BPS Tidak Catat Panen Jagung Grobogan Melimpah
Friday, 10th July, 2015 | 852 Views

 

39a81-270415-menteri-pertanian-di-sttp-bogor

PIHAK Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah belum lama ini mengadakan petemuan untuk evaluasi luas tanam dan produksi di semua kabupaten di Jawa Tengah kurun waktu 10 tahun hingga 2015. Untuk lima kabupaten penghasil jagung tertinggi, Kabupaten Gobogan berada di puncaknya, yaitu 24 pesen, disusul Kabupaten Wonogiri 12 persen, Kabupaten Blora 10 persen dan Kabupaten Kendal 9 persen dan Kabupaten Demak 8 persen.Selain untuk jagung, evaluasi juga dilakukan pada kedelai dan padi.

Untuk Jawa Tengah, sebenarnya bukan hanya kedelai, tetapi jagungpun dihasilkan dari Kabupaten Grobogan. Itu untuk benih maupun konsumsi. Contohnya, untuk jagung Gobogan menghasilkan 24 persen, kemudian disusul Kabupaten Wonogiri sebanyak 20 persen. Untuk komoditi kedelai dari Kabupaten Grobogan mencapai 30 persen dan itu tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.

 

Hal itu diutarakan oleh Akhmad Zulfa K, SSi,SP, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah kepadaMedia Pertanian Swasembada Pangan, beberapa waktu yang lalu di Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

 

Pemerintah Kabupaten Grobogan punya dua sasaran perluasan tanam untuk semua komoditi  ke dalam dan ke luar, yaitu masing-masing seluas 731.156 hektare (ha)  dan 762.175 ha. Semua petugas di unit pelaksana teknis daerah atau UPTD di tingkat kecamatan membuat integritas untuk komoditas jagung, padi dan kedelai. Misalnya, masa tanam di Oktober 2014, maka kita akan panen pada Maret 2015. Jadi, kalau dievaluasi tanam dari Oktober sampai Maret dari sasaran padi atau kita sudah mencapai 103.6 persen

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang