Isi Cadangan Beras Hingga Desember 2022, DIY Sanggupi 10.000 Ton
Tuesday, 15th November, 2022 | 429 Views

KONDISI PANGAN UNTUK level Provinsi Daerah Istimewa dan  nasional saat ini bisa dikatakan relatif aman. Kendati demikian, perlu dicermati bersama mengenai stok yang ada di gudang Perum Bulog. Sebab, ukuran pengendalian yang dipakai pemerintah menyangkut ketersediaan pangan adalah kekosongan atau keterisian gudang milik Perum Bulog itu.

    Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Fakultas Ekonomi Univesrsitas Gadjah Mada (UGM) Dr Jangkung Handoyo pada diskusi secara zoom oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo (DIY) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerin Pertanian di Aula Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluhan Kabupaten Kulon Progo di Wates, DIY, belum lama berselang.

     Menurut Jangkung Handoyo, memang ketersediaan cadangan  yang ada di gudang Perum Bulog menjadi suatu aspek penting ketika kita mendiskusikan kebijakan terutama di bidang harga. Sebab, harga itu akan berdampak langsung bagi produsen maupun bagi konsumen. Kalau harganya tinggi sekali dipastikan saat tertentu harga tersebut akan turun kendati tidak ada permufakatan atau pengaturan secara khusus.

   “Tentu idealnya adalah kita cukup stok karena produksi yang dihasilkan biasanya tidak mencukupi untuk konsumsi masyarakat. Nah, kalau kaitannya dengan Yogya selama ini yang saya amati memang harga masih stabil. Dan kita berupaya mencegah kenaikan harga itu paling tidak hingga akhir tahun agar tetap stabil. Semua pihak harus bersemangat mengawal itu,” ungkap Handoyo.

DIY Surplus Beras Siap Mengisi Gudang Bulog

   Pada saat bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Sugeng Haryanto membeberkan bahwa kondisi penyediaan pangan Provinsi DIY saat ini surplus beras mencapai 100 persen. Dengan demikian, hingga Desember 2022 mendatang stok beras masih aman, dimana angka di penggilingan hingga penghujung minggu pertama November stok beras masih 1.500 ton.

   “Jadi, kalau bicara untuk 2 bulan ke depan atau hingga Desember 10.000 ton itu sudah mencukupi dan siap dilakukan penandatangan kesanggupan dengan pihak Perum Bulog,” Haryanto meyakinkan.

   Menanggapi hal itu Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan bahwa apabila para petani yang mengusahakan penggilingan telah siap untuk mengisi gudang Perum Bulog, bisa langsung menandatangani kesepakan berapa volume yang akan dikirim ke gudang milik Perum Bulog itu.

   “Sebab, intinya adalah ketersediaan beras di penggilangan di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY ini. Provinsi Jawa Barat sudah aman hingga Desember 2022 mendatang. Soal harga tentu bisa dirembug atau disepakati secara langung dengan pihak Pimpinan Wilayah Perum Bulog yang juga hadir di Wates ini,” Suwandi menjelaskan di hadapan puluhan pelaku penggilingan dari Jawa Tengah dan DIY di Gedung UPT Penyuluhan Wates, Yogyakarta.

Harga 9.700 Rupiah Per Kg Disepakati

  Sebelum menandatangani kesepakatan yang akan disampaikan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, para petani pengelola penggilingan besar, sedang dan kecil telah menerima penawaran harga dari pihak Perum Bulog senilai 9.700 rupiah per kilogram (kg). Harga tersebut sudah masuk ke gudang Perum Bulog. Adapun spesifikasinya adalah kadar air beras harus 14 persen dan patahan 8 persen. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang