Kadinastan Ir Sri Jaya Midan,MP: Hikmah Perang Kabupaten Purwakarta Tanam Sorgum Pada Lahan Seluas 1.000 Ha Pertama
Saturday, 3rd September, 2022 | 914 Views

KRISIS PANGAN DUNIA saat ini yang diperkirakan banyak pihak berlanjut ke tahun-tahun mendatang telah mendorong pihak Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencari alternatif sumber pangan lain. Dan pilihannya saat ini adalah sorgum (Sorghum bicolor L.Moench) yang beberapa kelompok masyarakat Indonesia menamainya sebagai cantel dan juga gandum. Akan tersedia 1.000 hektare (ha) pertama dan 1.000 ha berikutnya.

   “Mudah-mudahan kondisi perang antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada kebutuhan tepung ada hikmahnya terhadap petani Indonesia agar menanam sorgum sebagai bahan pilihan pengganti tepung. Sebab, bahan dasar tepung itu berasal dari impor. Kita mengharapkan petani menanam sorgum sekaligus mendorong kemandirian pangan secara nasional,” demikian ungkap Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta (Jabar) Ir Sri Jaya Midan,MP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya belum lama berselang. Dia didampingi Ir Frans Damanik dan Ir Afnan dari Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.

     Menurut Midan, di wilayah Purwakarta sorgum sudah dibudidayakan para petani dan diharpkan berkembang. Kendati demikian, kendala terbesar adalah pada pemasaran bijinya. Sebagian masyarakat petani telah menanam sorgum untuk bahan dasar pakan ternak. Itu terutama apabila biji sorgum itu tidak laku terjual.

     Dia menambahkan, potensi pertanaman sorgum di Purwakarta sangat memungkinkan karena masih banyak lahan kering yang tidak diusahakan. Sekarang sudah tersedia sekitar 1.000 ha untuk lahan sorgum. Di berbagai forum yang melibatkan para kepala hal tersebut telah disampaikan dan dibahas karena peranan kepala desa sangat penting. Selama ini kepala desa dengan sektor pertanian antara ada dan tiada tidak, sehingga ke depan perannya sangat penting, apalagi di desa ada dana desa untuk  tanaman pangan sekitar 20 persen akan didorong agar maksimal.

 Kesulitan Tenaga Kerja

     Selanjutnya Midan mengungkapkan, pihak Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta bersama bupati sudah beberapa kali menghimbau petani di wilayah ini agar menanam sorgum dan tanaman jagung. Tingkat minat petani sangat besar, tetapi hal itu terkendala dengan kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang mau berkecimpung di sector pertanian. Kebanyakan warga sudah bekerja di sektor industri.

     Menyinggung soal harga, disebutkan bahwa hal itu belum berkepastian atau masih naik turun. Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) juga belum menghitungnya. Di Kabupaten Purwakarta memanfaatkan batang sorgum untuk pakan ternak. Secara untuk harga sorgum masih di kisaran 3.000 rupiah per kilogram (kg) untuk kering panen, sedangkan batangnya sekitar 350 rupiah per kg.

   “Para petani berharap agar batang sorgum diambil sendiri oleh para peternak ke lahan pertanaman karena ongkosnya besar sekali, apalagi batangnya kalau tidak dipres muatan untuk satu mobil bak kecil hanya bisa 3 ton, padahal semestinya bias 5-6 ton sekali angkut,” ungkap Midan.

   Perihal ketersediaan benih, menurut dia, sudah ada pihak ketiga atau perusahaan yang menyediakan. Untuk pertanaman pada 2023 mendatang pada lokasi sekitar 50 ha telah disanggupi pihak perusaan yang mungkin menjadi avalis untuk komoditi itu. Para petani akan bermitra dengan pihak perusahaan.

Tanam Benih Sorgum di Desa Ciwareng

     Pada acara tan  am benih di Desa Ciwareng, Kecamatan Cikau, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Ir Sri Jaya Midan mengungkapkan bahwa pihaknya bersyukur karena dapat melaksanakan acara tanam sorgum bersama pihak ketiga yang telah menggalang kerjasama dengan petani.

   “Kepada pak Abraham Nanda yang telah bekerjasama dengan petani untuk menanam sorgum, kami selaku perangkat daerah menyampaikan terima kasih atas perannya mendorong petani meningkatkan taraf hidupnya. Kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pak Abraham Nanda ini beserta jajarannya dan saat ini telah bermitra dengan para petani yang dibina oleh pak Ramli. Barangkali ibu-ibu dan bapak yang hadir di tempat ini sekarang mungkin sudah mengetahui bagaimana dampak krisis global yang berpengaruh besar terhadap ketersediaan bahan pangan dunia dan kita sedang mempersiapkan diri untunk mengantisipasinya dengan menanam sorgum, seperti saat ini,” Midan menambahkan. Hadir pada kesempatan itu selain Ir Frans Damanik dan Ir Afnan dari Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan adalah Kepala Desa Ciwareng Cecep Endang Muklis,ST dan Dirut PT Artha Duta Lestari (ADL) Ir Abraham Nanda.

    Midan menyebutkan bahwa pihak Kementerian Pertanian melalui Direktur Serealia Dr Ir Ismail Wahab telah datang ke Purwakarta yang meminta disediakan lahan untuk tanaman sorgum seluas 2.000 ha. Untuk tahap awal pihak dinas hanya menyanggupi seluas 1.000 ha. Memang beberapa kepala desa di seluruh Purwakarta telah menyanggupi untuk menyediakan seluas 2.000 ha untuk sorgum itu. Untuk menyesuaikannya akan dibahas bersama petugas penyuluh pertanian lapanagan (PPL) untuk mempersiapkan calon petani calon lokasi (CPCL) untuk pertanaman sorgum.

   “Tetapi, kami sangat khawatir tentang sorgum ini karena kita sudah sangat berpengalaman di dalam budidaya pertanian. Kami sangat berharap, sorgum ini tidak seperti awal-awal jagung dahulu, di mana ketika panen raya jagung petani tidak ada yang serap, sehingga kami didemo petani. Nah, harapan kita pengusaha sorgum bisa menerima hasil petani, sehingga tidak ada kekawatiran dari pihak petani nanti di waktu panen tidak ada yang serap hasil panen mereka,” ungkap Midan dengan bersemangat sembari menambahkan bahwapenanam benih sorgum saat itu yang direncanakan untuk calon benih sumber bias memenuhi benih sorgum di wilayah Purwakarta.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Sudah Siap

    Menurut Ir Frans Damanik, kehadiran pihak Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian pada acara penanaman benih sorgum di Desa Ciwareng menandakan kesungguhan pemerintah untuk mencari pilihan sumber pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

    “Kami menyaksikan pertanaman pertama sorgum yang diadakan pada hari ini oleh petani yang dibina pak Ramli bersama pak Abraham Nanda di Purwakarta sangat membantu tugas pemerintah. Sebab, kita ketahui bersama bahwa pada tahun depan kita akan menanam sorgum dalam jumlah besar. Kami dari Kementerian Pertanian sudah siap secara konsep mengenai tanaman sorgum ini maupun secara dukungan,” kata Frans seraya menambahkan bahwa Direktur Serealia berhalangan datang karena ada tugas lain dari menteri.

    Artinya, tutur Frans melanjutkan, untuk pertanaman pada tahun depan akan laksanakan secara besar-besaran dan akan membutuhkan benih yang sangat banyak. Melalui pertanaman sorgum di Desa Ciwareng yang diperuntukkan sebagai calon benih, dipastikan sangat membantu kementerian di dalam melaksanakan tugas. Persiapan ketersediaan calon benih ini tentu sangat membesarkan hati dan semoga berhasil dengan baik sesuai harapan.

   “Karena hari ini yang ditanam itu lebel kuning kemudian menghasilkan lebel putih, tentu nantinya pihak Direktorat Serealia nantinya paling hanya membutuhkan lebel ungu untuk kebutuhan benih sorgum yang akan ditanam. Jadi, ketersediaan benih yang dibutuhkan sudah tercukupi. Jika semua perencanaan sebagaimana yang disampaikan oleh bapak kepala dinas tadi terwujud, berarti kebutuhan benih sorgum sudah bisa tercukupi,” demikian Frans.

   Dia menambahkan bahwa pada April tahun depan benih yang dihasilkan di Purwakarta itu sudah bisa diambil untuk memenuhi kebutuhan benih sorgum. Semoga nanti pada panen perdana bisa dihadiri secara langsung oleh Direktur Serealia. Ya, untuk pertanaman benih hari ini semoga lancara dan pertumbuhannya diberkati Sang Maha Kuasa dan hasilnya bisa dijadikan sebagai calon benih. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang