Bupati Pandeglang Irna Narulita,SE,MM: Usaha Talas Beneng Dikembangkan Dari Hulu Hingga Hilir
Sunday, 21st November, 2021 | 701 Views

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG, Provinsi Banten melihat potensi TALAS BENENG yang begitu besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu juga diharapkan kompetitif sebagai komoditi ekspor ke depan. Talas beneng (Xanthosoma undipes) khas Pandeglang itu telah menyebar ke seluruh Indonesia dan pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan varietasnya sebagai plasma nutfah unggul milik atau dari Kabupaten Pandeglang.

    Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita,SE,MM, ada satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa umbi, daun dan pelepah talas beneng bisa mendukung ketahanan pangan dan menciptakan nilai tambah yang menguntungkan petani pun negara. Talas beneng (BESAR dan KONENG) , akan dijadikan sebagai komoditas yang berorientasi ekpor sekaligus mendukung program gerakan tiga kali lipat ekpor.

      “Melalui beragam upaya sejak beberapa tahun lalu talas, saat ini talas beneng akan lebih dikembangkan hulu hingga hilir. Dan hilirnya hingga ekspor untuk mendatangkan devisa sekaligus meningkatkan pendapatan para petani di Kabupaten Pandeglang,” ungkap Irna Narulita seusai penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Pandeglang di Pandeglang pada 17 November 2021.

   Pada waktu bersamaan juga ditandatangani Perjanjian Kerja Sama oleh Kepala Balai Besar Pascapanen, Kementerian Pertanian Dr Ir Prayudi Syamsuri dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Ir Budi S.Januardi. Kedua hal itu dilaksanakan di sela Lokakarya Akselerasi Pengembangan Usaha Talas, Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Pangan Lokal Talas yang diselenggarakan bersama Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Balai Besar Pascapanen, Kementerian Pertanian.

     “Saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Kepala Balai Besar Pascapanen Balitbangtan Kementerian Pertanian beserta para peneliti dalam rangka mempercepat pengembangan usaha talas melalui riset pengembangan inovatif kolaboratif pangan lokal talas di Kabupaten Pandeglang, pada hari ini,” ujar bupati.

       Disebutkan bahwa kini berbagai macam talas telah dikenal dan dikembangkan di berbagai daerah, yaitu talas bogor, talas balitung dan lainnya. Talas yang terkenal di Pandeglang adalah talas beneng atau BESAR dan KONENG yang merupakan jenis talas yang telah terkenal di seantero Indonesia. Bahkan juga sudah terkenal di mancanegara. Varietas talas Beneng telah dilepas untuk dibudidayakan masyarakat oleh menteri pertanian pada 13 Oktober 2020 yang lalu.

   Irna menambahkan bahwa talas beneng tumbuh menyebar kaki Gunung Karang Pandeglang. Tumbuhan berumbi yang semula liar di hutan itu mulai dikenal dan dikonsumsi sejak 1970-an saat krisis pangan. Dalam bahasa masyarakat lokal sering juga disebut belitung. Saat krisis sudah banyak dikonsumsi dan baru pada 2008 talas beneng diolah menjadi produk olahan berupa kripik dan tepung.

     Potensi umbi sebagai potensi ekonomi, Irna Narulita melanjutkan, umbi talas beneng diolah menjadi umbi basah. Selain itu juga untuk bahan baku talas beku dan pasta talas. Bahkan umbi talas beneng bisa diolah menjadi tepung kering untuk bahan baku mie beneng, beras beneng dan aneka kue beneng.

   “Bahkan daun beneng setelah dikeringkan bisa dimanfaatkan sebagai pengganti tembakau maupun sebagai bahan pakan. Begitu banyaknya manfaat talas beneng telah mendorong banyak kalangan ingin membudidayakan talas beneng sebagai sumber karbohidrat dan energi,” katanya seraya menambahkan luas pertanaman talas beneng per September 2021 ini mencapai 714 hektare (ha) yang berkembang pesat pada 2020 yang baru mencapai 424 ha. Luasan panen pada 2021 mencapai  241 ha dan potensi pengembangan hingga 1.510 ha.

Menuju Hilirisasi

    Bupati Pandeglang Irna Narulita mengungkapkan bahwa ke depan upaya pengembangan talas beneng secara masif dari hulu ke hilir perlu dilakukan. Hal itu bukan saja akan fokus pada bibit, tetapi juga dapat diproduksi secara massal untuk peningkatan nilai tambah dari komoditas beneng tersebut.

   Pengembangan agribisnis talas beneng juga perlu didukung dengan pemetaan pasar. Untuk itu diharapkan ke depan atau jangka panjang juga dapat terbentuk kelembagaan ekonomi petani yang mumpuni, sehingga pengelolaan talas beneng dapat dilakukan dengan berbasis korporasi petani.

   Ia menambahkan bahwa perjanjian kerjasama antara Balai Besar Pascapanen Kementerian Pertanian dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang akan menjadi pegangan untuk pengembangan talas beneng di Kabupaten Pandeglang. Kerjasama itu bisa menjadi model agroindustri berbahan baku talas beneng selama tiga tahun ke depan. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang