Konsep KISS ME Pembangunan Indonesia Disambut Hangat 48 Negara Di Portugal
Friday, 5th August, 2016 | 739 Views

UNGGULAN program pembangunan berkelanjutan di kawasan pedesaan dengan konsep KISS ME di Indonesia merupakan kawasan tangguh pangan yang terpadu dari hulu ke hilir. Hal itu terjadi dengan membangun kawasan 9A sebagai agro-produksi, agro-industri, agro-teknologi, agro-bisnis, agro-infrastruktur, agro-sarana dan agro-wisata. Ini disambut hangat oleh 48 negara di Portugal.

Upaya  dan kinerja pembangunan berkelanjutan unggulan di Indonesia dinilai berhasil dan menyakinkan serta mendapat apresiasi positif di forum internasional  bergengsi 22nd International Sustainable Development Research Society Conference (ISDRS 2016) di Lissabon, Portugal. Acara yang berlangsung belum lama berselang itu melibatkan ribuan peserta dari seluruh dunia.

Drs Supriadi,MSi dari Direktur Pengembangan Daerah Rawan Pangan, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu (PDDTu), Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com dan Majalah Lumbung Pangan menuturkan bahwa tema ISDRS 2016 secara khusus dikelompokkan menjadi tujuh.

Pembangunan Berkelanjutan

Ketujuh tema itu, menurut Supriadi adalah ilmu pembangunan berkelanjutan, tekanan dan batas ekosistem, perubahan iklim dan energi, pemanfaatan tanah dan kota yang berkelanjutan, inovasi dan keberlanjutan perusahaan, masyarakat dan keberlanjutan serta lembaga dan struktur pemerintahan untuk pembangunan berkelanjutan.

Tim Tangguh Pangan Pusat Kajian Pembangunan Peternakan Nasional (Puskapena) Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta dan Kemendesa kembali berkesempatan untuk mempresentasikan masterplan Pengembangan Ketahanan Pangan di Indonesia. Tim penyaji dari UGM adalah Ir Ambar Pertiwiningrum,MSi, PhD, Prof Dr Ir Cahyono Agus DK, MAgrSc dan didampingi oleh Direktur Pengembangan Kawasan Rawan Pangan, Kemendesa, Drs Supriadi MSi.

Tim yang terdiri dari Fakultas Peternakan UGM, Fakultas Kehutanan UGM dan Kemendes PDTT telah menyusun masterplan Pengembangan Ketahanan Pangan Melalui Sistem Pertanian Terpadu (Bio-Cycles) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Program pengembanganmasterplan untuk menuju kawasan tangguh pangan di regional Papua ini merupakan satu bagian dari program kerja sama antara UGM dan Kementerian Desa PDTT pada 2015.

Rangkaian acara 22nd International Sustainable Development Research Society Conference (ISDRS 2016) diselenggarakan di School of Science and Technology, Universidade Nova de Lisboa, Lissabon, Portugal. Di tahun ini ISDRS berfokus pada strategi, kebijakan, praktek dan pendekatan yang berkelanjutan serta meninjau ulang peran dan penerapanya dalam konteks sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda.

Bayi Kerdil di Papua

Menurut Supriadi, Rencana Induk Ketahanan Pangan (RIKP) merupakan sebuah dokumen perencanaan yang disusun untuk memberikan arah kebijakan dan arahan program dalam menangani daerah-daerah atau kawasan rawan pangan dalam kurun waktu 5 tahun pada 2015-2019.

Ambar Pertiwiningrum,PhD menambahkan bahwa berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015 oleh Dewan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian serta World Food Programme, Kabupaten Manokwari merupakan daerah rawan pangan prioritas 2. Di Kabupaten ini terdapat lima persoalan pokok kerawanan pangan Kabupaten Manokwari, yaitu prevalensi balita stunting (kerdil), rasio konsumsi normatif per kapita, akses terhadap kecukupan makanan biji-bijian, rumah tangga tanpa akses ke air bersih dan keluarga miskin.

“Adapun analisis yang dilakukan adalah dengan konsep KISS ME, yaitu Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergisme, Monitoring dan Evaluasi,”demikian Pertiwiningrum.

Dalam kaitan itu Prof Dr Cahyono Agus mengungkapkan bahwa analisis permasalahan pokok di Kabupaten Manokwari telah melahirkan gagasan dalam bentuk desain pembangunan kawasan tangguh pangan terpadu dengan konsep KISS ME. Hal tersebut terdiri dari peningkatan kapasitas dan ketrampilan tenaga kerja yang berwawasan lingkungan serta penyempurnaan dan penerapan konsep pertanian terpadu dengan memberdayakan sumber daya unggulan lokal. Analisis tersebut dilakukan dengan konsep KISS ME itu. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang