Indonesia Lepas Ekspor Perdana Nanas dan Pisang ke Singapura
Monday, 22nd October, 2018 | 960 Views

 

SEBANYAK LIMA TON nenas (Ananas comosus) telah diekspor ke Singapura yang berasal dari Desa Kundur, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Ekspor perdana itu akan dilanjutkan secara rutin sebanyak 10 ton setiap minggu.

Ekspor itu dilepas Sabtu (20/10) oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian Dr Suwandi bersama Kepala Balai Besar Pascapanen Pertanian Prof Dr Risfahry, Pemerintah Kabupaten Karimun dan eksportir PT Alamanda Sejati Utama.

Menurut Suwandi, di wilayah perbatasan ini ada lahan pertanian potensial untuk budidaya nanas, pisang, durian, gambir, kelapa dan lainnya. Hasilnya berkualitas ekspor. Letaknya strategis untuk ekspor ke Singapura dan Malaysia yang jaraknya hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Karimun. Luas lahan budidaya nanas di Kabupaten Karimun mencapai 130 hektar (ha). Selain nenas juga diekspor pisang.

“Tentunya ekspor tidak hanya nanas dan pisang. Tapi komoditas lainnya buah dan sayuran lainnya segera menyusul ekspor buah. Ekspor nanas dan pisang ini merupakan wujud tindaklanjut dari komitmen dari Agribusiness Working Group antara Indonesia Singapura. Dalam beberapa kali pertemuan, menekankan kemudahan dan percepatan ekspor komoditas pangan Indonesia ke Singapura,” demikian Suwandi.

Kunci keberhasilan ekspor lainnya adalah nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan produknya. Apabila nanas diolah menjadi produk enzim bromeolin, selai, keripik, dodol, konsentrat bahan industri, nanas kaleng, sirup dan lainnya. Ini akan memberi nilai tambah dan mensejahterakan petani. Pada 2017 Indonesia ekspor nanas total 210.026 ton dan 95 persen di antaranya dalam bentuk olahan dengan nilai devisa sekitar 3,3 triliun rupiah.

Untuk ekspor perdana ini akan ada 5 ton nanas Kundur yang siap dikirim ke Singapura di samping 1 ton pisang.  Tahapan selanjutnya, target ekspor adalah 10 ton per minggu hingga akhir tahun 2018, dan tahun 2019 ditargetkan bisa mencapai 20 ton per minggu.  Untuk bisa mencapai target tersebut tentunya banyak hal yang harus disiapkan antara lain fasilitas cold room, perbaikan sistem budidaya di lapang, dan perluasan bangunan PHO.  *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang