Kementan Refocusing Kegiatan dan Anggaran 4,38 Triliun Rupiah
Thursday, 4th February, 2016 | 732 Views
Mentan Andi Amran (depan, tiga kiri) pada Raker dengan Komisi IV DPR (Foto:sembada/rori)

Mentan Andi Amran (depan, batik) pada Raker dengan Komisi IV DPR (Foto:sembada/rori)

PELAKSANAAN anggaran di Kementerian Pertanian harus berorientasi pada hasil, bukan prosedur serta tidak lagi business as usual atau bisnis secara umum. Untuk itu Kementerian Pertanian melakukan refocusing kegiatan dan anggaran TA 2016 senilai 4,38 triliun rupiah untuk meningkatkan capaian sasaran yang lebih produktif dan lebih menjamin keberhasilan program.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Suaiman pada Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR yang membidangi pangan. Raker yang diikuti oleh semua Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian, kecuali Eselon I Direktut Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan itu berlangsung pada 25 Januari 2016. Raker dipimpin oleh Ketua Komisi IV Edi Prabowo.

Senilai 4,38 Triliun Rupiah

Menteri mengungkapkan bahwa refocusing kegiatan dan anggaran TA 2016 dilaksanakan melalui pertimbangan tentang biaya operasional/penunjang tidak langsung dikurangi atau direalokasi pada kegiatan prioritas. Selain itu anggaran memang difokuskan pada kegiatan yang berpengaruh langsung pada sasaran,

“Selanjutnya untuk refocusing internal program adalah perubahan volume kegiatan, namun tidak berdampak merubah alokasi anggaran. Bahkan refocusing antarprogram wajib dilakukan, sehingga terjadi realokasi anggaran antar program/antar eselon 1. Dana sebesar 4,38 triliun rupiah itu berasal dari total pagu anggaran Kementerian Pertanian pada 2016 yang mencapai 31,51 triliun rupiah,” demikian menteri.

Menteri Andi Amran menerangkan bahwa dana terbesar yang lebih dipusatkan (refocusing) itu adalah untuk program internal sebesar 3,54 triliun rupiah dan untuk antarprogram/antareselon 1 sebesar 0,84 triliun rupiah. Untuk kegiatan internal program umumnya menambah volume kegiatan utama yang diperhitungkan bakalan berdampak langsung pada pencapaian produksi.

Di sisi lain untuk kegiatan dan anggaran antarprogram diarahkan dan direalokasi menambah combine harvester dari semula 7.460 unit menjadi 9.988 unit senilai 328,64 miliar rupiah dan pengadaan indukan sapi dari semula 35.000 ekor menjadi 50.000 ekor senilai 509,03 miliar rupiah.

Pengembangan Irigasi dan Permesinan

Menteri menambahkan, hasil pemusatan ulang (refocusing) kegiatan dan anggaran internal program mencakup irigasi pipa/pompa dari semula 1.000 unit bertambah menjadi 2.000 unit senilai 80 miliar rupiah dan embung, dam parit dan penyimpanan besar sebanyak 2.500 dari semula tidak ada senilai 250 miliar rupiah.

Kementerian itu mencatat juga ada pengembangan irigasi rawa dari semula 70.000 hektare (ha) menjadi 100.000 ha senilai 90 miliar rupiah, pengembangan/rehab jaringan irigasi tersier dari semula 400.000 ha menjadi 469.532 ha senilai 111,25 miliar rupiah dan untuk traktor roda 4 dari semula 2.875 unit menjadi 3.000 unit senilai 56,25 miliar rupiah.

Selanjutnya adalah untuk mesin penanam padi (rice transplanter) yang semula 5.000 unit menjadi 8.000 unit senilai 240 miliar rupiah, escavator sebanyak 200 unit dari semula tidak ada dengan nilai 160 miliar rupiah dan penyemprot tangan (hand sprayer) sebanyak 72.000 unit dari semula tidak ada senilai 50,40 miliar rupiah.

“Khusus untuk indukan sapi semula 5.000 ekor menjadi 35.000 ekor senilai 1,02 triliun rupiah, pakan hijauan yang semula 5.000 paket menjadi 50.000 paket senilai 56,25 miliar rupiah dan optimalisasi inseminasi buatan (IB) yang semula 450.000 akseptor menjadi lebih dari 2 juta akseptor senilai 109,54 miliar rupiah,” katanya.

Menteri menambakan, untuk mesin pemanen serba guna (combine harvester) dari semula 3.654 unit menjadi 7.460 unit senilai 574,78 miliar rupiah, pemipil jagung (com sheller) yang semula 2.000 unit menjadi 3.000 unit senilai 28 miliar rupiah serta tambahan bantuan benih padi lahan kering yang semula untuk areal seluas 1,1 juta ha menjadi 2 juta ha senilai 577,50 miliar rupiah. Untuk indukan sapi, secara keseluruhan refocusing antarprogram dan internal program menambah jumlah sapi dari semula 5.000 ekor menjadi 50.000 ekor dengan total nilai 1,52 trihun rupiah, sedangkan untuk combine harvester dari semula 3.654 unit menjadi 9.980 unit dengan nilai 903,42  miliar rupiah. *sembada/mare/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang