Penyuluh Karang Tengah: Saat Petani Butuh Kami Siap dan Sigap Berbagi
Sunday, 2nd August, 2020 | 741 Views

 

Pengantar Redaksi:

PADA ERA PERUBAHAN iklim global saat ini kondisi sektor pertanian sering tidak menentu. Perubahan iklim yang ekstrim sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan para petani mengurus tanaman di sawah ladang mereka. Penyuluh diharapkan bisa menjadi ‘garda’ depan dan belakang atau di sisi hulu pun di hilir. Tetapi, bisakah gerangan? Betulkah. Berikut ini ungkapan Koordinator Penyuluh Kecamatan Karang Tengah  Abdul Sidik,Sarjana Pertanian (SP), Magister Manajemen (MM). Juga dipadukan dengan tuturan Ketua Kelompok Tani Cirata Machpudin dan Petani Peduli Petani (P3) Ujang Irpan. Selamat menyimak.  

       Saya ingin menyampaikan beberapa hal menyangkut sektor pertanian. Pertama, terkait dengan pendampingan bagi petani. Kami selalu siap datang dan dekat dengan para petani tanpa melihat kondisi sosial dan latar belakangnya. Bahkan hari minggu pun ketika petani membutuhkan tenaga kita, kami siap ke lapangan. Tidak lama menunggu.

        Contohnya, minggu lalu kami panen ubi jalar. Para petani  meminta pendampingan bagaimana memanen yang tepat dan akan diapakan ubi itu. Tanpa pikir panjang lagi kami dampingi. Mungkin kalau orang yang bekerja di kantoran pada hari Minggu itu adalah libur. Atau liburan. Mungkin pada hari libur bisa ada waktu untuk berkumpul dengan keluarga mereka. Tidak demikian dengan kami. Kapan pun petani butuhkan, walaupun hari libur kami siap memberikan waktu dan tenaga kepada mereka agar petani kita maju.

     Kedua, kami mengucapkan terima kasih kepada camat yang selalu mendukung kegiatan yang ada di Karang Tengah ini. Bahkan beliau mendorong  seluruh kepala desa agar menganggarkan uang dari dana desa di bidang pertanian. Ini sangat luar biasa dan kami mengalami hal seperti ini baru dengan camat kami yang sekarang ini.

    Di sisi lain, sekarang bupati kami mempunyai program  e-warung atau elektronik warung, dimana di dalam kabupaten itu yang memiliki komoditas, seperti kacang hijau yang telah disediakan di dalam E-Warung itu diharapkan menjadi peluang bagi kelompok tani  bisa bekerja sama dengan E-Warung tersebut. Nah, dari sisi kami penyuluh,  mungkin nantinya pihak Dinas Pertanian atau Bidang Tanaman Pangan bisa menfasilitasi bagaimana caranya supaya kelompok tani nanti bisa memasok hasil buminya  ke dalam E-Warung tersebut.

     Sebab, untuk satu kabupaten ada kacang hijaunya. Dengan demikian, nanti antarkolompok tani  yang mendapatkan bantuan dari pemerintah selain peluang pasarnya dengan pengusaha desa yang juga petani sebagaimana dilaksanakan penandatanganan perjanjian jual-beli panenan petani juga bisa bergaung di E-Warung tersebut. Artinya, komoditas kacang hijau bisa dimasukkan ke dalam E-Warung itu. Saat ini untuk memasukkan barang ke E-Warung harus lintas dinas terkait  karena ditangani oleh pihak Dinas Sosial.

     Ketiga, setiap  hari Jumat kami mengekspos potensi kelompok tani  yang kesulitan menjual  hasil  pertaniannya. Kami juga mengekspos di media sosial dengan alamat info BPP Karang Tengah. Jadi, tolong nanti semua mengikuti (follow) agar kita semua bisa bersama-sama memasarkan hasil pertanian yang ada. Kemarin ada yang telah berjasa di usaha pelayanan jasa alat mesin atau UPJA, dimana dia mempunyai keahlian memperbaiki mesin-mesin pertanian yang rusak.

       Mereka itu juga kita informasikan di media sosial yang ada di group. Kemudian kita bagi atahu shared kemudian ada juga di blog kita. Itu tidak hanya sekadar informasi belaka. Di situ juga ada Balai Penyuluhan Pertanian Karang Tengah. Kita juga memasarkan hasil-hasil pertanian sekaligus membantu petani dari luar. Itu sengaja dilakukan untuk membantu memfasilitasi para petani. Jadi, untuk Kecamatan Karang Tengah  fasilitas yang terkini  dilakukan adalah membantu kelompok tani memasarkan hasil-hasil pertaniannya.

      Menyinggung sumur pantek yang memang sangat dibutuhkan petani, kami telah mengajukan proposal beberapa waktu lalu. Nah, lantaran ada perubahan anggaran di kabupaten sebagai dampak dari penanggulangan virus korona, maka proposal akan diajukan kembali untuk Kelompok Tani Cirata ini. Memang Desa Suka Jadi ini adalah yang paling ujung dan paling kesusahan mendapat air.

       Jadi, kalau ada sumur pantek harapan kami semua pertanaman bisa dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu padi-padi-palawija. Artinya, kalau bisa diraih indeks pertanaman (IP)-3 itu tentulah pendapatan atau perekonomian petani akan berubah meningkat. Kami para penyuluh di Kecamatan Karang Tengah ini hanya delapan orang untuk melayani 16 desa. Jadi, sebetulnya tenaga penyuluh untuk melayani para petani masih sangat kurang.

     Yaaa, tetapi masih bersyukur karena permasalahan masih bisa kami selesaikan bersama petani dan dikerjakan maksimal karena di Cianjur Selatan seorang penyuluh mendampingi sampai empat desa. Kami tidak pernah mengeluh apalagi bersungut-sungut. Kami melayani petani senantiasa siap dan sigap setiap hari. Kendati hari libur kami sellau mendengar petani. Tanpa petani sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan kami akan sia-sia.

Sumur Perlu dan Mendesak

     Saya sebagai Ketua Kelompok Tani Cirata di Desa Suka Jadi ini sering prihatin kalau petani anggota kelompok mengeluhkan cai ka sawahna yang sangat kurang. Bahkan sering sangat minim. Sebab, desa atau daerah kami adalah tadah hujan, sehingga sangat perlu sumur bor atau sumur patek di sini. Jika sudah ada tentu akan bisa mengatasi kesulitan air di persawahan dan budidaya tanaman pangan bisa leluasa diupayakan.

    Para petani anggota kelompok saya sering berkata: Pak Machpudin ini bagaimana kita mau tanam? Air tidak ada lagi? Bisakah diminta kepada pemerintah bantuan pompa. Ya, pada kesempatan seperti ini semua petani sudah dengar sendiri bahwa kebutuhan sumur pantek itu telah disampaikan. Dan pemerintah menjawab agar diajukan surat permintaan kebutuhan para anggota kelompok. Ya, semoga saja pada 2021 mendatang sumur pantek dan pompa ada.

Semoga Panen Kacang Hijau Bagus

       Ketika ada pembahasan untuk menangani hasil panen kacang hijau dan diperlukan orang yang bisa membeli semua pasil panen, memang saya semula berpikir apakah saya sanggup atau tidak. Dan seiring waktu pikiran saya mantap. Saya bersedia membeli dan saya juga bersedia berjanji di hadapan para pejabat dari kantor pertanian pusat atau yang dari Jakarta itu. Juga pejabat dari dinas pertanian provinsi serta dari Kabupaten Cianjur sendiri.

      Hal yang melatarbelakangi keputusan itu adalah memang saya berniat membantu petani agar petani tidak susah menjual kacang hijau itu pada saat panen dua seengah bulan mendatang. Selain itu harga bisa saja merosot dengan sengaja kalau yang membeli kacang hijau itu tengkulak. Petani sudah tidak ingin ada tengkulak mendatangi mereka dan menentukan harga sesuka tengkulak itu. Lagi pula sudah ada kelompok tani yang sudah diakui pemerintah desa dan pemerinah kabupaten.

      Kalau menyangkut harga saat ini di warung-warung pinggir jalan kalau eceran adalah 24.000 rupiah per kilogram (kg). Tetapi, secara umum harga kacang tanah antara 18.000 rupiah per kg hingga 20.000 rupiah per kg. Semoga saja panen kacang hijau mendatang bagus. Petani untung dan saya sebagai petani yang akan membeli kacang hijau petani di anggota kelompok juga bisa untung sedikit. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang