Dir.Akabi: JAGUNG DAN KEDELAI Tumpang Sisip Saling Untungkan Dua Jenis Tanaman Dan Pasti Untungkan Para Petani
Thursday, 21st November, 2019 | 1390 Views

UNTUK MEMPERTAHANKAN produksi jagung (Zea mays) dan kedelai (Glycine max) ke depan ini akan dilakukan tumpang sisip atau relay cropping, di mana hal itu akan saling menguntungkan kedua jenis tanaman. Selain itu pasti untungkan para petani. Pencapaian target tanam kedelai seluas 0,6 juta hektare (ha) atau sekitar 650.000 ha pada Oktober sampai dengan Desember. Itu dilakukan  melalui gerakan percepatan tumpang sisip jagung dengan kedelai di hampir semua provinsi. Selanjutnya di bawah ini tuturan Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Ir Amirudin Pohan,MSi kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

        Tumpang sisip itu secepatnya tanpa stop akan kami sisir. Lokasi pertanaman jagung akan kami cari. Sebenarnya teknologi tumpang sisip itu saling menguntungkan untuk dua jenis tanaman tersebut. Tanaman kedelai bisa memberikan unsur nitrogen pada lahan jagung karena dari akar kedelai itu ada zat rizobium. Para petani juga pasti beruntung karena produksi kedua komoditi itu pasti meningkat.

     Kita harapkan kedelai sebagai tanaman sisip dengan domain atau lingkungannya adalah tanaman jagung untuk periode penanaman jagung berikutnya produksi akan lebih tinggi. Sebab, tanaman jagung sangat butuh nitrogen sementara tanaman kedelai melepaskan zat itu dari akarnya, sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman jagung. Nitrogen juga ada dari udara, sehingga diharapkan pada tanaman jagung itu juga diberikan pupuk urea dan lain-lainnya. Artinya, saat disisipkan tanaman kedelai, maka tanaman kedelai bisa memanfaatkan pupuk yang diberikan pada tanaman jagung tersebut. Jadi, kedua tanaman ini bisa saling simbiose mutualisme.

Sembari Disosialisasikan Kepada Para Petani

      Ke depan produksi jagung diharapkan bisa naik. Begitupun dengan produksi kedelai bisa naik karena kedua tanaman ini saling mengisi dari sisi pemanfaatan pupuk. Karena itulah sekarang kita  sedang menyisir  pertanaman jagung yang baru berbuah muda. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi Peranian saat ini kita mempunyai sekitar 300.000 lebih tanaman jagung  baik yang bantuan pemerintah maupun swadaya masyarakat.

       Karena umur panen jagung itu pada Oktober ini diharapkan 15 hari sebelum tanaman jagung dipanen kita bisa sisip dengan tanaman kedelai. Pihak provinsi dan kabupaten sudah menyesuaikan data jagung yang ada di daerah masing-masing agar kita sesuaikan dengan tanaman kedelai yang bisa disisipkan itu. Setelah cross-check data dari daerah itu dan betul sesuai dengan data pusat, di situlah kita buat calon petani calon lokasi atau CPCL.

     Setelah kita saling padukan semua data (cross-check) kami harus sosialisasi dulu kepada masyarakat petani. Sebab, banyak petani kita yang belum paham terkait dengan sistem tumpang sisip. Kalau tumpang sari sebagian besar petani kita sudah tahu, yaitu tanam kedelai dulu baru jagung. Namun, tumpang sisip tanam jagung dulu setelah 15 hari akan panen baru ditanami kedelai. Pokoknya sembari melihat pertanaman dengan cara menyandingkannya dengan data di pusat, kami akan melakukan sosialisasi.

Di Lapangan Ada Hambatan

     Kendala di lapangan penggabungan kedua jenis tanaman ini agak sulit. Waktu kedelai siap disisipkan benih kedelai tidak siap di lapangan. Sebab, dormansi benih kedua tanaman ini berbeda jauh. Jagung dormansinya bisa sampai delapan bulan sementara kedelai dormansinya hanya 2 bulan lebih. Dari itu daya tumbuh kedelai sudah kurang bagus, apalagi proses pengiriman yang jauh dan lama. Itu juga mempengaruhi daya tumbuh untuk tanaman kedelai.

    Tahun depan atau pada 2020 kita coba atasi permasalahan benih itu. Sebab, kedelai itu permintaannya tinggi pada Maret. Terus nanti pada Juni permintaan juga tinggi. Kurvanya seperti itu. Artinya, untuk kebutuhan benih kedelai pada Maret harusnya ketersediaannya sudah mulai ditanam sekarang atau pada Oktober ini. Jadi, pada Maret nanti ketersediaan benih sudah aman. Namun, hal itu bisa diatasi akan diatasi segera.

     Kita optimis bisa tumpang sisip. Untuk ketesediaan benih sudah kita siapkan berdasarkan ketersediaan yang ada  dan umur tanaman kedelai yang akan dipanen dalam waktu dekat ini.  Semua itu sudah kita hitung. Jadi, untuk Oktober ini kita sudah cek ada benih untuk 26.000 hektare (ha). Mungkin untuk dua minggu ke depan keluar lagi sertifikat untuk benih yang sedang diuji laboratorium.

 

Sasaran Bukan Di Lahan Sawah

       Sasaran tanam kedelai kita yang sekarang ini akan di lahan yang bukan di sawah.  Kita cari yang lahan khusus menanam jagung saja. Target kita pada Oktober untuk tumpang sisip kedelai ini sebesar  100.000 ha. Kemudian pada November  akan mencapai 100.000 ha lagi ditambah pada Desember sekitar 150.000 ha. Jadi, pada tiga bulan mendatang target tanam untuk tumpang sisip ini sekitar  250.000 ha. Harapannya bisa ditanam di lahan bekas panen jagung ini.

      Memang kami perlu kerja keras untuk meraih sukses target tumpang sisip tersebut. Sebab, petani kita belum terbiasa dengan teknologi tumpang sisip. Sasaran sudah ditentukan. Kami di Direktorat Aneka Kacang dan Umbi harus kerja keras menyisir semua lahan pertanaman di seluruh Indonesia yang berpotensi ada tanaman jagung yang ditanam Juli, Agustus dan September.  Kami akan langsung ke desa-desa atau kecamatan.

      Karena tanaman kedelai yang akan disisipi di antara tanaman jagung disaat tanaman jagung sudah berumur kurang lebih 75 hari atau 15 hari menjelang panen. Pada dasarnya ketika tanaman jagung sudah mulai kuning daunnya dan sudah mulai terbuka naungan daunnya itu sudah bisa ditugal untuk memasukkan benih kedelai di antara tanaman jagung tersebut. Sebab, sinar matahari sudah bisa tembus ke tanaman yang ada di bawahnya.

      Tugas berat kita ke depan khususnya kami di Direktorat Aneka Kacang dan Umbi adalah untuk melakukan approach atau pendekatan kepada petani. Mereka akan kami dekati dan ajak agar mau menanam kedelai disela-sela tananam jagung yang beberapa hari ke depan sudah siap dipanen terebut. Kalau bertemu dengan petani yang mau tumpang sisip seperti itu CPCL akan segera kami proses. Dengan demikian, bantuan benih dan pupuk sesuai kebutuhan dan segera diberikan kepada petani.

         Kami akan cek ke pertanaman hingga ke desa agar program ini cepat terlaksana. Sungguh, kami bekerja ekstra keras pada Oktober, November dan Desember. Kami ingin meraih target itu untuk petani kita dan para konsumen di masa datang. Ketersediaan benih kita untuk tanam sisip pada Oktober ini cukup. Varietas yang dipakai kebanyakan Grobogan  dan Anjasmoro. Kalau varietas Deka dan Dena  atau kedelai hitam itu masih kecil dan terbatas karena kebutuhannya  juga untuk sebagian kecil pengrajin kecap saja. * sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang