- Kepala Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab.Cianjur Nurdiyati,SHut,MAP (Foto:sembada/rori)
- Menurut Nurdiyati, kerawanan pangan Kab.Cianjur nihil dan ketahanan pangan stabil saat El Nino sekarang (Foto:sembada/rori)
- Nurdiyati kepada Henry Supardi dari MEdia Pertanian online www.sembadapangan.com cerita bahwa saat ini petani Cianjur siap lakukan percepatan tanam (Foto:sembada/rori)
KENDATI SAAT INI kemarau panjang yang boleh saja terpengaruh iklim El Nino, laporan petugas penyuluh lapangan atau PPL dari seluruh desa dan kecamatan di Kabupaten Cianjur dampaknya tidak signifikan. Contohnya, kekeringan kategori ringan hanya seluas 30,4 hektare (ha) dan kekeringan sedang seluas 18,1 ha. Untuk kekeringan kategori berat ternyata tidak ada. Dengan demikian kerawanan pangan di Kabupaten Cianjur nihil saja dan ketahanan pangan stabil.
“Sebetulnya kita sudah melakukan beberapa kegiatan untuk antisipasi kemarau semisal kemarau panjang itu. Kami menyampaikan kepada petani untuk menanam dengan menggunakan benih tahan terhadap kekeringan, yaitu Inbrida Padi Irigasi (Inpari)-32, Mekongga dan Situ Bagendit. Khusus varietas Situ Bagendit itu ditanam untuk daerah Cianjur selatan,” ungkap Nurdiyati,SHut,MAP, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kepada Media Pertannian online www.sembadapangan.com, di kantornya, baru-baru ini.
Menurut Nurdiyati, selain memanfaatkan benih tahan kekeringan, petani juga telah diarahkan melakukan pompanisasi di beberapa lokasi terutama kawasan yang dekat dengan sumber air. Walau memang sulit menaikkan air, di beberapa lokasi pompanisasi berhasil dilakukan di beberapa tempat, di antaranya tiga desa di Kecamatan Agrabinta, tiga desa di Kecamatan Kadupandan, beberapa desa di Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Ciranjang.
Bahkan, demikian Nurdiyati, sebelum ada peringatan terkait El Nino itu para PPL dari beberapa kecamatan sudah mempersiapkan pendataan kebutuhan menghadapainya. Di antaranya yang terpenting adalah kegiatan rehabilitasi irigasi tersier dengan memakai dana alokasi khusus (DAK) pertanian. Nah, seluas 54.000 ha sejak awal 2023 sudah mencapai dua kali pertanaman atau indeks pertanaman (IP)-2 di Kabupaten Cianjur.
“Bahkan pada Agustus ini petani kami masih ada yang baru tanam padi karena bisa diairi dari irigasi sekunder dan tersier, seperti di Kecamatan Karang Picung yang selalu tersedia air dalam volume yang cukup,” Nurdiyati menjelaskan dengan gembira seraya menambahkan bahwa hingga akhir Agustus belum ada padi petani yang mengalami puso dan kekeringan berat.
MT Okt.2023-Mar.2024
Selanjutnya Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Cianjut Nurdiyati,Shut,MAP mengungkapkan bahwa untuk musim tanam (MT) Oktober 2023-Maret 2024 (Okt-Mar) data pertanaman saat ini telah siap. Benih sudah siap untuk disalurkan kepada para petani untuk lahan awal seluas 5.000 ha. Pada MT Okt-Mar itu petani masih menggunakan benih varietas unggul Inpari-32 yang tahan terhadap kekurangan air atau kekeringan.
“Selain itu pihak Kabupaten Cianjur juga telah bersiap melakukan percepatan tanam apabila sewaktu-waktu hujan turun dengan curah yang cukup. Sebetulnya kemarau yang panjang di Kabupaten Cianjur itu belum ada karena di wilayah kami masih turun hujan berturut-turut selama 2 hari dengan intensitas sedang. Dan hal itu cukup membasahi permukaan tanah, sehingga kemarau yang terjadi tidak begitu membuat petani mengeluh karena masih datang hujan yang cukup lama,” Nurdiyati bercerita dengan semangat dan rasa syukur yang menyenangkan.
Menurut Nurdiyati, selama lebih dari satu dasawarsa Kabupaten Cianjur memberikan sumbangsih (contribution) untuk cadangan pangan di Provinsi Jawa Barat berupa gabah kering panen (GKP) sekitar10 persen. Bahkan pada 2021 yang lalu Kabupaten Cianjur sudah kelebihan pasokan atau surplus sampai 62 persen dari target provinsi sekitar 950.000 ton. Artinya, Kabupaten Cianjur telah menhasilkan GKP sebanyak 1,6 juta ton.
Sekali lagi, Nurdiyati menuturkan, langkah strategis Kabupaten Cianjur dalam rangka menghadapi El Nino adalah mengadakan benih yang tahan terhadap kekeringan, percepatan pertanaman jika hujan turun, dibantu dengan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang memadai serta melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier maupun pompanisasi. *sembada/rori/henry
populer
HEMAT KAMI KINI condong untuk mengatakan bahwa frase mimpi tidak lagi saat tidur. Bisa saja saat kerja atau saat minum kopi. Atau saat bergurau
Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang