Perlindungan Tanaman Sumut: Ada Tantangan La Nina, Kami Jaga Produksi Untuk Ketahanan Pangan
Thursday, 1st December, 2022 | 454 Views

 

SASARAN TANAM PADI untuk Sumatera Utara (Sumut) hingga periode Oktober 2022 mencapai 416.270 hektare (ha) yang diraih dari 13 kabupaten dan empat kota sentra tanaman padi. Target produksi pada hingga akhir tahun pada 2022 ini adalah 4.001 juta ton gabah kering panen (GKP).

            Pernyataan tentang sasaran tersebut disempaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman dan Hortikultura, Provinsi Sumut Marino, SP,MM kepada  Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya di Medan, belum lama berselang.

    Kawasan tenaman padi tersebut adalah Kapupaten Asahan seluas 17.622 ha, Kota Tanjung Balai 144 ha, Labuhan Batu seluas 24.014 ha, Labuhan Batu Selatan seluas 456 ha, Labuhan Batu Utara seluas 22.517 ha dan Toba seluas 24.867 ha. Selanjutnya Kabupaten Deli Serdang seluas 85.575 he, Serdang Bedagai seluas 68.658 ha, Batubara seluas 31.876 ha, Kota Tebing Tinggi seluas 506 ha, Kota Medan seluas 1.834 ha dan Kota Binjai seluas 2.974 ha. Menyusul kemudian Kabupaten Dairi seluas 17.077 ha, Karo seluas 28.378 ha, Langkat seluas 59.006 ha, Humbang Hasundutan seluas 26.115 ha  dan Pakpak Bharat seluas 4.652 ha. Seluruhnya seluas 416.270 ha.

   Menurut Marino, sasaran produksi Provinsi Sumut untuk tanaman pangan sepanjang 2022 ini meliputi komoditas jagung sebanyak 1,9 juta ton, ubi kayu sebanyak 1.129 juta ton dan ubi jalar sebanyak 90.525 ton. Kemudian komoditas kedelai sebanyak 7.100 ton, kacang tanah sebanyak 6.153 ton dan kacang tanah sebanyak 2.974 ton. Untuk komoditas padi diproyeksikan sebanyak 4.001 juta ton.

  “Upaya untuk mencapai produksi tanaman pangan tersebut adalah dengan meningkatkan produksi serta meningkatkan indeks pertanaman atau IP serta menambah areal pertanaman baru. Bahkan kami juga berupaya keras untuk meminimalkan kehilangan hasil akibat gangguan organisme pengganggu tanaman pangan serta meminimalkan kehilangan hasil pascapenen,” demikian Marino.

Perlindungan Tanaman Pangan

    Lebih lanjut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Tanaman dan Hortikultura, Provinsi Sumut Marino, pihaknya telah membentuk Brigade La Nina di Provinsi Sumut. Untuk mengantisipasi La Nina (Spanyol: anak perempuan), fenomena musim hujan berkepanjangan, sumber daya manusia (SDM) yang disiapkan mencapai 192 petugas brigade dengan sarana sebanyak 164 unit pompa air.

    Disebutkan pula bahwa brigade La Nina itu adalah Wilayah Medan yang meliputi Kota Medan, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat. Brigade Wilayah Deli Serdang meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi. Brigade Wilayah Asahan meliputi Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

   Brigade Wilayah Simalungun meliputi Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Humbang). Kemudian Brigade Wilayah Tapanuli Selatan meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kabupaten Padang Lawas. Untuk Brigade Wilayah Sibolga meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kepulauan Nias yang mencakup Kota Gunung Sitoli, Kapupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara.

Brigade Organisme Penggangu Tanama (OPT)

   Marino mengungkapkan bahwa khusus Brigade OPT telah disiapkan bahan pengendalian di gudang-gudang brigade, yaitu berupa pestisida. Total seluruh pestisida yang disiapkan itu mencapai 7.156 liter. Bahan Pengendali Tanaman (BPT) di Brigade OPT Tapanuli Selatan mencapai 663 liter, di Brigade OPT Deli Serdang sebanyak 3.531 liter, di Brigade OPT Simalungun sebanyak 552 liter dan di Brigade OPT Sibolga (Tapanuli Tengah) sebanyak 924 liter. Selanjutnya di Brigade OPT Asahan mencapai 327 liter dan di Brigade OPT Medan mencapai 3.781 liter.

  “Volume bahan pengendalian OPT tersebut kami pastikan telah mecukup kebutuhan. Sebab, kami telah perhitungkan secara maksimal dengan melihat kondisi yang ada di lapangan. Kami optimis bahwa OPT tersebut bisa kami tangani dan kami bisa mempertahankan produksi yang menjadi sasaran untuk menjaga ketahanan pangan,” kata Marino sembari menambahkan bahwa hingga saat ini petugas pengendali OPT di Provinsi Sumut masih kurang sebanyak 288 orang. *sembada/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang