Kab.Blitar: Hadapi El Nino Dengan Edukasi Para Petani Plus Terapkan Bio SAKA
Sunday, 6th August, 2023 | 757 Views

Pengantar Redaksi:

PERUBAHAN IKLIM SECARA global termasuk di dalamnya fenomena El Nino di Indonesia kembali mendorong para pengambil keputusan untuk menghadapinya. Merujuk hal itu Henry Supardi dan Fitria Rorita dari Media Pertanian online www.sembadapangan.com secara khusus menaruh perhatian ke Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Terkait ketahanan pangan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Ir Wawan Widianto bertutur seperti di bawah ini.

 

Kini fenomona El Nino sedang berlanjut, adakah persiapan khusus Dinas Pertanian mengantisipasinya, misal percepatan olah tanam?

   Menyambut El Nino dalam bidang pertanian memerlukan antisipasi dan persiapan yang tepat agar dampaknya dapat diminimalisasi. Antisipasi dan persiapan yang baik akan membantu petani menghadapi tantangan yang mungkin timbul akibat El Nino dan mengurangi dampak negatifnya pada sektor pertanian. Kami telah mengantisipasinya dengan berbagai cara, seperti melakukan beberapa langkah. Kesatu, Pemantauan dan Prediksi, yaitu mengikuti informasi dari lembaga iklim dan meteorologi. Periksa prediksi dan proyeksi terkini untuk mendapatkan gambaran tentang dampak El Nino pada wilayah pertanian.

   Kedua, Konservasi Air, yaitu  meningkatkan konservasi air dengan menerapkan sistem irigasi yang efisien, mengumpulkan air hujan, dan mengurangi pemborosan air di pertanian. Sebab, El Nino cenderung menyebabkan kekeringan dan cuaca yang lebih kering. Ketiga, Pemilihan Varietas Tahan Kekeringan, yaitu memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan dan cocok untuk kondisi ikiim yang kering. Varietas ini akan membantu tanaman bertahan lebih baik selama periode kekeringan yang berhubungan dengan El Nino.

    Keempat, Rotasi Tanaman dan Penjadwalan Penanaman, yaitu mempertimbangkan rotasi tanaman yang tepat untuk menghindari penurunan kualitas tanah dan mengurangi risiko kegagalan panen. Kemi juga menjadualkan waktu penanaman agar dapat menghindari musim terburuk selama periode El Nino. Kelima, Pengelolaan Tanah yang Baik, yaitu melakukan pengelolaan tanah yang baik, seperti penanaman tanaman penutup tanah dan penambahan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Tanah yang sehat dapat membantu tanaman bertahan lebih baik selama periode kekeringan.

    Keenam, Pengendalian Hama dan Penyakit, yaitu mempertahankan pengendalian hama dan penyakit secara teratur untuk mengurangi kerugian potensial. Sebab, kekeringan dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Ketujuh, Edukasi Petani, yaitu dengan memberikan pelatihan dan edukasi kepada petani mengenai praktik-praktik yang sesuai selama periode El Nino. Meningkatkan pemahaman para petani tentang fenomena untuk membantu mereka mengambil tindakan yang tepat. Kedelapan, Kerjasama dengan Otoritas Lokal, yaitu bersinergi dengan otoritas pemerintah Kabupaten Blitar maupun lembaga pertanian untuk memperoleh dukungan dan informasi lebih lanjut mengenai tindakan yang harus diambil selama periode El Nino.

Setelah panen raya (Maret-Apr) untuk musim tanam April-September yang bisa ditanam dengan ketersediaan irigasi berapa hektare?

    Dari data ketersediaan dan penggunaan lahan pada 2022 untuk sawah irigasi  mencapai luasan 27.121 hektare (ha). Untuk luasan sawah tadah hujan  mencapai 4.114 ha, sedangkan untuk tegalan atau kebun adalah seluas 48.188 ha dan untuk ladang seluas 26 ha saja. Dengan demikian jumlah lahan yang tersedia untuk tanaman pangan dan hortikultura adalah 79.449 ha.

Kendati El Nino, adakah lahan untuk padi gogo? Perkiraan luasan berapa hektare? Berdasarkan data target LTT bulan Agustus hingga Desember 2023?

    Berdasarkan data sasaran atau target luas tambah tanam (LTT) pada Agustus sampai Desember 2023 untuk pad sawah adalah seluas 23.213 ha. Kemudian untuk padi gogo mencapai 4.396 ha.Jadi, julah keseluruhan adalah 52.259 ha.

Untuk padi irigasi atau sawah bagaimana ketersediaan benih dan_saprodi lain? Kalau memungkinkan padi darat, tersediakah benih?

   Bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat untuk mencakup beberapa kecamatan di Kabupaten Blitar. Untuk bantuan benih inbrida padi irgasi (Inpari)-32 sebanyak 72.500 kilogra (kg) pada luasan 2.900 ha dan meliputi 13 kecamatan. Bantuan benih jagung sebanyak 3.600 kg untuk luasan 240 ha pada satu kecamatan, sedangkan bantuan kedelai dari pusat sebanyak 32.250 kg untuk luasan 625 ha pada dua kecamatan.

    Sarana produksi (saprodi) untuk kegiatan korporasi kedelai di satu kecamatan seluas 100 ha, yaitu benih sebanyak 5.000 kg, pupuk NPK nonsubsidi sebanyak 15.000 kg, pupuk hayati sebanyak 300 liter (ltr) dan pestisida sebanyak 200 ltr. Bantuan benih dan saprodi kegiatan padi fortifikasi sebanyak 18.750 kg, pupuk NPK nonsubsidi sebanyak 150.000 kg dan pupuk hayati sebanyak 750 kemasan. Secara khusus ada juga bantuan benih untuk kegiatan bioremediasi sebanyak 21.250 kg untuk luasan 850 ha di tiga kecamatan.

Menyiasati kondisi alam demi menjaga ketahanan pangan, bagaimana tanaman umbi-umbian? Tertarikkah petani_pada komoditi ubi kayu dan ubi  jalar? Bagaimang potensinya di Kabupaten  Blitar ini?

   Menjaga ketahanan pangan merupakan hal yang penting dalam menghadapi berbagai tantangan global terkait krisis pangan dan perubahan iklim. Ubi kayu dan ubi jalar adalah dua komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan karena para petani tumbuh dengan baik di berbagai kondisi tanah dan iklim. Untuk menarik minat petani agar lebih banyak menanam ubi kayu dan ubi jalar, kami mengambil beberapa langkah.

   Kesatu, Edukasi dan Pelatihan, yaitu dukungan teknis kepada petani mengenai cara bercocok tanam yang efisien. Selain itu juga diselenggarakan praktik pertanian yang berkelanjutan, dan inovasi dalam produksi serta pengolahan ubi kayu dan ubi jalar, sehingga terbangun penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya setempat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan manfaatnya, petani akan lebih termotivasi untuk menanamnya.

   Kedua, Pemasaran dan Nilai Tambah, yaitu membantu petani menemukan pasar yang lebih luas dan mendapatkan peluang bisnis baru dengan mengembangkan produk turunan dari ubi kayu dan ubi jalar, seperti olahan makanan, tepung, atau bahan baku untuk industri tertentu. Dengan demikian, petani dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi dari hasil panen mereka. Ketiga, Pengorganisasian Petani, yaitu mendukung pembentukan kelompok-kelompok petani atau koperasi yang berkaitan dengan produksi dan pemasaran ubi kayu dan ubi jalar. Dengan bekerja sama, petani dapat saling bertukar pengalaman, memperkuat tawar-menawar dengan pembeli atau pasar, dan mendapatkan manfaat ekonomi bersama.

    Keempat, Promosi Konsumsi Lokal, yaitu mengkampanyekan konsumsi produk lokal termasuk ubi kayu dan ubi jalar untuk mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan di tingkat lokal. Dukungan dari konsumen lokal juga dapat meningkatkan permintaan dan harga yang menguntungkan bagi petani. Kelima, Pameran dan Kompetisi, melibatkan para petani mengikuti pameran pertanian atau kompetisi untuk ubi kayu dan ubi jalar guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat dan potensi komoditas tersebut.

  Kegiatan semacam ini juga dapat memberikan kesempatan bagi petani untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan minat petani dalam menanam ubi kayu dan ubi jalar dapat meningkat, sehingga dapat berkontribusi positif terhadap ketahanan pangan regional maupun global

Kalan budidaya palawija, seperti apa keadaannya di Kabupaten Blitar?

   Mengacu data produksi palawija pada 2022, yaitu padi dengan kondisi gabah kering panen (GKP) sebanyak 374.122 ton, jagung dengan keadaan kering pipil (KP) sebanyak 308.612 ton, kedelai sebanyak 4.304 ton, kacang tanah sebanyak 1.103 ton, kacang hijau sebanayk 98 ton, ubi kayu sebanyak 62.671 ton dan ubi jalar sebanyak 3.916 ton.

Petani Blitar menjadi pelopor pemantaatan Bio SAKA, sejauh mana materi Bio SAKA itu mendukung upaya Dinas Pertanian menjaga pasokan pangan di wilayah ini? Secara khusus budidaya komoditi apa saat ini yang mendapat perlakuan Bio SAKA itu? Hortikultur jenis apa? Kalau padi? Buahan? Kopi?

   Memang itu benar. Petani Blitar menjadi pelopor karena pengembang bio SAKA itu berasal dari daerah ini. Dari beberapa kenyataan dan kesaksian para petani yang menerapkan bio SAKA pada tanaman mereka, produksi padi, jagung dan kedelai termasuk umbi-umbian telah meningkat. Sudah banyak komiditi budidaya yang mendapat perlakuan dengan bio SAKA. Misalnya, puluhan tanaman hortikulutur juga kenyataannya padi. Bahkan para petani telah menerapkannya pada kopi yang mereka tanam dengan hasil, pertama daun maupun bunga lebih segar dan banyak serta buahpun lebih banyak dan segar. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang