“Blast Kalau Bablas Bahaya Besar Bagi …..!”
Wednesday, 20th July, 2016 | 759 Views
Dr Ir Dwi Iswari (kanan)  dan Drs Ruswandi,MM  (Foto:sembada/rrori)

Dr Ir Dwi Iswari (kiri) dan Drs Ruswandi,MM (Foto:sembada/rori)

BAGI siapa gerangan? Ternyata blast (Pyricularia grisea atau Pyricularia oryzea Cavara) sangat berbahaya menurut para ahli. Dan itu berbahaya bagi negara setelah bagi petani. Mengapa demikian? Karena kalau tanaman padi (Oriza) digeroyoti penyakit akibat cendawan atau jamur blast, maka petani akan susah dan rugi. Akibat lanjutannya adalah merugikan pemerintah atau negara lantaran ada ancaman impor beras oleh sindikat saudagar. Memang, apabila diversifikasi pangan—sagu, ubi, jagung dan kedelai—digalakkan tentu impor tidak jadi persoalan. Sah saja. Dan kalau tokh ada ancaman virus blast pastilah tidak mencemaskan. Waah…, bagaimana lagi?

Direktur Perlindungan Tanaman pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementerian Pertanian Dr Ir Dwi Iswari,MSc menuturkan bahwa pada 2015 lalu ketika badaia alam El Nino (anak lelaki:Spanyol) berkepanjangan, pertumbuhan organisme pengganggu tanaman (OPT) sangat menurun dan kecil sekali. Sebab, “anak lelaki” yang menyebar kekeringan itu sangat menekan perkembangan OPT. Kalau disusun dalam bentuk persentase, pertumbuhan OPT itu hanya 1,3 persen. Angka ini sangat jauh dari tanda bahaya yang diisyaratkan untuk ditanggulangi.

“Memang sebelum bahaya muncul, kami harus cegah lebih awal. Kami membaca tanda-tanda. Tanda bahaya akan sulit ditanggulangi. Kalau kita karakterkan lagi di dalamnya berarti 0,3 persen secara keseluruhan kegagalan dalam panen tahun lalu yang diakibatkan oleh OPT,  maka pada saat ini kita sedang mencoba untuk tidak menggunakan peptisida mengatasi atau menangani blast. SEBETULNYA PENGGUNAAN PESTISIDA SANGAT MERUGIKAN ORGANISME LAIN yang diperlukan tanaman dan membantu petani. Semua serangga yang akan memangka OPT musnah akibat racun pestisida,” ungkap Iswari kepada Media Pertanian online sembadapangan.com dan Majalah Lumbung Pangan (Media Grup the BIG-5 Business), di kantornya. Ia didampingi oleh Drs Ruswandi, Kepala Subdit Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi-umbian, Direktorat Perlindungan Tanaman.

Selanjutnya dituturkan bahwa kala berbicara tentang penyakit yang bernama BLAST, bisa dikenali dengan tanda-tanda pada daun berupa belah ketupat. Bila ditemukan pada tanaman yang daunnya bergelung dan kemudian menguning, maka itu adalah disebabkan cendawan. Sesungguhnya pada tanaman banyak sekali terdapat jenis OPT dan tidak dapat seketika langsung diidentifikasi jenis penyakitnya. Jadi, harus diselidiki ciri-ciri dan akibat yang ditimbulkan.

Harus Cermat Menyebut Jenis OPT

Iswari menyebutkan pula bahwa terdapat beberapa interaksi dari beberapa OPT itu yang tidak dapat langsung ditebak jenisnya. Blast adalah cendawan atau jamur yang merusak hampir semua bagian tanaman padi, yaitu daun, buku, leher malai dan bulir padi. Patogen blast mempunyai variasi patogenik yang tinggi di lapangan dengan sifat dinamis antara lain berkemampuan melakukan rekombinasi secara aseksual maupun seksual di alam. Selain itu juga memiliki elemen transposon dalam genom, sehingga memungkinkan segregasi dan rekombinasi antarras patogen. Kini blas sudah “beranak pinak” atau memiliki ras dan pernah menghantam tanaman di Pulau Jawa dan Sumatera.

“Untuk mengatasi hama atau OPT biasanya kami langsung turun ke lapangan melihat apa yang dikeluhkan para petani kita. Kemudian kami juga melihat intensitasnya seperti apa, panduannya tidak hanya pada satu titik kecil karena hal itu tidak dapat disebutkan sebagai OPT yang perlu dan segera ditangani dengan serius. Jadi, kerja pihak perlindungan itu adalah mengamati, melaporkan bentuk serangan dari OPT seperti apa dan tidak serta merta ditanggapi kalau ada daun yang menggulung sebagai serangan OPT yang harus segera diwaspadai,” katanya.

Disebutkan bahwa pada saat ini ada kecenderungan serangan hama pengganggu tanaman itu berupa blast karena mungkin pengaruh pergeseran iklim yang sebelumnya “anak lelaki” berubah menjadi La Nina (anak perempuan = Spanyol) yang banyak curah hujan pada malam hari dan mengakibatkan banyak timbul OPT termasuk blast. Saat ini “anak perempuan” sedang aktif membawa air ke sawah dengan berlimpah dan mengubah tatanan untuk musim tanam dan pola tanam.

Menyusup Di Benih

Menurut Iswari, penyakit blast sangat berpengaruh terhadap benih atau terbawa oleh benih biji Oryza (padi). Untuk mendeteksi penyakit itu mengalami kesulitan karena benih ini tidak tersertifikasi bebas penyakit. Jadi, begitu terjadi serangan penyakit di lapangan kita yang pertama kali ditanyai oleh berbagai pihak adalah pihak yang berkompeten di bidang perlindungan, padahal semua pihak sangat terkait dengan persoalan OPT. Artinya, pihak perbenihan, budidaya dan penyuluhan juga harus bertanggungjawa. Memang begitulah adanya. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang