FAO: Pembangunan Pertanian Oleh Pemuda Jadi Kunci Masa Depan
Monday, 23rd October, 2017 | 698 Views

MASYARAKAT DUNIA SAAT ini sedang “bergerak”, di mana berbagai bentuk migrasi terjadi telah memberikan dampak positif dan negatif.  Banyak orang yang harus bermigrasi dengan terpaksa karena mereka tidak punya pilihan lain. Secara global, saat ini ada sekitar 64 juta orang terlantar karena konflik dan kekerasan, tetapi juga masih ada jutaan orang lagi di Timur Tengah, Afrika dan wilayah lain.

Tema internasional Hari Pangan Sedunia (HPS) 2017 Ke-37 adalah dampak migrasi, bukan hanya pada manusia, tetapi juga pada perbaikan status ketahanan pangan mereka. Tema tersebut adalah: Mengubah masa depan migrasi; Investasi di Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Pedesaan memaparkan faktor ekonomi, sosial dan politik yang menyebabkan perpindahan orang secara besar-besaran di dunia.

Di Indonesia, sekitar 21 juta orang dari 28 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan, tinggal di daerah pedesaan, dan banyak keluarga bermigrasi karena alasan-alasan ekonomi, di mana mereka tidak melihat pilihan lain yang layak untuk keluar dari kemiskinan selain bermigrasi, baik itu ke perkotaan atau ke negara lain.

“Pembangunan yang komprehensif di pedesaan dapat mengubah banyak hal. Menghapus kemiskinan, mengurangi potensi konflik, and memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan untuk terlibat dalam rantai makanan yang menguntungkan dan keberlanjutan akan membuat migrasi sebagai pilihan, alih-alih dilakukan karena keputusasaan” kata Direktur Food and Agriculture Organization (FAO) Mark Smulders sembari menambahkan bahwa investasi di desa sangat penting dilakukan untuk mengubah masa depan.

Migrasi sendiri juga memainkan peran penting dalam pembangunan pedesaan. Migrasi musiman dilakukan dilakukan sesuai dengan kalender pertanian, dan remintansi (pengiriman uang) adalah sebuah kekuata besar untuk memperbaiki baik kesejahteraan desa dan produktivitas peternakan.

Pembangunan Pertanian Oleh Pemuda

Menurut Smulders, kini di Indonesia 45 persen penduduknya ting­gal di daerah pedesaan dan meski 1/3 pekerja formal di seluruh negeri masih bekerja di bidang pertanian, peker­jaan mereka menjadi semakin penting. Dengan migrasi desa-ke-kota yang konstan, dan terlepas dari jumlah penduduk yang meningkat, setiap tahun semakin se­dikit orang yang tinggal di daerah pedesaan.

Selama 15 tahun terakhir, penduduk daerah perkotaan di Indonesia meningkat sebanyak 50 juta orang, sementara jumlah penduduk di pedesaan menyusut sebanyak 5 juta orang. Pada tahun 2016 saja, jumlah orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan mencapai sekitar 7 juta orang.

“Generasi muda amat dibutuhkan di pedesaan. Untuk mengurangi laju migrasi keluar dari pedesaan, kita harus memberikan insentif yang tepat, dan mendemonstrasikan bahwa terlibat dalam pertanian menjadi amat menguntungkan, dan dapat membuat hidup lebih nyaman,” kata Smulders.

Perlu digaris bawahi bahwa dalam rangka untuk menarik generasi muda untuk menggeluti bidang Pertanian, Perikanan dan kehutanan dengan cara yang lebih produktif, maka kita harus menggaris bawahi pentingnya “inovasi pertanian” dengan menanamkan investasi yang memadai untuk sekolah kejuruan dan pelatihan praktis teknologi pertanian .

Pihak FAO juga memperkuat proses penyuluhan, yang mampu memberikan akses generasi muda ke pengetahuan terkini dengan dukungan penyuluhan eletronik (e-extension), inovasi modern metode pertanian sekaligus didukung oleh mudahnya mendapatkan faktor produksi dan fasilitas kredit bagi generasi muda

Pertanian Konservasi dan Mina Padi

Pada Hari Pangan Dunia di Pontianak tahun ini FAO menampilkan miniatur program-program unggulan yang telah diaplikasi di berbagai daerah di Indonesia.  Teknik  yang ditampilkan antara lain miniatur demonstrasi plot (demplot) mina padi yang menggabungkan antara padi dan ikan dalam satu area dan menekankan penggunaan sumber daya alam (tanah dan air) secara efektif dan efisien.  Pola budidaya ini adalah terukur dan modern yang bisa mendatangkan peningkatan ekonomi pedesaan.

FAO juga menggelar miniatur Pertanian Konservasi yang saat ini masih dijalankan programmnya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan NTB dan telah dipraktikkan oleh lebih dari 12.000 petani.  Pertanian Konservasi mempromosikan pengolahan tanah yang lebih baik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kedua program tersebut telah terbukti meningkatkan jumlah produksi dan pendapatan petani dengan cukup signifikan. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang