Maret 2023 Petani Cianjur Akan Usai Panen Segera Olah Seluas 3.095 Ha Lahan Untuk Tanam Padi Lagi
Sunday, 19th March, 2023 | 431 Views

PADA MINGGU TERAKHIR Maret ini semua lahan panen akan usai. Para petani telah mempersiapkan lahan untuk diolah dan ditanami lagi. Khusus di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Pertanian Cilaku yang membina tiga kecamatan dengan jumlah 39 desa, kini para petani telah mempersiapkan benih.

     Menurut Kepala UPTD Pelayanan Pertanian Cilaku Wartini,SP,MP, luasan pertanaman mendatang dengan indeks pertanaman tiga kali (IP-3) adalah 1.335 hektare (ha) dan IP-2 seluas 1.760 ha. Untuk IP-1 yang luasnya hanya 142 ha akan ditanami palawija. Luas pertanaman padi untuk musim tanam April-September (Ap-Sept) adalah 3.095 ha.

    “Di UPTD Pelayanan Pertanian  Cilaku ada tiga kecamatan binaan, yaitu Cianjur yang terdiri dari 11 desa, Cilaku 10 desa dan Cibeber 18 desa. Semua telah siap dan telah dilaksanakan koordinasi oleh para petugas penyuluh lapangan (PPL),” ungkap Kepala UPTD Pelayanan Pertanian Cilaku Wartini,SP,MP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya di Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini. Ia didampingi Koordinator Penyuluh Kecamatan Cibeber Asep Syarifudin,SP.

    Wartni menyebutkan bahwa sumber daya manusia (SDM) di Kecamatan Cibeber ada tujuh penyuluh (PPL) dengan didampingi seorang Koordinator Penyuluh, yaitu Asep Syarifudin,SP. Sementara SDM di Kecamatan Cianjur PPL ada enam PPL dengan pendamping seorang Koordinator Penyuluh, yaitu Neneng Suhartini dan seorang petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), sedangkan di Kecamatan Cilaku ada tujuh PPL dan seorang petugas POPT.

   Wilayah Cibeber adalah penghasil padi penting di Kabupaten Cianjur karena dialiri irigasi teknis dari Irigasi Cikondang seluas 1.335 ha dengan pelaksanaan pertanaman tiga kali dalam setahun dan seluas 1.760 ha dengan pertanaman dua kali dalam setahun. Adapun padi yang disukai para petani adalah varietas Inbrida Padi Irigasi (Inpari)-32, Inpari-42 dan varietas setempat yang lazim dikenal petani dengan nama Arjuna atau nama lain Juhri, yaitu padi panen 70 hari (Juhri).

    “Untuk varietas Cibeber yang berumur genjah disebut-sebut Juhri atau dalam 70 hari sudah bisa dipanen. Namun, produktivitas varietas daerah ini sangat rendah dibandingkan dengan varietas unggul baru atau VUB, seperti Inpari-32. Kendati demikian, Arjuni Juhri itu sangat tahan hama dan penyakit,” demikian Wartini.

   Secara umum, menurut Wartini, profitas di wilayah Cianjur kalau untuk demonstration plot (demplot) yang memang mendapatkan perlakuan khusus dengan menggunakan pupuk organik cair phonska atau dikenal petani sebagai pupuk OCA phonska sebanyak 5 liter per ha. Pertambahan produksi dengan tiga kali pemakaian pupuk OCA phonska adalah rata-rata 7,6 ton per ha.

    Tetapi, secara rata-rata panen pada Maret yang lalu hanya sekitar 4 ton per ha sebagai pengendali atau controle agak rendah karena tidak mendapatkan perlakuan khusus. Setelah mendapat pupuk baru yang mengandung unsur hara majemuk natrium posfat dan kalium (NPK) itu ada peningkatan produk panen sebanyak 1 ton per ha.

   Wartini menambahkan, di beberapa desa dari 6 ton menjadi 6,4 ton per ha. Pemberian pada tanaman sebanyak tiga kali pada saat umur padi 30 hari, 45 hari  dan 60 hari. Dengan demikian, pada pertanaman kedua di April mendatang para petani akan menggunakan pupuk baru itu sejak awal dengan harapan agar pada saat panen bisa mendapat hasil maksimal. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang