Karena Tidak Disentuh Perum Bulog Petani Menjemur Gabah Di Jalan
Thursday, 15th February, 2018 | 739 Views

PIHAK PERUSAHAAN Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) itu tidak pernah turun ke sawah untuk mengambil hasil panen petani. Sebab, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Ir Dedah Herlina,MSi pihak Perum Bulog lebih memilih hanya bekerjasama dengan pemilik gudang dan pemilik mesin giling milik tengkulak dan pedagang.

“Para pedagang dan tengkulak memang memiliki alat pengering, sementara petani tidak punya itu. Hal yang kami dapat di lapangan saat mendamping petani adalah bahwa pihak Perum Bulog tidak mau capek-capek lagi mengolah padi petani, sehingga harga yang diharap-harapkan petani Perum Bulog akan mendatangi tidak bakalan ada. Karena alasan itu tadi Bulog tidak pernah membeli gabah langsung kepada petani kita yang sedang panen. Mereka hanya membeli tumpukan gabah yang sudah ada di gudang para pengusaha dan tengkulak,” ungkap Herlina.

Ia juga menambahkan bahwa Bulog tidak mempunyai gudang yang memadai dan tidak mempunyai alat pengering. Jadi, kerja sama petani dengan Bulog tidak akan pernah terjalin karena hanya bersahabat dengan pengusaha dan tengkulak.

Hal yang sama dikatakan oleh Ir Memet, Penyuluh Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Pertanian Wilayah VI Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi. Para petani yang gabahnya tidak diambil oleh pihak Perum Bulog menjemur sendiri gabah mereka di sekitar rumah. Ada yang di tanah lapang dan di pinggiran jalan raya. Bahkan ada yang memanfaatkan separuh jalan raya untuk menjemur padi dengan memanfaatkan panas yang lebih kalau menjemur di pekarangan.

Menurut Edhy, Wakil UPTD Pertanian Wilayah VI Jampang Kulon, ke depan kondisi itu tidak bisa dibiarkan oleh pemerintah. Sebab, menjemur gabah di jalan raya sangat berbahaya terhadap petani sendiri maupun pada gabah itu. Kalau ada kendaraan yang berpapasan, pastilah padi atau gabah itu diterbangkan angin bawaan kendaraan tersebut. Pemerintah harus memikirkan alat pengering bagi petani Kabupaten Sukabumi dan para petani sudah lama menantikan hal itu. *sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang