Kementan Aplikasikan Ekonomi Pertanian Berkelanjutan Dengan Integrated Farming System Berbasis Padi
Monday, 28th February, 2022 | 500 Views

KINI INTEGRATED FARMING diketahui merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura serta ternak dan perikanan. Hal itu bisa dilakukan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.

   Demikian diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Ir Bambang Pamuji , dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Sistem Integrated Farming di Provinsi Jawa Tengah khususnya di tiga kabupaten, seperti  Boyolali, Karanganyar dan Surakarta. Rapat diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, belum lama berselang.

    “Rapat koordinasi ini merupakan tindak lanjut percepatan kegiatan pertanian, hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa Kementan terus mendorong pemerintah daerah untuk membuat sistem pertanian terpadu atau Integrated Farming System menuju pertanian maju, mandiri, dan modern,” Bambang menambahkan.

     Dalam setiap kesempatan Mentan (YSL) berpesan “Ke depan yang menjadi kekuatan tidak hanya bertumpu pada satu produksi atau mono komoditas,  misalnya, padi, jagung dan kacang saja, tetapi diharapkan tanaman pekarangan di rumah-rumah bisa memperkuat kebutuhan penunjang sesuai kemampuan wilayahnya masing-masing.” ungkap Bambang.

    Dia juga menegaskan bahwa Integrated Farming System atau sistem pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya) yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam, serta kemandirian dan kesejahtraan petani secara berkelanjutan.

  Selanjutnya diharapkan juga agar pihak dinas pertanian peserta rapat itu segera menyampaikan laporan perkembangan, permasalahan sesuai dengan komoditas atau fisik di lapangan. Kemudian secara rutin dilaporkan tiap per triwulan, sebagai bahan masukan dan evaluasi keberhasilan kegiatan ini.

    Bahkan Bambang juga mengajak untuk meninjau langsung dilapangan melihat perkembangan kegiatan integrated farming di desa Kragan, Kabupaten Karanganyar. Sebelumnya Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan kegiatan integrated farming di kabupaten Karanganyar dan Boyolali yang meliputi budidaya padi 1.000 ha, kelapa genjah 15 ribu, jeruk  2.000 batang, rumah hidroponik (sayuran), itik 5.000 ekor, ikan nila dan 8 unit budidaya lele sistem bioflok dalam satu kawasan berbasis korporasi.

   Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar Siti Maisyaroch menyampaikan bahwa dari hasil pantauan pendampingan BPTP Jateng, didorong adanya pengembangan produsen benih padi untuk daerah sekitar, bimtek pembuatan pupuk organik mendukung UPPO, pengembangan ayam kampung dan alat penetas, penataan KRPL, pembentukan dan pengembangan UPJA serta  demfarm 10 ha varietas baru yakni Pamelen, Jeliteng, Inpari43, Baroma, Arumba, Siliwangi agritan, Tarabas, dan Inpari 46.

   “Sementara kalua untuk jahe, jeruk, kelapa saat ini belum panen,” jelas Siti Maisyaroch

   Pada kesempatan yang sama Ketua Gapoktan Manunggal Sejahtera Sarjono, menyampaikan rasa terima kasih pada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian, Sebab,  emua ini sangat membantu untuk peningkatan kesejahteraan bagi keluarga KWT dan Gapoktan, mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlanjut sebagai pengungkit perekonomian di desa mereka.

   Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi secara terpisah menambahkan bahwa pihak Kementan terus mendorong pengembangan pola integrated farming melalui pemberian bantuan KUR, bantuan benih dan sarana produksi lainnya hingga aspek hilirisasinya. Pola ini nantinya bisa direplikasi untuk dikembangkan di semua daerah sehingga ketahanan pangan nasional terbangun secara menyeluruh. Alasannya, integrated farming memenuhi prinsip zero waste, dimana penggunaan eksternal input diminimalisir dan semua yang ada termanfaatkan alias tidak ada yang terbuang. *sembada/kontributor suharyanto

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang