Lulusan STPP Magelang Dibentuk Buka Kerja Bukan Cari Kerja
Monday, 10th July, 2017 | 898 Views

DALAM RANGKA MENINGKATKAN status anak didik melalui peningkatan status pendidikan sekolah tinggi menjadi politeknik, saat ini sarana dan prasarana telah disiapkan dan disesuaikan. Dengan demikian kapabilitas, kepemimpinan dan intelektualitas lulusan setelah berstatus politeknik akan mumpuni. Itulah menjadi perhatian seluruh civitas akademika di kampus Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang ini. Lulusan STPP dibentuk membuka kerja bukan mencari kerja.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua STPP Magelang Dr Ir Ali Rachman kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di tengah kesibukannya di Magelang, beberapa waktu yang lalu. Dia didampingi oleh Drh Yudiani Rina Kusuma,MP, Ketua II Bidang Administrasi STPP Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

“Untuk perubahan status dari sekolah tinggi menjadi politeknk kami telah siap. Kurikulum siap. Dosen siap. Fasilitas atau sarana dan prasarana siap,” kata Ali Rachman singkat.

Rina Kusuma menambahkan bahwa arah utama pendidikan di STPP Magelang adalah penyuluhan, di mana profil lulusannya diharapkan menjadi penyuluh yang tangguh dan ahli. Ke depan di kampus Magelang ini akan menjadi Politeknik Penyuluhan Peternakan. Dan selain penyuluh, mahasiswa dan alumni dipersiapkan menjadi wirausahawan (entrepreneur) sektor pertanian, sehingga tidak mencari pekerjaan, tetapi membangun atau membuka pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain.

“Dalam kaitan itulah kami selaku unit pelaksana teknik atau UPT di lingkungan Kementerian Pertanian terus menggalang visi misi kedaulatan pangan dan peningkatan taraf hidup para petani dengan mengarahkan lulusan kampus ini agar mampu meningkatkan kualitas petani selaku pelaku usaha pertanian,” katanya.

Kegiatan mahasiswa sudah disiapkan berkelompok yang bekerjasama dengan para petani peternak. Sasaran kemitraan mahasiswa adalah kelompok tani yang aktivitasnya disesuaikan dengan program pemerintah. Misalnya saja, saat ini ada program sapi indukan wajib bunting atau SIWAB juga program upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai. Semua mahasiswa yang sudah akan selesai melakukan praktik kerja lapangan yang bersatu dengan petani melakukan pembajakan atau pembersihan lahan, pengairan, penanaman, pemupukan, pakan, higienitas kandang serta pengobatan dan reproduksi teknak. Kalau ada harapan petani, mahasiswa membuatkannya dalam bentuk demonstrasi pot yang nantinya bisa ditiru oleh para petani.

“Khusus mengenai program SIWAB itu mahasiswa melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan reproduksi, juga terkait dengan kesehatan reproduksi lalu menyangku prospek inseminasi buatan, seperti kawin suntik. Intinya mahasiswa di lapangan melakukan kegiatan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang ada, integrasinya adalah ikut program peningkatan populasi ternak dan memotivasi petani ternak agar melakukan inseminasi buatan dengan segala kelebihannya,” Rina Kusuma menceritakan.

Sesuai Bidang

Disebutkan pula bahwa materi penyuluhannya adalah tentang teknis yang sesuai dengan bidang yang ditekuni mahasiswa. Kalau bidangnya di peternakan, maka penekanannya adalah bagaimana budidaya ternak kecil, ternak besar dan sebagainya. Kegiatan tersebut juga dilakukan secara bersama dengan perguruan tinggi mitra di Jawa Tengah yang dikoordinir oleh pihak Universitas Gajah Mada dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi lain yang memiliki fakultas peternakan.

Drh Yudiani Rina Kusuma mengutarakan bahwa pihaknya juga mengadakan peningkatan kompetensi tambahan bagi mahasiswa melalui pelatihan paramedik kesehatan hewan dan peningkatan kompetensi  pelatihan inseminator  buatan. Jadi, kalau ada beberapa orang dari alumni yang bekerja tidak sesuai dengan profesinya, semisal berdagang produk sarana pertanian atau blantik ternak, jauh hari telah kami antisipasi.

Dalam beberapa tahun terakhir ini pihak kampus juga membina semua mahasiswa untuk melakukan aktivitas bisnis, mulai dari business plan, pelaksanaan sampa pada pemasarannya. Inilah antisipasi agar alumni mahasiswa tidak bergantung untuk menjadi pegawai, sehingga keluar dari kampus mereka sudah memiliki mental yang siap berwirausaha sekaligus menjadi penyuluh profesional. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang