Dengan Pot Berkebun Sayur dan Buah Di Lahan Sempit
Monday, 13th July, 2015 | 1097 Views

 

perkebunan1

BUKAN mengikuti para pemeo dengan ungkapan tiada batang akar pun jadi bila pihak Dinas Kelautan, Pertanian dan Tanaman Pangan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta milirik pertanian di lahan sempit termasuk di pekarangan. Kini selesai sudah dikaji pertanian lahan sempit dengan pola tanaman buah dalam pot (Tabulampot), aeroponik, hidroponik dan vertikultur.

Berhasil mengembangkan pola minaponik untuk ikan, hidroponik serta tanaman obat di lahan sempit atau pekarangan telah memacu pihak pemerintah setempat memperluas pola berkebun tabulampot. Tujuannya tentu bukan untuk berdangan atau komersil, tetapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Berkebun di lahan sempit itu menggunakan pipa paralon, plastik dan pot serta alat yang lain. Ini juga bisa dikembangkan jadi pola berkebun organik karena masyarakat bisa menggunakan pupuk kompos yang tersedia di sekitar rumah.

Peluang Tabulampot di DKI Jakarta yang cukup luas karena memiliki lima wilayah—satu kabupaten dan lima kota, yaitu Kabupaten Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakata Barat dan Jakarta Utara. Para pemangku kepentingan administatif, seperti suku dinas kelautan dan pertanian, para camat, lurah dan seksi pertanian di lima wilayah itu telah bersiap melaksanakan pola berkebun seperti itu.

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi DKI Jakarta Darjamuni mengatakan bahwa jajarannya di seksi pertanian kecamatan dan kelurahan sudah menggalang kerjasama dengan para ketua rukun warga (RW) maupun rukun tetangga dengan masyarakat melalui perkumpulan warga atau komunitas untuk mengembangkan perkebunan di lahan sempit itu. *

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang