Terintegrasi Pengering Tegakan (Vertical Dryer) Penggilingan Padi Kapasitas 40 Ton Per Hari Operasi Akhir April 2023
Tuesday, 11th April, 2023 | 576 Views

DALAM WAKTU DEKAT pada akhir April 2023 ini para petani di bilangan Kecamatan Bayu Sari dan sekitarnya yang tergabung pada Gabungan Kelompok Tani Saluyu akan bersorak sorai. Perangkat penggilingan otomatis yang baru akan diintegrasikan dengan pengering tegakan (vertical dryer) yang juga baru.

 

   Kapasitas penggilingan baru (rice mill unit/RMU) itu mencapai 30 ton per hari gabah kering giling atau GKG, sedangkan kapasitas pengering tegakan yang baru mencapai 30 ton gabah kering panen atau GKP sekali proses 10 hingga 10 jam. Penyatuan atau integrasi alat dan mesin pertanian (alsintan) itu dimungkinkan karena selama ini penggilingan di Desa Jaya Mukti, Kecamatan Banyu Sari adalah milik keluarga. Sementara pengering tegakan itu adalah bantuan Kementerian Pertanian.

   “Mengingat perubahan iklim dan cuaca yang berubah-ubah, penggilingan milik keluarga berkapasitas antara 30 ton hingga 50 ton per hari itu mendatangkan mesin lengkap mulai dari pemecah kulit hingga pengemasan. Itu sudah sangat lengkap ditambah pengering tegakan berkapasitas besar, maka pelayanan penggilingan gabah akan sesuai kebutuhan dan permintaan konsumen,” ungkap Ahmad Kholilullah, anggota Gabungan Kelompok Tani Saluyu kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Desa Jaya Mukti, baru-baru ini.

   Ahmad juga menagatakan bahwa kegiatan utama yang biasa di pabrik tersebut adalah menggiling padi menjadi beras dan menir. Di bangunan besar itu terdapat dua mesin penggilingan padi, yaitu mesin penggilingan padi atau gabah menjadi beras dan mesin penggilingan padi menjadi menir. Kapasitas mesin untuk menir adalah sesuai permintaan konsumen dan kalau dirata-rata kapasitas mesin sehari bisa mencapai 40 ton. Menir tersebut dipesan oleh perusahaan pembuat ragi, untuk perusahaan pembuat racun tikus, sedangkan menir bermutu bagus adalah untuk bahan baku kue.

    Khusus mesin gabah yang menghasilkan beras bisa mencapai 40 dan 50 ton per hari, tapi kalau dirata-rata setiap hari sekitar 40 ton saja. Namun, kalau menggiling gabah dari nol atau dari padi hanya 30 ton perhari. Untuk terus memberdayakan mesin, kadang-kadang harus belanja beras yang kualitasnya kurang kemudian dipoles menjadi beras premium. Cara seperti itu lebih cepat dan tepat untuk menghasilkan beras kelas satu atau premium.

     Selama beberapa tahun terakhir pabrik di situ memanfaatkan alat pengering gabah yang lazim dinamai bed-dryer dengan kapasitas 25 ton sekali proses selama 24 jam. Cara pengeringan itu juga dikenal dengan sebutan oven, di mana gabah berkadar air 25 persen atau baru panen yang dioven harus dibolik-balik secara periodik hingga mencapai kandungan air yang dibutuhkan, yaitu 14 persen hingga 13 persen. Artinya, sebelum bantuan vertical dryer datang pada September 2022, pengeringan dilaksanakan dengan mengoven.

Agak Terlambat Operasi

   Menurut Ahmad, Kholilullah, walaupun pengering tegakan atau vertical dryer sudah terpasang dan siap dijalankan, pengoperasian pabrik baru itu agak terlambat. Penyebabnya adalah karena masih menunggu mesin yang lainnya selesai dipasang, seperti mesin pendukung lainnya. Beberapa hari yang lalu pemasangan mesin pembuangan angin sudah selesai. Bahkan pasokan listrik sudah siap.

  Disebutkan, untuk memanaskan pengering tegakan akan menggunakan sekam padi dan akan dioperasikan bersamaan dengan semua mesin yang sudah berada di gedung utama. Direncanakan pada akhir April 2023 ini akan diuji-coba sekaligus langsung dijalankan mengolah gabah untuk mendapat beras yang dibutuhkan konsumen.

  Kelak pada waktunya, jika kebutuhan pasar meningkat bed-dryer yang sudah ada ini tetap difungsikan. Sebab,  kalau hanya mengandalkan satu alat tentu tidak akan bisa, sementara harga sekam 4.000 rupiah per goni dengan berat 20 kilogram (kg). Ada juga yang mencapai 5.000 rupiah per goni.

   Kalau susah dapat atau langka, harga sekam akan naik kalau sedang banyak harga sekam agak sedikit turun. Jadi, tergantung ketersediaan sekam. Untuk jenis pada Inbrida Padi Irigasi (Inpari)-32 atau Inpari-42 maupun Ciherang dibutuhkan 40 goni untuk mengeringkan sebanyak 20 ton gabah kering panen atau GKP.

   “Kami juga tidak berani terlalu banyak mengoven padi yang kadar airnya masih tinggi karena khawatir tingkat kekeringan yang diinginkan malah tidak sesuai apabila volume padi atau gabah  terlalu kering,” cerita Ahmad.

   Selanjutnya dikatakan bahwa membuat beras premium dan medium tergantung dari derajat penyosohannya, tetapi proses untuk beras medium dan premium sama saja. Jika prosesnya sama saja. Tingkat pecahan atau broken beras medium adalah 20 persen, sedangkan untuk beras premium harus 5 persen. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang