dan praktisi lingkungan demi kebaikan manusia dan planet ini.

      “Kami mendorong integrasi pemikiran Islam dan kajian ilmiah dan berkontribusi pada inisiatif lokal, nasional, regional dan internasional tentang Islam dan lingkungan. Kajian kami juga terbuka untuk kegiatan yang bersifat akademis dan kajian-kajian tentang pemikiran Islam baik klasik maupun kajian pemikiran Islam modern yang kemudian bersifat sebagai landasan praktis dan sumbangan lembaga pemikiran,” demikian disampaikan Fachruddin Mangunjaya.

     John Templeton Foundation adalah lembaga yang didirikan oleh Sir John Templeton. Yayasan ini dibentuk dengan cita-cita untuk mencapai visinya, yaitu mendorong dunia sains dan penemuan. John Templeton Foundation juga menetapkan Penghargaan Templeton untuk Kemajuan dalam kajian agama. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan pada individu atau lembaga yang telah melakukan pencapaian keteladanan yang memanfaatkan kekuatan sains untuk mengeksplorasi alam semesta demi tujuan kebaikan bagi umat manusia yang ada di dalamnya.

     Sepanjang 2019 hingga 2023 nanti John Templeton Foundation fokus pada bidang-bidang terpilih yang diharapkan bisa mempercepat kemajuan dalam topik-topik yang menjanjikan untuk memajukan pengetahuan dan pemahaman. Pihak John Templeton akan mendukung eksplorasi keyakinan dan praktik keagamaan; kita akan berinvestasi dalam penelitian ilmiah dasar yang dapat membentuk cara kita berpikir tentang keberadaan manusia; kami akan mendorong refleksi teologis dan filosofis terkait penemuan ilmiah; dan kita mendorong kebajikan tertentu seperti rasa syukur, rasa ingin tahu, dan kerendahan hati yang berkontribusi pada perkembangan manusia.

    Dalam keterangannya Fachruddin Mangunjaya juga mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati di dunia. Namun, alam dan kehidupan satwa liar ini tengah mengalami ancaman kerusakan yang hebat. Penelitian dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 85 persen dari populasi penduduk di dunia terafiliasi dengan tradisi agama dan spiritual, namun keterlibatan kelompok agama dalam persoalan krisis iklim yang saat ini menjadi isu yang paling mengkhawatirkan dalam sejarah peradaban manusia masih sangat kecil.

    Karena itulah PPI Unas yang telah memiliki perjalanan yang panjang bekerja dengan para pemimpin agama dan kelompok konservasi alam dalam penguatan pemahaman mengenai ajaran Islam yang relevan dengan lingkungan dan perubahan iklim, terus mendorong berbagai program untuk penguatan agenda-agenda tersebut.

    “Selain itu proyek ini juga diharapkan akan meluaskan upaya-upaya masyarakat muslim yang secara positif kontribusi dalam memberikan solusi terhadap berbagai persoalan lingkungan, termasuk perubahan iklim dan pandemic Covid-19 yang melanda masyarakat dunia saat ini,” tambah Fachruddin.

     Rektor Unas Dr El Amry Bermawi Putra, mengucapkan selamat atas keberhasilan Dr Fachruddin Mangunjaya dan timnya dalam pendanaan ini. “Ini merupakan pencapaian yang luar biasa untuk upaya dalam menjaga keseimbangan alam. Kami sangat bangga dan mengucapkan selamat atas keberhasilan PPI Unas,” demikian disampaikan Rektor Unas. *sembada/humas-unas

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang