Dijamin Aman dan Halal Daging Kerbau Tanpa Tulang dari India Tak Dilarang Juga Tak Ditangguhkan
Sunday, 30th May, 2021 | 898 Views

HINGGA SAAT INI daging kerbau yang diekspor oleh India ke 70 negara termasuk Indonesia tidak terkendala larangan atau penangguhan. Kendati virus korona sedang merebak, daging kerbau beku tanpa tulang dari India yang dijamin kehalalannya tetap diharapkan dan ditunggu konsumen Indonesia. Daging kerbau disiapkan dan diekspor sesuai ketentuan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE-Office Internationale des Epizootes) yang berkantor di Paris, Prancis yang merekomendasikan pedoman untuk setiap mitigasi risiko pangan.

     Hal itu disampaikan oleh Tariq Anwar, Eksekutif  Allana Pvt Ltd dan mengungkapkan bahwa sepanjang April 2020 hingga Maret 2021 India mencatat peningkatan sebesar 24 persen dengan capaian nilai sebesar  20 miliar dolar Amerika Serikat (AS)  dari devisa 37 jenis ekspor pertanian dan produk olahan. Hal tersebut secara resmi sudah diumumkan oleh Lembaga Pengembangan Produk Ekspor Pertanian dan Pangan Olahan (Agricultural and Processed Food Products Exports Development Authority-APEDA), Kementerian Perdagangan India.

     Dari pemutakhiran data APEDA tersebut disebutkan bahwa jumlah produk ekspor telah mencapai pertumbuhan sebesar 23,8 persen dengan nilai sebesar 19,97 miliar AS sepanjang 2020-2021  dibandingkan periode yang sama pada 2019-2020 dengan nilai yang baru mencapai 16,13 miliar dolar AS.  Selama pandemi korona merajalela di seluruh dunia tidak mempengaruhi ekspor daging India ke lebih 70 negara termasuk Indonesia.

     Disebutkan pula, India mempunyai kemampuan infrastruktur pemrosesan daging kelas dunia, manajemen mutu bersertifikat dengan sistem manajemen keamanan pangan dan manajemen lingkungan bertaraf internasional. Itu terjadi karena Negara India merupakan negara eksportir utama daging kerbau di dunia.

      Menurut Tariq, realisasi nilai daging kerbau dari negara kami juga naik 2.754 dolar AS menjadi 2.921 dolar AS per ton. Daging kerbau yang bergizi dan bebas risiko sangat populer di lebih dari 70 negara di dunia termasuk Indonesia. Negara pengimpor daging kerbau India teratas adalah Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Mesir, Indonesia, Irak, Arab Saudi, Filipina serta Uni Emirat Arab.

     “Hanya daging kerbau tanpa tulang yang diperbolehkan untuk ekspor dari India. Sebab, daging jenis itu memang sangat aman dikonsumsi serta bebas risiko. Pada saat yang sama daging kerbau dengan harga terjangkau juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan pengendalian inflasi harga pangan di negara pengimpor termasuk Indonesia karena virus korona berpindah dari orang kepada orang lain melalui saluran pernapasan,” demikian Siaran Pers Kedutaan Besar India di Jakarta yang diterima Media Pertanian online www.sembadapangan.com, belum lama berselang.

     Kenyataan di atas juga sesuai sekali dengan pengumuman resmi pihak OIE, Organisasi Pangan Sedunia (FAO-Food and Agriculture Organization) serta Badan Kesehatan Sedunia (WHO-World Health Organization) kemungkinan penularan virus korona dari makanan atau kemasannya sangatlah kecil. Sebab, hingga sejauh ini Pemerintah India juga telah menerapkan skema pencegahan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan ternak, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK). Atas dasar upaya itu pihak OIE telah memberikan pengukuhan tentang ketentuan Kode Kesehatan Hewan Terestrial OIE. Jadi, ekspor daging kerbau dari India bisa berlangsung mengisi rantai pasokan pangan ke berbagai negara tanpa hambatan.

    Di sisi lain pihak Kedutaan Besar India di Jakarta menyebutkan bahwa ada negara kompetitor yang sengaja menyebarkan beragam propaganda palsu atau rumor tentang daging kerbau tanpa tulang telah ditangguhkan. Dan hal itu tidak benar karena pasokan daging kerbau tanpa tulang ke Indonesia tetap berlangsung lantaran sudah bersertifikat, aman serta dijamin kehalalannya. * sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang