Dengan Mani Membangun Negeri: Realisasi BIB Lembang Lampaui Target Produksi dan Uang
Monday, 7th December, 2020 | 1099 Views

KENDATI TIDAK TERBILANG fantastis saat pandemi korona sekarang, ternyata Dengan Mani Membangun Negeri realisasi target produksi dan pemasukan uang PNBP telah terlampaui. Terhitung 30 November 2020 produksi mani beku Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat mencapai 2,43 juta dosis atau 105,7 persen dari target 2,3 juta dosis. Distribusi mani beku mencapai 2,3 juta dosis atau 121,6 persen dari target 2,2 juta dosis. Hingga 30 November 2020 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah 13,65 miliar rupiah atau sebesar 92,9 persen dari target 14,7 miliar dan diproyeksikan hingga akhir tahun 31 Desember diraih sebesar 15,25 miliar rupiah.

    “Pada 2020 BIB Lembang di Kayu Ambon ini telah melebihi target yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Keuangan. Itu dari sisi produksi straw atau semen atau mani ternak sapi maupun dari distribusinya. Namun, capaian itu juga ditambah dari sisi penerimaan keseluruhan yang ditentukan pemerintah,” demikian Drh Tri Hasri, Kepala BIB Kayu Ambon, Lembang, Jawa Barat kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Lembang, baru-baru ini.

    Menurut Harsi, kalau proyeksi untuk 2021 mendatang pasti ada kenaikan dari target yang ditentukan. Sebab, hampir setiap tahun itu selalu ada kenaikan yang kalau dipersentasekan sekitar 10 persen. Tetapi, kalau untuk produksi sekitar 5 persen saja. Kalau dipertanyakan kenapa tidak bisa hingga 20 persen kenaikannya, memang harapan pihak manajemen BIB Lembang seperti itu.

   “Namun, kendalanya mungkin karena kami tidak mau langsung menargetkan 20 persen itu. Sebetulnya kami sudah berkeinginan ke tingkat 20 persen, tetapi untuk memproduksi semen atau mani beku diperlukan sapi pejantan yang benar-benar yang mempunyai kualifikasi yang memenuhi syarat khusus. Juga jumlah sapi dan umurnya,” Tri Hasri menambahkan, di kantornya baru-baru ini. Ia didampingi oleh Drh Ida Zahidah Irfan,MSi, Kepala Bagian Tata Usaha BIB Lembang.

     Tri Hasri menyebutkan bahwa saat ini ada ternak sapi kategori unggul baru, yaitu Belgian Blue yang jumlahnya tiga ekor. Semuanya pejantan. Nah, sapi yang baru berumur 3 tahun 10 bulan berbobot 815 kilogram (kg) itu baru 6 bulan ke depan produksi mani atau spermanya bagus atau maksimal. Itulah kondisi yang bisa dikatakan tantangan kenapa target 2021 itu belum mencapai 20 persen.

      Saat ini, katanya, jumlah populasi sapi pejantan di BIB Lembang baru 194 ekor dengan realisasi produksi mani beku mencapai 2,43 juta dosis. Jumlah produksi ini jauh melampaui sasaran atau target pemerintah sebanyak 2,3 juta dosis. Bahkan sangat jauh melebihi target pada Dana Isian Pelaksanaan Anggaran atau DIPA 2020 sebanyak 1,94 juta dosis.

      Disebutkan pula bahwa pada 2019 maupun 2020 distribusi mani beka meliputi 32 provinsi di Indonesia. Namun, 10 provinsi terbanyak  yang menerima mani beku adalah Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lainnya adalah Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.

     Jadi? Untuk capaian saja, menurut Tri Hasri, pihak BIB Lembang bergembira karena sasaran yang ditetapkan pemerintah yang menjadi beban bagi manajemen BIB Lembang bisa terpenuhi. Hal itu merupakan kerja keras dan kerjasama para stake holders dan para staf BIB Lembang sepanjang tahun. Sebab, walaupun ada pandemi korona yang dampaknya bersinggungan dengan kinerja, tetapi sasaran bisa tercapai.

     “Hal itu bukan kerja seseorang, tetapi oleh tim. Itu pun didukung oleh sarana dan prasarana yang dimanfaatkan secara maksimal,” demikian Tri Hasri seraya menambahkan bahwa ke depan semua perangkat yang ada akan dioptimalkan pemanfaatannya.

Tantangan Penyediaan Pakan dan Kandang

        Ke depan pihak Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dipastikan menghadapi tantangan sekaligus hambatan yang cukup berarti. Saat ini lahan yang dimiliki hanya seluas 19,5 hektare (ha). Memang pihak BIB Lembang baru mendapat lahan seluas 1,4 ha yang baru diberi, sehingga lahan yang tersedia menjadi 22 ha. Lahan ini tetap masih kurang terutama pada saat musim kemarau, dimana urusan pakan akan terkendala.

       “Dari luasan itu yang dipakai sekarang untuk kandang hanya untuk 207 ekor ternak. Sementara populasi  yang ada adalah 194  ekor,” ungkap Tri sembari menambahkan apabila ada tambahan lahan dan bisa menambah kandang, sehingga capai produksi mani beku dan pendapatan keseluruhan mungkin bisa hingga 20 persen yang diharapkan tersebut.

      Tri Hasri bercerita, pengertian Inseminasi Buatan (IB) suatu teknik memasukkan mani/semen ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat (aseptor) supaya dapat membuahi sel telur. Untuk memasukkannya digunakan alat inseminasi untuk tujuan agar ternak bunting. Sementara pengertian mani atau semen adalah spermatozoa dan plasma seminalis yang berasal dari pejantan sehat dan dapat digunakan untuk proses pembuahan.

Bimbingan Teknis, TUK dan Magang

   Pada 2020 ini pihak BIB Lembang mengadakan bimbingan teknis (Bimtek) Manajemen Inseminasi Buatan yang diikuti sebanyak 43 peserta terdiri dari 14 inseminator, Pemeriksa Kebuntingan sapi 21 orang dan Asisten Teknis Reproduksi (ATR) sebanyak delapan orang. Jumlah peserta pada 2020 itu jauh lebih sedikit dibandingkan pelaksanaan pada 2019 sebanyak 347 peserta  terdiri dari 79 inseminator, Pemeriksa Kebuntingan 177 orang dan 88 orang pengelola semen beku.

     Terkait dengan pengujian mutu semen, pihak BIB Lembang juga menerima mani dari pihak swasta. Misalnya, pihak BIB Lembang melakukan pemeriksaan semen beku dari importir maupun dari pihak peternakan swasta dan juga dari dinas peternakan daerah. Dari pihak korporasi, misalnya CV Larissa, PT Agro dan PT UPBS yang memproduksi susu merek komersil.

    Menurut Ida Zahidah Irfan, kini ruang lingkup program BIB Lembang sudah sembilan, yaitu Penjualan Mani Beku, Pelayanan Purna Jual, seperti konsultasi IB dan pengujian produk. Lainnya adalah bimbingan Teknis  (Bimtek) meliputi sertifikasi bimtek profesional dan Jasa Pengujian Mutu Semen serta Wisata Pendidikan. Juga ada Layanan Aset Balai, Pelayanan Penelitian, Magang dan Pelatihan Kerja Lapangan (PKL), Penyediaan Konsultasi, Nara Sumber, Instruktur, Juri Kontes dan Asesor Kompetensi serta Tempat Uji Kompetensi atau TUK.

   “Bimbingan teknis atau Bimtek meliputi inseminator, pemeriksa kebuntingan, asisten teknis reproduksi, IB domba/kambing serta penanganan mani beku. Selain Bimtek, ada juga Pemagangan dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang bisa diikuti oleh umum dari seluruh Indonesia,” ungkap Ida.

    Menyinggung pemanfaatan mani atau semen beku, menurut Ida, untuk purna jual terbatas waktu. Ketika dikirim ke daerah harus langsung dibuka dan langsung diberikan nitrogen atau N2 cair agar kualitasnya tetap terjamin. Untuk pengiriman harus terhindar dari benturan atau guncangan kuat terhadap kotak (container) saat pengangkutan dan bongkar. Artinya, wadahnya tidak boleh terbalik maupun terbalik dan terbanting.

    Penjualan mani beku saat ini berupa paket, yaitu Paket UNSEXING dan SEXING sampai 5.000 dosis dan Paket Pembelian di atas 5.000 dosis. Contohnya, paket unsexing (mani yang spermatozoa belum dipisah mani beku sapi Frisian Holstein grade A adalah 8.000 rupiah per dosis, grade B seharga 7.000 rupiah per dosis. Untuk sapi potong seharga 7.000 rupiah per dosis.

    “Dan untuk paket sexing dimana spermatozoa x dan y telah dipisahkan mani beku Frisian Holstein grade A adalah 40.000 rupiah per dosis dan grade B adalah 36.000 rupiah per dosis,” Ida menambahkan.

    Ia juga menyebutkan bahwa Paket Pembelian 5.000 doses lebih, mani beku unsexing Frisian Holstein grade A adalah 7.200 rupiah per dosis, Frisian Holstein grade B adalah 6.300 rupiah per dosis dan mani beku sapi potong adalah 6.300 rupiah per dosis. Untuk mani beku sexing sapi Frisian Holstein grade A adalah 36.000 rupiah per dosis dan mani beku Frisian Holstein grade B adlah 32.400 rupiah per dosis. Untuk sapi potong adalah 32.400 rupiah per dosis. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang