Kini Pelayanan Asuransi Pertanian Sudah Makin Baik
Friday, 7th July, 2017 | 697 Views

 

PIHAK KEMENTERIAN PERTANIAN secara berkesinambungan melakukan sosialisasi kepada para petani-peternak tertang program asuransi untuk tanaman pangan padi dan ternak sapi. Kendati dari sisi angka kepesertaan masih harus didorong terus, kesadaran petani peternak untuk mengikuti program asuransi itu makin meningkat dan menggembirakan.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Pembiayaan Pertanian Ir Sri Kuntarsih,MM kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya, belum lama berselang. Kepadanya disampaikan permasalahan yang dihadapi para Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) berkaitan dengan mekanisme pemantauan dan pelaporan tanaman milik petani peserta asuransi pertanian. Sri Kuntarsih didampingi oleh Ir Sumarni,MM, Kepala Subdit Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian.

Lebih jauh Sri Kuntarsih mengatakan bahwa capaian asuransi saat ini sudah menggembirakan karena sambutan petani besar. Walaupun belum banyak yang menjadi peserta, namun kesadaran petani untuk melindungi budidaya tanaman mereka terutama padi sudah baik. Memang harus diakui bahwa program asuransi itu bagi petani masih terbilang baru, di mana pemerintah memberikan subsidi sebesar 80 persen setara 144.000 rupiah per hektare (ha) dan petani menanggung sebesar 20 persen atau setara 36.000 rupiah per ha dalam bentuk premi asuransi.

“Program asuransi tanaman padi baru dijalankan selama satu tahun ini, yaitu sejak Semester I 2016 untuk tanaman padi dan untuk ternak sapi baru dijalankan pada Oktober 2016. Ya, jadi masih terbilang baru bagi petani maupun petugas dinas pertanian di daerah. Bahkan juga dengan operator asuransi yang ditentukan pemerintah, yaitu PT Jasa Asuransi Indonesia atau Jasindo. Jadi, kalau ada keluhan atau ketidaksesuaian dalam pelaporan masih bisa ditoleransi. Semua pihak sadar betul asuransi pertanian ini masih baru di Indonesia,” demikian Sri Kuntarsih.

 

Perintah Menteri Pertanian

Ia juga menyebutkan bahwa risiko untuk padi  sangat tinggi, apalagi pada musim panas yang berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena alam El Nino, padi pasti banyak yang puso. Pihak pelaksana asuransi pasti akan bekerja keras untuk memenuhi semua klaim yang masuk. Kementerian Pertanian melalui POPT pun melakukan sosialisasi terus-menerus kepada petani agar mau mengikuti program asuransi, sehingga kerugian yang dialami oleh petani karena gagal panen bisa teratasi dan diganti oleh asuransi.

Kepala Subdit Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian Ir Sumarni menambahkan bahwa sosialisasi asuransi yang diteruskan kepada petani akan disampaikan oleh pihak POPT. Memang, hal itu merupakan tambahan pekerjaan mereka, di mana tugas itu telah diperintahkan oleh Menteri Pertanian melalui surat perintah kerja, sehingga jadi tentu tidak beralasan kalau ada petugas POPT yang merasa keberatan atas tambahan pekerjaan tersebut.

“Sebetulnya asuransi untuk padi dan ternak sapi betina ini merupakan proyek percontohan atau pilot project bagi Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Pembiayaan dan juga uji coba dari Kementerian Keuangan apakah program ini sukses dan diminati oleh semua petani kita atau tidak. Kami sebagai pelaksana di lapangan bekerja keras mengenalkan asuransi ini kepada seluruh petani kita terutama kepada ujung tombak pertanian, yaitu para semua penyuluh yang ada di Indonesia bahwa asuransi ini sangat menguntungkan dan membantu masyarakat petani mengganti kerugian yang mereka derita kalau terjadi kegagalan di waktu panen,” Sumarni menjelaskan.

Kalau petani mengajukan tuntutan penggantian atau klaim asuransi, Sumarni menuturkan,  akan berlangsung lebih kurang 14 hari kerja setelah data verifikasi oleh penyuluh. Dokumen itu ditandatangani oleh dinas pertanian setempat selaku penanggung jawab dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Semua data yang masuk diolah di Direktorat Pembiayaan kemudian diteruskan ke pihak PT Jasindo. Kalaupun ada sedikit keterlambatan dalam pengklaiman dana itu hanya karena kondisi di lapangan.

“Sebab, kami sangat berhati-hati untuk mencairkan dana tersebut karena semua dana yang dikeluarkan harus dipertanggung jawabkan,” ujar Sumarni.

Terhitung hingga akhir Semester I 2017 ini padi yang sudah masuk asuransi sekitar 378.000 ha dan ternak sapi betina sekitar 20.000 ekor di seluruh Indonesia. Untuk mendorong dan mempercepat pencapaian program asurasni ini pihak Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian akan mengadakan pertemuan dengan pejabat Dinas Pertanian seluruh Indonesia. Para penyuluh dari seluruh Indonesia juga menjadi peserta pertemuan itu karena saat ini Indonesia sedang menghadapi musim kemarau.

“Musim kemarau panjang akan terjadi sesuai ramalan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi  dan Geofisika (BMKG). Nah, ini harus diantisipasi bersama. Kami juga mengundang pihak PT Jasindo sebagai operator asuransi agar satu bahasa dalam melihat fenomena alam mendatang,” kata Sumarni, sembari menambahkan kemungkinan gagal panen akan dihadapi petani dalam kemarau panjang yang akan datang ini. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang