“Sangat Beda: Produksi Susu PT GGL Manis Gurih Lezat Karena…….”
Monday, 5th June, 2017 | 1247 Views

MEMANG BANYAK PROMOSI produk yang jauh dari kenyataan atau fakta yang sesungguhnya terkandung pada produk itu. Kita sebut saja susu. Hampir semua susu cair produk merek terkenal dari seluruh dunia sama rasanya, walau—pada satu sisi—sudah dicampuri dengan berbagai aroma dan perisa (bahan bercitarasa) untuk stimuli selera konsumen.

 

Wartawan Media Pertanian online sudah meminum susu produksi Eropa di Eropa sana seusai keluar dari pabriknya. Memang ada campurannya. Hal yang sama juga pada susu produk dalam negeri, memang ada campurannya. Nah, susu yang dilabel dengan merek Home Town keluaran atau produk PT Great Giant Livestock (GGL), Desa Putra Lempuyang, Kecamatan Way Pangubuan, Terbanggi Besara, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Tentu tak mengada-ada karena setelah mencicipi susu itu memang berbeda rasa dengan susu cair kemasan lainnya yang banyak di pasaran. Rasa susu Home Town itu manis, gurih dan lezat. Pihak PT GGL yang merupakan sebuah perusahaan modal dalam negeri untuk penggemukan sapi (feedlot) tidak memakai embel-embel lain atau formulasi khusus pada produk susunya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, lezat diartikan sebagai rasa sedap dan enak.

“Kami tidak menambah apapun pada susu cair itu. Kami hanya mengolahnya tanpa campuran zat kimia atau tanpa katalis lainnya. Cukup pengolahan dengan sistem pasteurisasi pada derajat tertentu. Itulah hasilnya. Memang lain. Memang beda dan tentu aman,” cerita Direktur PT GGL Dayu Ariasintawati kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com beberapa waktu lalu di kantornya di Desa Putra Lempuyang.

Karena Pakan Istimewa

Ia menambahkan tuturannya bahwa susu yang baru diperas (diperah) dari sapi indukan yang anaknya (pedet) telah disapi langsung diolah di mesin pada derajat tertentu dengan sistem pasteurisasi. Setelah itu dimasukkan pada galon berisi  satu liter (ltr) dan 2 liter dan dipasarkan ke supermarket di Jakarta sejak 2015 yang lampau. Dengan alasan keterbatasan sapi—kini baru 250 ekor dengan produksi harian 25 liter per ekor—pihak PT GGL belum berencana menjangkau pasar (konsumen) yang luas.

Dayu bercerita bahwa susu yang “lezat” itu tanpa dimanipulasi dengan zat apapun. Pihak PT GGL hanya menjaga sanitasi kandang, kebersihan sapi dan kualitas pakan. Nah, terbersit “dongengan” bahwa susu yang sangat beda dengan susu cair lainnya itu “bersumber” dari pakan yang istimewa ada di desa itu. Dan hal itu terjadi tanpa sengaja atau tanpa direkayasa. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang