Setia Bertugas 24/7, Ir Ali Jamil,MP,PhD: Staf Karantina Saya Apresiasi Bahkan Siapkan Reward
Monday, 19th April, 2021 | 834 Views

 

Pengantar:

MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA atau kunker dalam agenda Safari Ramadhan, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Ir Ali Jamil,MP,PhD tiba di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Provinsi Banten. Dia didampingi oleh Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Kekarantinaan, Badan Karantina Pertanian Ir Junaidi,MM dan juga Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon Drh Arum Kusnila Dewi yang turut partisipasi dalam aktivitas OPERASI PATUH KARANTINA yang dilanjutkan pemeriksaan kesesuaian surat dan muatan barang pada beberapa kendaraan ringan dan berat di halaman Kantor Balai Karantina Cilegon serta barang ‘tahanan’ yang ditengarai tidak lengkap atau tidak sesuai dengan suratnya. Berikut liputan Media Pertanian online www.sembadapangan.com pada dingin larut malam hingga subuh Sabtu (17/4/21) lalu. Selamat menyimak.

                                                                         *******

     Saya harus mengapresiasi  tim saya karena kesetiaan mereka dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Staf saya telah berjanji akan tetap menjalankan tugas kendati di tengah keterbatasan peralatan, kondisi alam dan kondisi fisik. Staf saya akan tetap menjalankan pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.

      Tadi saya sudah bilang kepada mereka bahwa untuk karantina atau kekarantinaan itu tugasnya 24 jam dalam sehari. Ini sangat serius. Andai dalam seminggu ada 8 hari, kami akan bekerja dan bertugas delapan hari. Kami pasti akan terus bekerja kalaupun umpamanya dalam sehari itu ada lebih dari 24 jam. Dalam  waktu sehari semalam mereka—tim saya di karantina—lelaki dan perempuan pasti akan terus bekerja.

     Seperti yang kita lihat tadi di Pelabuhan Merak, mereka terus bekerja. Begitu pun para petugas yang ada di gedung ini. Mereka semuanya bekerja 24 jam. Pada malam yang sudah dingin ini—bukan karena ada penyejuk udara ruangan atau AC—kita saksikan sekarang adalah shift atau giliran terakhir hingga pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat. Dalam sehari ada tiga shift,  jadi masing-masing tim itu bekerja selama 8 jam dalam sehari.

    Artinya, melalui kedatangan saya saat ini untuk memastikan bagaimana mereka bekerja dan sekaligus memberi semangat kepada mereka  agar tim saya yang ada di lapangan tahu bahwa pemimpinnya juga care atau peduli kepada mereka. Apalagi pada masa ramadhan dan menjelang hari raya seperti ini termasuk bagian puncak kesibukan lalu lintas media pembawa produk-produk pertanian dari wilayah manapun.

     Tentu Cilegon atau Pelabuhan Merak ini merupakan wilayah yang paling sibuk dan tersibuk karena sebagai pintu masuk dari daerah Sumatera  dan keluar dari Pulau Jawa. Antara Bekauheni dan Merak Cilegon ini selalu menjadi perhatian kita setiap tahun. Kita mempunyai tugas di-border-nya masing-masing. Contohnya di pelabuhan, bandara dan kantor pos juga pos lintas batas negara (PLBN).

     Di wilayah-wilayah zona rawan tersebut akan kita kunjungi dalam waktu dekat ini khususnya selama bulan ramadhan untuk memastikan pergerakan produk-produk pertanian yang dilalu-lintaskan antararea tersebut. Sebab, barang-barang tersebut bergerak dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dan ke Kalimantan ke Sulawesi juga ke Papua dan sebaliknya sesuai dengan potensi daerah masing-masing.

Optimis 15 Miliar Rupiah Tercapai

     Saya selalu memberi motivasi kepada seluruh tim saya yang ada di lapangan. Sebab, tugas kami selain perkarantinaan juga ditugaskan Menteri Pertanian untuk mewujudkan PROGRAM GERAKAN TIGA KALI EKSPOR atau Gratieks. Itu yang saya yakini bisa kami jalankan dan menurut catatan di manifes di sini bahwa nilai keluar masuk barang dari 1 Januari 2021 hingga 16 April 2021 atau selama Kuartal I 2021 sudah 3,6 miliar rupiah.

    Angka tersebut pasti terkait dengan kekarantinaan. Itu juga karena kita mendorong ekspor ke berbagai negara. Dengan demikian, ada gerakan perpindahan  antararea berupa ekspor  atau impor termasuk melalui Pelabuhan Merak yang ditangani oleh pihak Balai Karantina Kelas II Cilegon. Kita tahu bahwa Merak ini merupakan pelabuhan bongkar muat barang ekspor dan impor.

     Artinya, semua aktivitas pasti saya dorong. Tahap demi tahap challenge atau tantangan akan saya tanamkan di benak para staf dan tim kekerantinaan. Saya juga akan terus-menerus mendukung mereka dan memberi semangat sekaligus menantang tim yang ada di lapangan supaya mereka bergiat dan kreatif. Saya juga menyampaikan kalau dapat 15 miliar rupiah selama 2021 atau hingga Desember mendatang akan saya beri apresiasi khusus. Bahkan reward kepada semua pihak yang terlibat dalam capaian prestasi itu. Saya optimis pemasukan 15 miliar rupiah itu bisa tercapai.

    Begitulah pekerjaan ini reward dan punishment harus dijalankan. Apalagi kalau menyangkut reward itu pasti akan saya perjuangkan. Sebagaimana kita lihat di lapangan tadi,   saya langsung berpikir tentang jumlah staf yang sekali bertugas di pelabuhan dan juga di Pos Pantau. Ternyata fasilitas komunikasi mereka SANGAT KURANG. Ada handy-talky atau HT, namun hanya dua unit, padahal staf yang bertugas di sana empat orang. Ya, kuranglah. Alat komunikasi itu sangat kurang.

    Paling tidak harus ada empat unit HT untuk digunakan di lapangan atau pelabuhan yang jangkauan pemantauan sangat luas. Kalau ada alat, pekerjaan akan efektif dan efisien. Tidak ada cara lain. Fasilitas harus diadakan dan ditingkatkan. Bahkan HT itu harus enam unit agar ada cadangan yang senantiasa siaga. Saya selalu consern pada fasilitas atau alat, sehingga tugas-tugas karantina bisa lancar di lapangan.

    Untuk itu saya sudah perintahkan kepada kepala Balai Karantina Cilegon agar segera bersurat ke Kantor Pusat  agar resmi pengadaannya. Hal itu harus segera untuk memenuhi kebutuhan kerja untuk memaksimalkan tugas mereka di lapangan. Artinya, antara sesama petugas kalau ada yang harus segera dikomunikasikan di lapangan tidak akan terkendala.

Di Hening Larut Malam

     Sekarang kita semua masih bekerja hingga selarut malam begini untuk mengecek dan melihat Pos Pantau di Pelabuhan Merak. Kita memastikan lalulintas barang yang masuk dari Pulau Sumatera. Begitu pun yang berangkat dari Pulau Jawa ke daerah Sumatera kita harus pastikan barang apa diangkut. Sehatkah? Membawa penyakitkah? Atau tidak.

   Hanya melalui pemeriksaan sajalah hal itu bisa dipastikan. Oleh sebab itu harus rajin memeriksa. Petugas jangan berpangku tangan atau menjalankan game di telepon genggamnya. Jangan. Nanti akan ada punishment bagi para pemalas. Tetapi, saya lihat dan instinct saya berkata staf saya rajin. Mereka profesional. Sama dengan slogan kami, yaitu KARANTINA PERTANIAN: ProfesionalTangguhTerpercaya. Atau PERTANIAN: Maju-Mandiri-Moderen.

      Tentunya barang-barang pertanian harus sehat. Kondisi baik. Bukan saja karena saat ini Bulan Ramadhan, dimana bahan makanan berupa daging, buah dan sayur-mayur harus sehat dan menyehatkan. Di hari-hari biasa juga pengawasan tidak boleh kendur. Kenapa gerangan? Sebab, di ramadhan ini banyak pihak berspekulasi. Coba-coba menyalahi aturan untuk meraih untung pribadi. Contohnya, daging celeng yang dibawa dari Provinsi Jambi atau Provinsi Sumatera Barat atau dari daerah lain untuk dijual ke pasar tradisional di Pulau Jawa. Atau dioplos dengan daging sapi agar tersamar.

    Itu tidak boleh. Itu harus diawasi dengan ketat. Nah, saya melihat aktivitas di lapangan  bagaimana petugas atau tim saya memeriksa dan memastikan semuanya sehat. Begitu pun para staf yang ada di kantor. Semua siaga untuk memastikan kepada mitra-mitra kita bahwa barang yang berangkat ke daerah Sumatera sehat. Barang yang dibawa ke Pulau Jawa sehat. Itulah karantina. Petugas kita yang berjaga di lapangan semuanya senang dan dalam kondisi sehat juga.

   Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 21/2019 tentang Kekarantinaan Hewan, Ikan  dan Tumbuhan diamanatkan bahwa semua media pembawa produk pertanian harus dilaporkan kepada petugas karantina apabila dilalu-lintaskan antararea, seperti masuk dan keluar barang di wilayah kita harus dilaporkan ke pihak karantina. Dan tentu kami juga menyampaikan apresiasi kepada  masyarakat dan pengguna jasa, seperti supir-supir yang membawa produk pertanian selalu mengingat untuk melapor kepada petugas karantina. Sebab, perbuatan atau perilaku demikian sesuai dengan undang-undang. Dan hal itu adalah untuk dan demi kemaslahatan masyarakat.

       Petugas kita bekerja 24 jam dalam sehari. Pejabat karantina juga bertugas 24 jam dan 7 hari bekerja di lapangan. Pesan saya kepada pejabat karantina yang berada di lapangan khususnya yang berada di Pelabuhan Penyeberangan Merak ke Bakauheni yang ada di Lampung  serta daerah yang lainnya, mari semuanya tingkatkan pengawasan di lalu-lintas media pembawa penyakit atau hama.

    Atau barang-barang pertanian untuk dikonsumsi tentunya semua dokumen karantinanya diperiksa apakah sudah lengkap  dan sehat. Sebab,  bagaimanapun distribusi pangan kita dari satu daerah sentra  ke daerah lain  pastilah terjadi di 34 provinsi yang ada di Indonesia ini. Jadi,  jangan khawatir kalau barang yang datang dari Pulau Jawa  ke Pulau Sumatera  atau ke daerah lainnya SUDAH SEHAT TANPA PENYAKIT TANPA HAMA, kami memastikan semua produk itu bisa dibawa atau aman diseberangkan antarpulau.

     Contohnya, daging  sapi juga kentang goreng beku yang tadi akan diberangkatkan ke Pulau Sumatera termasuk ulat kepompong setelah diperiksa memang suratnya sesuai dan lengkap. Tentu clearance semacam itu bisa berlangsung karena ada peranan atau kegiatan kekarantinaan di Pelabuhan Merak ini.

       Sedemikian rupa, sebagai pemimpin di unit kerja kekarantinaan di Kementerian Pertanian saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat karantina dan tim yang bekerja di lapangan. Tetaplah semangat dan sehat  karena karantina itu harus profesional, pertanian maju mandiri  dan moderen. Dan…di malam yang sedingin itu (ini) ada bisikan bernada seruan dari staf: ahaa..ofcourse we shall salute and many tanks if our leader give no punish but reward and grace…! (….hormat ma hami tutu jala pasahat mauliate, molo so manguhum PANGULU alai pahala dohot pasu do na ro..!). Atau: tentulah kami menaruh hormat dan berterima kasih banyak  bilamana pemimpin kami tidak memberi hukuman, tetapi penghargaan dan berkat karunia. Semoga….! * sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang