Kandang Harus Dibereskan dan Seluruh Fasilitas Harus Dibenahi
Monday, 19th December, 2016 | 692 Views

DENGAN riang dan tak berkecil hati Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian Drh I Ketut Diarmita bertekad melihat kemajuan di BPTU-HPT Sembawa di Banyuasin, Sumsel. Kendati anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) membatalkan muhibah ke Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sembawa, I Ketut Diarmita tidak urungkan niat untuk melihat dari dekat unit pelaksana teknis (UPT) peternakan binaan Kementerian Pertanian itu.

 

Sedianya pada Sabtu (17/12)  anggota Komisi IV DPR RI semasa reses akan ke PBTU-HPT Sembawa. Namun, kunjungan itu batal. Di Sabtu pagi itu Ketut melaju dari Palembang ke Kabupaten Banyuasin untuk menempuh perjalanan sejauh sekitar 70 kilometer (km) dengan waktu tempuh hamper dua jam. Ini lantaran pembangunan jalan yang intensif di Palembang dalam kaitan persiapan Asian Games dan perhelatan olahraga internasional di Palembang pada 2017, 2018 hingga 2020 mendatang.

Seusai “melanglang kawasan BPTU-HPT” dengan cucuran peluh Ketut Diarmita memasuki ruangan pertemuan untuk berdialog dengan para staf yang memang sudah “masuk” kerja kendati hari libur untuk menyambut anggota Komisi IV DPR RI yang didampingi Dirjen PKH. Sejenak Ketut berujar bahwa anggota Komisi IV DPR batal ke Sembawa karena ada urusan lain.

“Ya, saya sudah melihat dari dekat hamper seluruh fasilitas di sini. Saya juga melihat kandang dan ternak. Untuk kinerja dengan niatan pengelola di sini sudah bagus. Perencanaan sudah bagus dan terobosan-terobosan juga sudah bagus walaupun berbenturan dengan peraraturan perundang-undangan. Walaupun demikian, saya punya catatan penting untuk dilaksanakan tanpa menunggu waktu,” kata Ketut.

Kandang Dibereskan

Apa gerangan catatan itu? Menurut Ketua, pembangunan kandang yang harus segera dibereskan dan sapi-sapi bunting tidak boleh dikandangkan untuk menghemat biaya pakan serta biaya operasional untuk itu termasuk tenaga. Sapi dengan kebuntingan hingga tiga bulan harus dilepas ke pada rerumputan, begitu juga sapi indukan lainnya. Nantinya akan gemuk dan sehat. Terdapat sekitar 150 ekor yang harus dilepas kandang.

“Untuk apa diberi konsentrat terus-menerus, sedangkan rerumputan begitu melimpah dan bagus. Ini tidak boleh dan pada Minggu atau Senin, seluruh sapi itu harus dilepas agar merumbut, sedangkan pedet atau anak sapi yang masih kecil bolehlah tetap di kandang. Saya juga berpesan agar sapi betina di sini makin banyak yang bunting dan beranak,” katanya.

Bukan Untuk Peternakan

Dia menambahkan bahwa teriakan atau keluhan banyak pihak tentang impor daging sapi dan kerbau maupun ternak potong harus dijawab dengan memperbanyak sapi bunting dan beranak. Dengan demikian, bibit bisa menyentuh kebutuhan masyarakat peternak. Semakin banyak diberi betina kepada masyarakat akan semakin baik karena akan banyak anaknya di peternakan masyarakat.

“Kita di BPTU-HPT ini bukan memelihara ternak. Ini bukan peternakan, tetapi tempat menyediakan ternak-ternak unggul terutama betina untuk disebarkan atau diberikan kepada kelompok peternak atau koperasi peternak. Pola pikir ini harus digelorakan. BPTU bukan tempat peternakan, tetapi tempat menyediakan ternak unggul untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat peternak. Kalau kinerja kita rendah, kita akan semakin ditinggalkan Negara lain dan mereka akan mencengkeram Negara kita. Kita tidak mau itu. Sekali lagi kita harus mengadakan banyak ternak betina akar pada waktunya banyak anak. Banyak anak banyak rezeki. Sapi betina yang sudah gelisah ingin kawin segera pertemukan dengan jodohnya yang tampan-tamppan itu. Nah, begitu,” demikian gurauan Ketut untuk mencairkan suasana supaya hangat dan akrab.

Sebelum menutup dialog itu Ketut berkata: “soal data itu penting bagi saya dan bagi semua pihak. Ini menunjukkan manajemen keterbukaan yang bersih dan baik. Harus jelas, sehingga kebutuhan petani peternak bisa diperkirakan dari persediaan yang ada.”

Dia menekankan agar pada hari kerja berikutnya semua sapi harus didata menurut nama, jenis kelamin, umur dan asal-usul dan jumlah masing-masing kandang. Di setiap kandang informasi tentang itu harus ada. Misal, sapi jantan dan betina berapa jumlahnya. Juga termasuk yang bunting berapa dengan hari kelahiran setelah suntik bibit atau inseminasi. Untuk yang lain juga harus dibuatkan, seperti rumah pakan berikut jenis rerumputannya, rumah mesin-mesin berikut jumlahnya.*sembada

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang