Padi Gogo Varietas Toba Layak Untuk Indonesia, Produktivitas 6-8 Ton Per Hektare
Sunday, 20th June, 2021 | 879 Views

DENGAN PRODUKTIVITAS YANG tinggi padi gogo atau padi ladang dari Kabupaten Toba Samosir atau Kabupaten Toba sangat layak dibudidayakan di seantero Indonesia tercinta ini. Vaietas padi gogo Toba yang satu di antaranya SIARIAS mencapai profitas hingga 6 ton per hektare (ha) yang cocok pada ladang dengan ketinggian 800 meter hingga 1.200 meter di atas permukaan laut atau dpl.

   Di kawasan Pengunungan Bukit Barisan termasuk Kabupaten Toba, padi darat atau padi ladang yang oleh masyarakat setempat digelari eme tur SIARIAS atau hauma tur SIARIAS bisa tumbuh dengan baik. Adapun profitasnya yang terukur pada ubinan mencapai 6 ton per ha. Atau rata-rata 5,8 ton per ha. Kendati demikian, pihak Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat profitas hauma tur SIARIAS itu hanya 5,6 ton pe ha.

    Fakta di atas disampaikan oleh Kepala Dinas Petanian dan Perikanan Kabupaten Toba Jerry Silaen,SP,MSi kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya, baru-baru ini. Dia didampingi oleh Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Toba Nurautama Ramadan,SP.

   “Di Kabupaten Toba masih banyak lagi nama lain eme tur lainnya yang petani menamai dengan nama daerah atau tempat masing-masing. Kalau dirata-rata sekitar 50 persen penggunaan padi lokal di wilayah ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Dan untuk padi gogo atau padi ladang ini profitasnya bisa mencapai 5,8  ton untuk satu hektare,” demikian Jerry Silaen.

   Menurut dia, untuk varietas padi gogo itu calon benihnya sudah ditawar oleh pihak Kementerian Pertanian. Namun, harganya tidak masuk untuk hitungan petani atau tidak cocok dengan harapan para petani, sehingga batal. Memang kami ingin sekali mengorbitkan atau mempopulerkan bahwa di Toba ini ada padi gogo yang bisa dipanen dengan produktivitas sampai 6 ton per ha.

   Disebutkan pula bahwa apabila dirata-rata volume setiap hektarnya bisa mencapai 5 ton. Itupun sudah bagus dan melebihi target dari kementerian khusus untuk varietas padi gogo. Karena di daerah lain tidak bisa mencapai sebanyak di Toba. Nah, benih padi gogo dari Kabupaten Toba ini awalnya direncanakan untuk ditanam di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di Provinsi Papua. Tetapi, juga untuk provinsi lainnya.

   Jerry mengungkapkan, kalau proses pengadaan benih padi gogo akan melalui  e-katalog atau penunjukan langsung, hal itu terserah pihak Kementerian Pertanian. Namun, hal yang pasti pada waktu yang lalu itu harganya tidak masuk pada hitungan para petani di Kabupaten Toba. waktu yang lalu. Pihak petani batal menjualnya kepada pihak Kementerian Pertanian karena dihargai murah.

   “Waktu itu saja di sini harga benih padi gogo telah mencapai 6.000 rupiah per kilogram (kg), sementara pihak Kementerian Pertanian meminta harga 5.000 rupiah per kg. Nah, mana mau petani kami di sini dengan harga demikian? Jerry menjelaskan.

   Menurut dia, varietas SIARIAS itu cocok dibudidayakan pada ketinggian 900 meter sampai 1200 meter dpl. Hal itu terbilang luar biasa karena petani di Kabupaten Toba hanya menggunakan varietas lokal yang tidak tersertifikasi dengan produktivitas yang sangat tinggi. Benih tidak disertifikasi yang secara umum logika para ilmuwan tidak bermutu dan hasil rendah justru mampu menghasilkan 6 ton per ha. Apalagi ada pendampingan maupun intensifikasi serta inovasi teknologi, hasilnya bisa hingga 8 ton per ha.

   “Istilahnya benih lokal yang ditanam petani sekarang ini begitu semai dipupuki ala kadarnya terus dibiarkan begitu saja. Setelah panen hasilnya ditimbang masih bisa sekitar 6 ton per ha untuk satu hektarenya. Apalagi kalau ada perlakuan tersendiri, yaaa bisa mencapai 8 ton per ha. Dan itu telah terjadi beberapa waktu yang lalu,” katanya sembari menambahkan bahwa dari hasil yang bagus itu diharapkan varietas lokal tersebut bisa disebarkan seluruh Indonesia.

    Alasannya? Sebab, potensi panennya yang sangat bagus. Namun, karena petani tidak pernah gembar-gembor atau sorak-sorai, hasil semacam itu didiamkan saja. Bahkan pihak kabupaten atau provinsi pun mungkin merasa tidak perlu promosi tentang potensi besar yang dianggap biasa saja. Jadi, hanya petani di wilayah eks Keresidenan Tapanuli yang satu-satunya wilayah Pemerintahan Belanda di Indonesia yang belum menjadi provinsi hingga saat ini yang menggunakan varietas tersebut.

    Jerry menambahkan, pihaknya sangat heran terhadap pihak BPS yang merilis hasil panen 5,5 ton per ha, padahal petani menimbangnya mencapai 6 ton per ha. Walaupun pihak BPS melakukan pendataan berdasarkan ubinan, namun ubinan bisa diperbanyak pada spot tertentu, sehingga data itu lebih akurat dan sesuai dengan yang ada di lapangan.

Dari Jakarta Bisa Dicek Via Hand-phone Petani Bukan?

    Padi gogo ini banyak di Kecamatan Habinsaran , Kecamatan Nassau Desa Lumban Julu, Kecamatan Borbor dari tiga tempat itu paling bagus terletak di Kecamatan Nassau itu di daerah pegunungan dan itu di dataran yang paling tinggi sekitar 1200 di atas permukaan laut (dpl).  Data terkait hal itu sangat valid dan lengkap mulai dari data desa,  kecamatan dan provinsi yang angkanya sama.

   “Saya berharap dari pusat itu mau mencatat nomor WhatsApps atau WA untuk setiap kelompok tani di seluruh Indonesia ini agar data yang masuk itu langsung dari petaninya. Dengan demikian, data yang dibutuhkan itu tidak berubah-ubah kemudian tinggal direkap. Semua data yang masuk itu pastilah diberikan oleh para petani yang saya tahu mereka masih jujur dan bicara apa adanya. Dan mereka tidak akan bisa berbohong karena bisa dicek langsung ke lapangan dengan menggunakan aplikasi canggih yang up to date atau tepat waktu,” demikian Jerry Silaen.

    Saat ini luasan varietas SIARIAS yang akan dipanen di Kecamatan Habinsaran mencapai 200 ha dan di Kecamatan Nassau luasnya juga sekitar 200 ha, sedangkan luasan yang akan dipanen di Kecamatan Borbor mencapai 100 ha. Hasilnya diharapkan bisa memenuhi benih padi gogo atau hauma tur secara nasional. Untuk ukuran 10 rante menghasilkan gabah kering panen sebanyak 800 kg dengan ukuran satu rante adalah 20 meter kali 20 meter, sehingga untuk luasan satu hektare adalah 25 rante bisa menghasilkan 8.000 kg atau 8 ton per ha. Ini bisa menyamai padi sawah varietas unggul baru beririgasi teknis.

Panen Pada Juli 2021 Mendatang

    Luasan pertanaman padi gogo pada Februari 2020 di Kecamatan Habinsaran adalah 80 ha menurun menjadi hanya 20 ha pada periode yang sama 2021. Kemudian pada Maret 2021 pertanaman di Kecamatan Habinsaran meningkat lagi menjadi 40 ha, tetapi pada periode yang sama di 2020 tidak ada pertanaman. Pada Juli 2020 pertanaman mencapai 42 ha, yaitu di Kecamatan Habinsaran 40 ha dan di Kecamatan Nassau 2 ha, sementara pada Juli 2021 tidak ada pertanaman.

   Disusul kemudian pada Agustus 2020 pertanaman di Kecamatan Habinsaran seluas 40 ha dan di Kecamatan Borbor seluas 24 ha, sementara pada Agustus 2021 tidak ada pertanaman. Untuk pertanaman pada September 2020 di Kecamatan Habinsaran mencapai 15 ha, di Kecamatan Nassau mencapai 75 ha dan di Kecamatan Pintu Pohan Meranti mencapai 20 ha, sementara pada September 2021 tidak ada pertanaman. Pada Oktober 2020 pertanaman di Kecamatan Borbor hanya 4 ha dan di Kecamatan Nassau 25 ha, sementara pada 2021 tidak ada pertanaman. Selama November 2020 maupun 2021 tidak ada pertanaman sama sekali.

    Pada Januari 2020 panen di Kecamatan Habinsaran mencapai 80 ha (pada Januari 2021 panen seluas 50 ha) dan panen di Kecamatan Nassau pada 2020 mencapai 22 ha (pada Januari 2021 panen seluas 75 ha). Pada Februari 2020 panen di Kecamatan Nassau 61 ha (panen 2021 seluas 25 ha) dan di Kecamatan Pintu Pohan Meranti seluas 20 ha. Panen di Kecamatan Habinsaran 45 ha). Pada Maret 2020 panen hanya ada di Kecamatan Borbor seluas 4 ha dan pada 2021 tidak ada panen sama sekali.

   Pada April 2020 dan April 2021 tidak ada panen, tetapi pada Juni 2020 di Kecamatan Habinsaran panen seluas 25 ha (sementara pada periode yang sama Juni 2021) tidak ada panen. Pada Juli 2020 luas panen di Kecamatan Habinsaran mencapai 55 ha kemudian pada Juli 2021 mendatang diperkirakan panen di Kecamatan Habinsaran dan Kecamatan Nassau masing-masing seluas 200 ha atau 400 ha dan di Kecamatan Borbor seluas 100 ha. * sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang